Wednesday, September 11, 2019

[Review] Penyap


Judul : Penyap

Penulis : Sayyidatul Imamah

Penerbit : Storial.co Publishing

Tebal : 319 Halaman

"Jadilah sebagian orang yang berdiri tegar itu, Bro. Bertahan memang menyakitkan, tapi menyerah jauh lebih menyengsarakan."


BLURB

Bagi Leo Sebastian, hidup adalah lorong-lorong gelap berliku. Di dalamnya, ia tersaruk-saruk sendirian. Leo keliru. Di dalam kegelapan itu, ia bertemu Anasera. Gadis itu mengisi kekosongan yang selama ini menguasai Leo.

Bagi Anasera, hari esok adalah sebuah dinding tebal. Ia tidak bisa melihat apa pun di balik tembok itu. Namun, berkat Leo, Anasera mulai berani mengirimkan mimpi-mimpinya ke masa depan.

Sejak pertemuan mereka di rel kereta api saat itu, pelan-pelan cahaya mulai terkuak. Leo tersenyum dengan keyakinan bahwa hidup tidaklah sekosong itu dan bersama Leo, Anasera merasa hidupnya berharga. Namun, ketika mereka pikir semuanya akan baik-baik saja, sesuatu terjadi.

- - - - - - - - -

Anasera, seorang siswi yang sedang mengalami sakit yang membuatnya jadi anak yang mendapat perlakuan khusus, jarang masuk sekolah dan mendapat tatapan kasihan dari banyak orang. Hal ini membuat Anna membenci keadaannya sendiri, karena dia tidak suka diperlakukan seperti itu. Yang diinginkannya ya diperlakukan sesuai dengan kebanyakan orang lainnya, selain itu, dia juga sedih karena orangtuanya terus mengeluarkan uang untuk pengobatannya, sementara dia sendiri tidak merasa penyakitnya akan pergi atau menghilang, yang ada, penyakitnya seolah menggerogoti dirinya semakin dalam.
"Kalau begitu ini bahaya. Sirop itu bisa saja dilaporkan ke polisi, itu bisa merusak lidah seseorang, bisa membuat lidah mati rasa. Kamu harusnya membaca One of Us is Lying. Di buku itu, minyak kacang bisa membunuh orang. Jadi, sirop ini harusnya dikategorikan sesuatu yang harus dihindari. Orang-orang bisa terbunuh." — P. 27
Leo Sebastian, seorang siswa yang selalu dianggap pembuat onar, sering keluar masuk penjara, pengedar narkoba. Intinya, Leo anak bermasalah. Hal itulah yang membuatnya dijauhi semua orang di sekolah. Mereka tidak berniat untuk mencari gara-gara dengan Leo.

Hari itu, Leo dan Anna memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka di rel kereta api, mereka bertemu dan malah saling menyelamatkan satu sama lain. Anehnya, sejak saat itu, perlahan-lahan mereka malah semakin dekat, meskipun awalnya, Anna agak risih dengan hadirnya Leo, mengingat segala label yang diberikan oleh teman-teman sekolahnya. Lagian, buat apa mereka dekat? Bukannya habis ini Anna bakalan mati dan terlupakan?

Setelah mengenal Leo lebih jauh, nggak hanya label yang diberikan oleh teman-temannya di sekolah, tapi Anna juga mengenal latar belakang keluarga Leo, termasuk orangtuanya yang memperlakukan Leo dengan cara yang menyeramkan. Di sisi lain, Nora, kakak Anna juga memiliki masalah yang tidak diperhatikan orangtuanya karena mereka terlalu sibuk dengan Anna. Bagaimanakah ketiganya menyelesaikan masalah masing-masing?


Novel yang lagi-lagi bertema tentang kesehatan mental. Novel ini merupakan novel jebolan Storial.co, salah satu sarana semacam Wattpad gitu. Aku sempat membacanya waktu versi Storial.

Bercerita tentang seorang anak yang sudah bosan karena penyakitnya, seorang anak yang ingin diperhatikan orangtuanya, dan juga anak yang mendapat perlakuan buruk, baik di sekolah dan di rumah. Cukup memprihatinkan banget. Bener-bener kayak, "Gila ini! Masa iya kayak begini nggak ada yang nanganin?" Karena memang masalah yang mereka alami cukup rumit menurutku. Jadi Anna, Leo dan Nora nggak pernah mudah. Mereka mau share juga bingung, karena sudah ada cap dari masing-maisng orang, atau juga nggak mau dapet tatapan kasihan.

Baca novel ini jadi diajak lebih peka sama lingkungan sekitar, ada nggak sih orang di sekitar kita yang kayak begitu? Atau adakah dari mereka yang butuh bantuan kita? Terkadang mereka itu nggak perlu saran, cuma butuh telinga buat ngedengerin aja.

Untuk alur ceritanya sendiri, di awal itu sempat mundur, habis itu maju terus dengan POV Anna dan Leo bergantian. Jadi kita tau cerita dari dua sisi. Baik dari sisi Anna dan penyakitnya, dan juga Nora, serta Leo dan keluarganya. Lengkap gitu deh. Meskipun pas di awal aku masih agak bingung sama sudut pandang ceritanya, tapi pas jalan ke belakang udah bisa diikuti kok.


Quotable:
"Rumah yang memiliki arti tempat untuk pulang dan melepas kelelahan. Bukankah rumah seharusnya begitu?" — P. 62

"Benar kata Anna, tidak penting apa yang akan terjadi setelahnya. Apa yang penting adalah saat ini, detik ini. Karena hanya saat inilah yang kita miliki." — P.252

No comments:

Post a Comment