Friday, April 25, 2025

[REVIEW] Kresek Hitam

Kresek Hitam
Honey Dee
Laiqa
184 Halaman

"Kita memang nggak akan bisa mengatur orang lain agar melakukan hal yang tepat sama seperti yang kita inginkan, Ra. Hidup nggak bisa semudah itu. kekecewaan demi kekecewaan kepada orang yang kita pikir bisa kita sayangi itu wajar banget, Ra. Kakak juga merasakannya."


B L U R B

Maera pikir, masuk asrama rehabilitasi merupakan hukuman terbaik atas penebusan dosa-dosa masa lalunya. Ternyata, hukuman yang sesungguhnya didapat setelah dia keluar dari sana. Dia kehilangan saudara dan teman, di-DO dari kampus, dan yang jauh lebih buruk, tak lagi dipercaya kedua orangtuanya. 

Ketika Maera berusaha menata ulang kehidupannya, orang-orang yang dia harap bisa menolong malah berbalik menghancurkannya. Apakah beban yang terlampau berat ini mampu dihadapi Maera di usianya yang baru sembilan belas? Haruskah hidupnya berakhir bagaikan kresek hitam yang akan disingkirkan oleh keluarganya?

- - - - - - - -

Masuk di panti rehabilitas menjadi suatu pukulan untuk Maera. Apalagi ayah dan ibunya cukup dikenal sebagai dosen di salah satu kampus di Kalimantan, dan juga anggota partai. Masuknya Maera di panti rehab tentu aja jadi hal yang cukup memalukan. Sekembalinya Maera, dia mulai kehilangan arah, karena keluarganya nggak begitu welcome sama dia. tapi Maera kembali mengingat omongan Kak Sukma—pembimbingnya selama di rehabilitasi—bahwa ada kemungkinan untuk sulit diterima keluarga karena mereka kecewa.
"Kesalahan dan dosa orang lain bukan tanggung jawab kita. Tugas kita hanyalah berbuat baik pada siapa saja, termasuk orang yang jahatin kita. Siapa thau, kebaikan itulah yang akan menjadi amal kunci menuju surga. Paling tidak, kebaikan akan memberikan hati kita ketenangan." — P. 160
Maera masih berusaha menahan diri ketika semua anggota keluarganya masih menganggap kejadian kemarin itu adalah salah Maera, karena Maera terlalu bebas. Tapi bagaimana kalau ada perlakuan yang nggak mengenakkan dari saudara jauhnya, malah membuat Maera semakin dibenci orangtuanya? Ke mana Maera harus mencari bantuan?


Awalnya, aku mengira Maera ini pecandu karena sampai harus masuk ke panti rehabilitasi. Bagi sebagian orang, rehabilitasi bisa menjadi tempat terpuruk, atau menjadi kesempatan kedua untuk hidup yang lebih baik. Maera awalnya mengira panti rehab adalah neraka, semua orang yang melakukan hal negatif, ke sini semua. Tapi lambat laun, dia menyadari, bahwa panti rehab bisa membantunya menjadi pribadi yang lebih baik, punya pandangan dari sisi lain juga.

Mengangkat tema pelecehan seksual pada remaja yang sampai saat ini pun masih banyak korbannya. Dan sampai sekarang pun, korban pelecehan masih tetap jadi pihak yang salah. Entah karena bajunya, karena dianggap 'mengundang', dan masih banyak alasan lainnya. Padahal simpelnya ya karena pihak pelakunya nggak bisa menahan diri untuk nggak berbuat menyimpang, ini nggak terbatas untuk perempuan saja, karena pelecehan bisa terjadi sama laki-laki juga.

Baca Kresek Hitam ini bikin aku kembali mikir, kalo jadi cewek itu susah. Salah bener, kayaknya juga bakalan dinilai salah. Di kasus ini, Maera memang salah, hampir melakukan hal menyimpang, tapi ketika dia sudah kembali dan menjadi pribadi yang lebih baik, seharusnya anggota keluarganya juga membuka tangan. Nggak menyalahkan kalau ada yang masih kecewa, tapi setidaknya Maera menunjukkan kalau dia sudah berubah. Belum lagi saat dia dilecehkan, nggak ada yang percaya sama dia. Padahal dia sudah memberikan bukti. Gemes banget sama orangtuanya.

Kak Honey menulis Kresek Hitam dengan detail, aku suka sekali. Meskipun mengandung unsur agama, tapi nggak membuat kita yang baca jadi nggak nyaman. Malahan pelakunya juga salah satu orang yang cukup disegani di agamanya. Nggak hanya itu, kak Honey juga menjelaskan apa saja yang harus dilakukan ketika mendapatkan pelecehan seksual.

Kresek Hitam aku rekomendasikan banget untuk remaja dan juga orangtua. Dengan kemajuan jaman ini, harapanku sih orangtua nggak se'tertutup' atau sekolot dulu ya. Mau terbuka dengan fakta pelaku dan korban, bukannya malah membela pelaku. Pelecehan seksual tidak bisa dibenarkan, apapun alasannya. Tolong juga untuk lebih mendengarkan dari sisi korban. Nggak pernah ada yang mau dilecehkan.


From the book...
"Kita memang nggak akan bisa mengatur orang lain agar melakukan hal yang tepat sama seperti yang kita inginkan, Ra. Hidup nggak bisa semudah itu. kekecewaan demi kekecewaan kepada orang yang kita pikir bisa kita sayangi itu wajar banget, Ra. Kakak juga merasakannya." — P. 7

"Nggak, sih, Ra. Marah itu reaksi wajar kalau melihat kenyataan nggak seperti khayalanmu. Tapi marah itu juga bisa bikin hatimu sakit, Ra. Saat sakit hati, otak akan menilainya sebagai pengalaman negatif dan alam bawah sadar kamu bakal nyari cara buat jauhin mereka, penyebab rasa sakit itu." — P. 8

"Lebih baik kita menjaga kebersihan, Ra, daripada kita cape membersihkan. Belum tentu noda yang mengotori rumahmu itu bisa dibersihkan." — P. 42

"Rasa cinta itu asing, tapi menyenangkan. Bisa tertawa dan berlarian dengan teman itu menyenangkan. Bisa percaya dan dipercaya orang lain itu menyenangkan. Semua ini sangat baru untukku." — P. 137

"Nggak ada yang tahu gimana sakitnya korban perkosaan sampai dia merasakan sendiri. Nggak ada. Orang-orang yang menganggap remeh perkosaan, itu karena pikirannya sudah ditutup dengan pornografi dan hati mereka sudah mati, apalagi sampai menikahkan korban perkosaan dengan pelakunya. Itu kesintingan yang benar-benar nyata." — P. 149

"Kesalahan dan dosa orang lain bukan tanggung jawab kita. Tugas kita hanyalah berbuat baik pada siapa saja, termasuk orang yang jahatin kita. Siapa thau, kebaikan itulah yang akan menjadi amal kunci menuju surga. Paling tidak, kebaikan akan memberikan hati kita ketenangan." — P. 160

Wednesday, April 16, 2025

[REVIEW] Janji Matahari


Janji Matahari
Irma Syarief
Penerbit Cerita Kata
222  Halaman

"Seorang istri prajurit harus bisa menjaga muruah, harga diri, dan nama baik sang suami. Seperti halnya Frananda, kamu juga harus menyimpan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Kamu berbeda dengan perempuan biasa lainnya."


B L U R B

Seharusnya Sonia mendengarkan permintaan Frananda— berada di sisinya dan mendampinginya selama berada di tempat tugas baru. Bukankah ia sudah berulang kali mendengar bait-bait janji Mars Jalasenatri yang menggema di setiap pertemuan para istri prajurit TNI AL? Janji itu seharusnya tertanam kuat dalam hatinya.

Andaikan dia menuruti keinginan Frananda waktu itu, mungkin Sonia tak akan bertemu dengan seseorang dari masa lalu yang kini menjeratnya dalam lingkaran cinta tak berujung. Dia pun tak perlu repot menghadapi ucapan tajam Mama yang selalu mempermasalahkan perbedaan status Frananda dengan keluarga besar mereka.

Frananda telah menyulam janji, mengikat hati Sonia dengan ketulusan dan cinta. Seharusnya, Sonia bertahan, teguh sebagai istri prajurit, apa pun pangkat yang tersemat di seragam suaminya. Namun, kini pikirannya terpecah.

Haruskah Sonia menyusul Frananda dan berjuang meraih mimpi mereka, atau kembali kepada Ruben—lelaki yang didukung sepenuh hati oleh Mama dan kedua kakaknya?

- - - - - - - -

Menjadi pasangan seorang tentara tentu saja membanggakan. Kebanyakan orang pasti membanggakan, apalagi tentara termasuk salah satu orang 'berseragam' yang cukup dipertimbangkan banyak orang. Sebenarnya, Sonia tidak begitu peduli pada seragam atau pun profesi seseorang. Yang penting hatinya dan bagaimana orangnya, seperti Frananda.
"Cinta sejati itu bukan tentang tampan atau buruk rupa. Bukan pula tentang kulit hitam atau putih. Apalagi, kaya atau mikin. Bagiku, cinta sejati itu tentang hati yang bahagia, ketulusan jiwa, dan selalu menggenggam kerinduan tanpa pernah berpaling walaupun raga terpisah." —P. 152
Sebagai istri tentara, kehidupan Sonia tentu saja bisa berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain, mengikuti Frananda. Sayangnya, kali ini dia memilih untuk tetap tinggal di Bandung dan mengurusi toko rotinya yang masih baru berjalan beberapa waktu. 

Seharusnya semua berjalan dengan baik, sampai masa lalu Sonia kembali dan mulai menampakkan dirinya. Apakah Sonia akan berpaling? Mengingat mantannya ini adalah mantan terakhir dan terindahnya.



Pas terpilih menjadi salah satu pembaca Janji Matahari, aku cukup senang sih. Soalnya aku selalu tertarik sama dunia tentara. Sama seperti Frananda, menurutku, mereka keren banget! Di Surabaya, beberapa kali kalau pas tanggal merah yang agak panjang, ada beberapa tentara yang masih sekolah (CMIIW) kalo pas jalan pake seragam, badannya tegep gitu. Suka aja ngeliatnya.

Dari Janji Matahari, aku jadi banyak belajar ternyata kehidupan jadi istri seorang angkatan itu nggak mudah. Sering ditinggal, komunikasi bisa tersendat karena nggak tiap saat pegang hp. Belum lagi kalo dinas, nggak sehari dua hari. Duh, kayaknya kalo itu aku, nggak betah deh. Aku anaknya clingy banget soalnya.

Frananda-Sonia ini bener-bener panutan dan kuat banget. Meskipun Frananda nggak semapan yang diharapkan keluarganya, Sonia tetep berpegang teguh sama pendiriannya, apalagi mamanya suka nyindir Frananda. Sedih banget. Aku juga suka sama semangatnya Sonia yang selalu menggebu-gebu kalo udah ngurusin tokonya. Sementara Frananda ini tipe cowok softboy dan sangat menghormati orangtua. Biarpun dia dijulidin sama mertuanya, dia masih bersikap baik. Beruntung banget pokoknya Sonia sama Frananda ini. Malah kadang Frananda yang nyabar-nyabarin Sonia kalo mamanya udah mulai ngeselin.

Kisah Frananda-Sonia ini menurutku lumayan sering terjadi di kisah hidup beberapa pasangan. Mantan yang mendadak kembali, apalagi ngisengin kehidupan rumah tangga bisa dibilang sering kita temukan kan? Kunci di sini komunikasi. Sonia menurutku keren banget. Dia mau terbuka hal apapun sama suamiya. Termasuk ketika sang mantan dateng. Nggak banyak loh yang kayak begini, karena mikirnya pasti, "Ah cuma sekali ini." atau, "Yang penting nggak mengganggu yang gimina gitu, kok.". Padahal kan terbuka sama pasangan juga nggak masalah. Dari sisi Franandanya sendiri pun dia menjelaskan banyak bagaimana perasaannya, apa ketakutannya. Bener-bener saling mengerti itu enak banget guys.

Janji Matahari ini rekomen banget untuk pasangan muda atau mungkin yang mau menikah. Supaya kita dapet insight lain dari hubungan Frananda-Sonia. Duh, sayang sekali sama mereka berdua ini.


From the book...
"Seorang istri prajurit harus bisa menjaga muruah, harga diri, dan nama baik sang suami. Seperti halnya Frananda, kamu juga harus menyimpan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Kamu berbeda dengan perempuan biasa lainnya." — P. 34

"Baskoro atau baskara artinya matahari. Kamu tahu sifat matahati? Menerangi alam semesta tanpa pamrih dan tidak mengeluh pada Sang Pencipta. Matahari selalu istikamah, adil dalam memberi cahaya, dan hangatnya tanpa membedakan makhluk ciptaan Allah. Matahari memperlakukan manusia dengan baik, tanpa peduli orang itu baik atau jahat." — P. 112 to 113.

"Cinta memang misteri. Terkadang, logika tidak bisa dikejar dengan pikiran jika sudah menyangkut hal-hal yang sudah Tuhan gariskan." — P. 138

"Cinta sejati itu bukan tentang tampan atau buruk rupa. Bukan pula tentang kulit hitam atau putih. Apalagi, kaya atau mikin. Bagiku, cinta sejati itu tentang hati yang bahagia, ketulusan jiwa, dan selalu menggenggam kerinduan tanpa pernah berpaling walaupun raga terpisah." — P. 152