Thursday, December 11, 2025

[REVIEW] Gashale

Gashale
Herania
Elex Media Komputindo
272 Halaman

"Kalau ada yang gue pelajari dari semua ini, pengampunan lebih baik daripada mendam marah terus, lebih bikin tenang”


B L U R B

Asga: Head of Marketing, 28 tahun
Masha: Freelance Subtitle Translator, 27 tahun
Rale: Pemilik bengkel mobil merangkap mahasiswa, 28 tahun

Ketiganya adalah YouTuber terkenal yang memiliki kanal “Gashale”. Hubungan mereka spesial. Rale menganggap Masha adiknya, sebagai pengganti adik kandungnya yang sudah meninggal. Asga dan Masha adalah sahabat yang diam-diam saling memendam perasaan. Asga dan Rale menganggap satu sama lain sebagai saudara laki-laki yang tidak pernah mereka punya. Hidup mereka berjalan penuh keakraban dan keakuran.

Petaka dimulai saat Asga mulai mendekati Masha dan mendobrak batas persahabatan mereka. Perasaan mereka tidak lagi bisa terbendung. Keduanya menjalin kasih, tapi menyembunyikan hubungan mereka dari Rale karena lelaki itu sangat protektif terhadap Masha. Ternyata, Asga bukan sekadar laki-laki tampan yang punya karier mentereng. Masa lalu kelam mengikutinya sampai ke masa kini, dan Masha baru tahu perihal itu saat rahasia Asga terbongkar.

Kebenaran pahit merusak hubungan mereka dan melukai mereka bertiga sekaligus. Situasi semakin pelik saat masalah mereka bocor dan viral di media sosial. Apakah cinta yang Asga dan Masha rasakan cukup kuat sehingga dapat menyelamatkan hubungan mereka? Lalu, bisakah mereka bertiga kembali akrab seperti dulu lagi?

- - - - - - - - -

Berteman apalagi serumah dengan cowok, memang aneh. Tapi inilah yang dijalani oleh Asga, Masha, dan Rale. Walaupun punya kesibukan dengan pekerjaan utama mereka, tapi ketiganya masih tetap aktif menggarap kanal Youtube yang sudah dikenal kalangan luas. Kanal mereka tidak spesifik membahas satu hal saja, tapi juga berbagai topik yang sedang hangat, atau yang jadi keresahan mereka.
"Tahu nggak sih, gue dan jutaan orang lain pengin banget perasaannya dibalas orang yang kami sayang. Lo udah mendapatkan itu, tapi lo sia-siain semua cuma karena takut ngambil risiko." — P. 97
Masha dan Asga diam-diam menyimpan rasa terhadap satu sama lain. Bukan hal yang aneh, sayangnya Masha dan Asga juga harus menjaga perasaan Rale. Tidak mungkin keduanya menjalin hubungan secara terang-terangan. Hal ini bisa saja mengancam persahabatan mereka bertiga, dan berimbas ke kanal Youtube mereka.

Sayangnya, karena satu kesalahan, hubungan Masha-Asga ketahuan, dan menguak masa lalu Asga dan Rale. Masha yang berada di tengah-tengah, kebingungan, apa yang harus dilakukannya. Haruskah dia melanjutkan hubungannya dengan Asga, atau berusaha memberi penjelasan pada Rale?


Pernah denger kalau persahabatan antara cewek dan cowok adalah bullshit? Karena salah satunya akan jatuh cinta. Aku percaya ini sih, karena dulu aku pernah banget punya temen satu circle. Saking deketnya, dan carenya dia sama aku, akunya baper. Untung aku sadar, kalo dia tuh nggak mungkin suka sama aku lebih dari temen, jadi yaa.. cari cowok lain.

Sama halnya dengan Asga, Masha dan Rale, nggak mungkin murni berteman aja, pasti ada yang baper. Awalnya aku juga setuju sama Asga-Masha, kalo hubungan mereka harus disembunyikan, karena ngeliat Rale juga kayaknya kurang ikhlas kalo Masha punya pacar.  Jadi ya memang sebaiknya disembunyikan.

Latar belakang tiap tokohnya, bisa dibilang cukup pelik dan berhubungan dengan orangtua, atau cara pengasuhan orangtua. Dengan latar belakang yang cukup mirip inilah, mereka bertiga akhirnya bisa dekat satu sama lain. Selain itu, ternyata Rale secara tidak langsung, punya hubungan dengan Asga, dan hubungan mereka ini juga cukup rumit.

Kisah Gashale ini menarik banget, dengan sudut pandang setiap tokohnya, kita jadi tau bagaimana perasaan mereka, bagaimana kondisi mereka, belum lagi rahasia Asga yang membuatku penasaran karena sejak awal sudah disinggung, tapi nggak kunjung dijelasin. Jadi semangat banget untuk mencari tau apa masalah Asga sebenarnya. 

Dari Gashale juga banyak belajar bagaimana menjadi orangtua, hidup emang nggak selalu mulus, cobaan dalam hidup tuh ada, tapi jangan sampe anak jadi korbannya. Apalagi kalo tentang kasih sayang, jangan sampai kita nantinya kalau jadi orang tua pilih kasih. Hal itu bakalan membekas selamanya di hati anak. Dari luar emang bakalan keliatan sama aja, tapi dalem hati siapa yang tau?


From the book...
"Siapa bilang kesunyian itu menenangkan? Kesunyian bisa sangat memekakkan telinga, mengembuskan ketakutan, hingga perlahan mengikis kewarasan seseorang." — P. 10

"Gue tahu lo atlet membanggakan. Tapi nggak semuanya bisa lo menangkan, termasuk Masha. Kalau dia udah bilang nggak mau, ya dia nggak mau." — P. 51

"Kadang untuk bahagia kita perlu ngambil risiko." — P. 97

"Tahu nggak sih, gue dan jutaan orang lain pengin banget perasaannya dibalas orang yang kami sayang. Lo udah mendapatkan itu, tapi lo sia-siain semua cuma karena takut ngambil risiko." — P. 97

"Nggak, kok. Orangtua toksik macam orangtua kita memang seharusnya dihindari. Menurut gue, kit ahebat bisa menyelamatkan diri sendiri dan lepas dari racun yang mereka kasih. Nggak banyak orang yang punya kekuatan untuk itu." — P. 113

"Gue memang nggak pernah bikin orang meninggal, tapi gue pernah jadi orang tolol yang menyia-nyiakan orang yang gue sayang. Gue cuma bisa pesan supaya lo jangan sampai kayak gue." — P. 185

"Pak Fa bilang ke gue, hati itu nggak bisa dipaksain, perasaan datangnya suka nggak terduga. Kalian dekat banget selama ini, wajar kalau kalian sama-sama jatuh cinta. It's not a mistake. I should've seen it coming, but I didn't." — P. 259

"Kalau ada yang gue pelajari dari semua ini, pengampunan lebih baik daripada mendam marah terus, lebih bikin tenang. Apalagi kalian benar-benar udah kayak keluarga gue. Gue bakalan nyesel banget kalau nggak maafin kalian." — P. 260


Friday, November 28, 2025

[REVIEW] Pak Djoko


Pak Djoko
Arin. T
Elex Media
208 Halaman

"Nak, bukankah dahulu sudah pernah saya katakan kepadamu: percayalah kepada hatimu, maka kau pun akan senantiasa selamat.”


B L U R B

Aku dan adikku menghitung; setidaknya ada delapan sampai sembilan sosok ‘penghuni’ selain kami di rumah ini. ‘Mereka’ tak pernah jemu mengikuti kami, seolah hendak menyampaikan sesuatu tentang keluarga ini, yang semestinya sudah sejak lama kami ketahui. 

Tiga hari menduduki rumah baru, kakak-beradik Bintang dan Gilang diadang penampakan berbagai wujud ‘makhluk penunggu’, hampir setiap waktu di setiap penjuru. Tak hanya interaksi intens dengan para hantu, rumor tak menyenangkan yang beredar di kalangan warga sekitar mengenai wisma yang kini mereka tinggali kian mendesak Bintang untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi di `rumah nomor tujuh-tujuh` bertahun-tahun lalu—sesuatu yang kemudian menyadarkannya bahwa kedatangan mereka sekeluarga ke sana merupakan awal mula dari segala malapetaka. Terlebih, kala musibah mulai menimpa salah seorang anggota keluarganya. 

Mampukah Bintang menyelamatkan keluarganya dari belenggu teror alam astral sebelum jatuh tumbal?

- - - - - - - - -

Kehidupan Bintang bisa dibilang biasa saja. Tidak ada yang menarik selain kemampuannya yang bisa melihat hal lain yang tak kasat mata. Apalagi dengan cara hidup keluarganya yang nomaden, Bintang jadi sering sekali harus beradaptasi dengan suasana 'lingkungan' yang baru. Tapi nggak masalah, toh mereka juga nggak mengganggu Bintang dan keluarganya.
"Lagi pula, anak dengan weton Selasa Wage buruk peruntungannya. Dia akan menjadi beban bagi kita seumur hidupnya.” — P. 167
Ketika akhirnya Bintang dan keluarganya memiliki kesempatan untuk memiliki rumah sendiri, Bintang malah merasakan banyak sekali kejanggalan di rumah barunya. Mulai dari kompleks tempatnya tinggal yang cukup mewah—tidak sesuai dengan kondisi keuangan keluarga Bintang, beberapa penunggu yang muncul dan cukup membuat dia dan Gilang—adiknya, tidak nyaman. Anehnya, mereka seperti berusaha untuk mengatakan pada Bintang bahwa ada sesuatu yang disembunyikan di rumah itu.

Selain hawa-hawa yang tidak enak, gangguan yang terlalu sering, Bintang juga mendapati adik perempuannya sering sakit. Wah, udah tanda-tanda kalau ada yang aneh nggak sih?  Bisa nggak ya Bintang dan Gilang memecahkan masalah ini?


Novel Pak Djoko ini sudah sejak kemunculannya di toko buku, bikin aku pengen baca. Meskipun dari covernya aja kita udah tau ya, kalo ini adalah novel horor. 

Sejak awal membaca, kita sudah diajak untuk mengenal kehidupan keluarga Bintang yang serba mepet, bahkan untuk berangkat kuliah pun bergantian, atau salah satu dari mereka terkadang masih ikut membantu ibunya berjualan. Nggak ada yang aneh dan mengejutkan, sampai mereka bisa pindah ke rumah yang ada di dalem kompleks. Aku yang baca pun kebingungan, ya meskipun kadang ada aja jalannya seseorang untuk punya rumah ya. Tapi yang ini, too good to be true.

Bisa dibilang, Bintang itu tipe anak yang suka mengeksplor, termasuk dengan kemampuan yang dia punya. Waktu sampai, dia langsung bisa tau dan mulai mengenali siapa-siapa aja yang menghuni di rumah barunya, dan lokasi mahkluk halus itu sendiri. Sementara saudara-saudaranya ini nggak terlalu diceritakan, hanya diceritakan sesekali, nggak mendetail seperti Bintang.

Sebagai anak yang parnoan, selama baca tuh challenging banget buatku. Soalnya, penggambaran tentang mahkluk halus itu bener-bener detail dan aku tuh anak yang gampang buat bayangin sesuatu, jadinya makin parnoan gitu. Kak Arin berhasil menjelaskan dengan detil dan bikin kita takut-takut gitu pas bacanya. Apalagi pas di bagian Bintang menemukan bapaknya melakukan hal aneh. Duh, beneran deh, aku jadi takut pas keluar kamar malem-malem.

Menurutku, novel Pak Djoko ini nggak cuma ngebahas tentang hal supranatural dan mistis aja. Lebih kompleks, ya mirip dengan apa yang ada di kehidupan nyata, pesugihan untuk mendapatkan kekayaan, dibantu mahkluk halus untuk memecahkan sebuah masalah. Sebenernya hal-hal kayak gini tuh nyata, cuma mungkin jarang ada yang terungkap. Apalagi kalo ngebahas tumbal itu kan nggak melulu korbannya orang yang kita kenal, bisa aja bukan kita kenal, atau memang caranya cantik banget sampe kita mengira korbannya meninggal alami.