Sunday, September 21, 2025
Monday, September 8, 2025
[REVIEW] Bebas Tanggungan
Bebas TanggunganReytiaBhuana Sastra276 Halaman
“Jangan terlalu keras sama diri kamu juga, Saf. Tanggung jawab kamu saat ini memang besar, tapi bukan berarti kamu nggak berhak bahagia."
B L U R B
Katanya, kerja di e-commerce enak karena gajinya besar, tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi Safira yang harus merelakan lebih dari setengah gajinya untuk membayar utang keluarga dan biaya hidup adiknya. Capek karena harus berhemat, capek hati juga karena melihat teman-teman sekantor yang hidupnya sudah jauh lebih sejahtera. Safira ingin hidup bebas tanggungan!
Lalu, muncul ide cemerlang dari Marla, sahabat Safira. Kenapa nggak cari calon suami kaya, supaya hidup Safira ada yang nanggung? Akankah Safira mendapatkan kelegaan finansial yang ia harapkan atau hidupnya justru lebih rumit?
- - - - - - - - - - -
Memiliki pekerjaan dengan gaji besar tentu saja sangat membanggakan. Apalagi umur Safira masih muda, pasti menyenangkan sekali. Kenyataannya jelas berbeda, Safira harus merelakan sebagian besar gajinya untuk membayar utang keluarga dan biaya sekolah adiknya. Yang tersisa untuknya ya hanya cukup membiayai kebutuhannya sehari-hari. Tidak ada yang namanya membeli barang-barang yang tidak perlu. Dikit-dikit self reward seperti yang dilakukan kedua sahabatnya.
"Ya makanya, cari pacar. Short term win-nya, kalau jalan lo dibayarin makan atau nonton. Long term win-nya, kalau cocok, lo nikah. Hidup lo dibayarin dia. Spare duit lo jadi banyak, utang cepet beres. Lo cepet punya tabungan. Terus hidup bahagia selamanya, deh." — P. 31
Marla—salah satu sahabatnya, selalu menyuruhnya untuk mencari pacar yang kaya. Masalanya, gimana mau nyari pacar yang kaya, kalau kehidupan Safira aja diirit sebisa mungkin. Menjalin hubungan, bukannya akan menambah biayanya untuk makan di luar atau nonton bioskop? Kan mendingan disimpan! Tapi gimana kalau salah satu cowok cakep di kantornya mendekatinya? Apakah Safira akan membuka hati perlahan?
Waktu awal aku dapat gaji pertama, rasanya tuh seneng banget! Apalagi dulu gajinya udah di lumayan di atas UMR. Seneng banget, mulai agak boros dikit berkedok, "Dulu sama ortu nggak dibolehin beli!" dan tentu aja gampang kalap sama hal-hal lucu di e-commerce. Tapi ternyata, nggak semua orang sama kayak aku.
Safira nggak begitu, dia harus menyisihkan untuk bayar hutang yang ditinggalkan ayahnya, dan biaya kuliah adiknya. Yang didapatkan selama kerja ini kurasa hanya hikmahnya aja. Safira juga punya dua sahabat di kantor, ada Marla dan Eveline. Keduanya, terutama Marla, getol banget mencarikan Safira pacar dengan kriteria utama: harus kaya! Supaya safira sedikit terbantu, sedikit menikmati hidup. Sahabat yang cukup baik ya?
Membaca kisah Safira ini berasa kayak ngeliat temen sendiri, hidup emang nggak selamanya mudah, tapi masa iya cowok mapan adalah jawabannya. Menurutku sih enggak, belum tentu cowok ini juga peduli sebesar yang kita harapkan. Nah, pas Safira dikenalin sama salah satu anak kantornya yang cukup oke, aku langsung merasa cowok ini terlalu too good to be true. Memang ada cowok yang banyak action ketimbang ngomong, tapi ini terlalu mencurigakan. Waktu ditanyain keluarga, nggak begitu banyak cerita, ditanyain masa lalu, jawabannya agak ngambang.
Deket sama cowok itu menurutku perlu waktu yang cukup panjang, untuk bener-bener kenal dia luar dalam. Malahan lebih enak kalau awalnya dari temen, meskipun kalo udah begini ya mending tetep berteman aja. Kenapa perlu waktu yang cukup panjang? Soalnya mengulik sifat seseorang itu nggak gampang, nggak selamanya apa yang ditunjukin ke kita tuh sama kayak dia yang sebenarnya, bisa aja dia manipulatif, suka mukul atau suka bohong. Bener kata orang jaman dulu, bibit, bebet, bobotnya harus pas.
Persahabatan antara Eveline, Marla, dan Safira juga menyenangkan, mereka selalu ada satu sama lain, siap support satu sama lain. Meskipun sifatnya Marla ini agak ngeselin ya, karena dia anak yang terlahir di keluarga yang berkecukupan, dia jadi menganggap Safira selalu salah aja, kasian aja. Menurutku, sifat Marla ini ya normal sih. Aku sendiri juga kadang ngerasa temenku yang jadi sandwich gen ini kasian ya, harusnya kan mereka bersenang-senang juga, tapi aku lupa, kehidupan keluarganya juga nggak berada di garis yang sama kayak aku.
Nggak cuma tentang pencarian cowok dan persahabatan aja, tapi juga banyak membahas tentang keluarga. Awalnya, aku juga agak kesel sama kakaknya Safira, adiknya juga. Tapi setelah baca lebih dalam lagi, ternyata mereka ini butuh berkomunikasi, biar nggak salah paham terus. Biar semua uneg-uneg yang mau disampaikan, bisa tersampaikan dengan jelas.
Suka sekali dengan penyelesaian masalah Safira. Bener-bener semuanya butuh komunikasi, dan cari cowok mapan bukan solusi supaya nggak jadi sandwich generation. Hihi..
From the book...
"Ya makanya, cari pacar. Short term win-nya, kalau jalan lo dibayarin makan atau nonton. Long term win-nya, kalau cocok, lo nikah. Hidup lo dibayarin dia. Spare duit lo jadi banyak, utang cepet beres. Lo cepet punya tabungan. Terus hidup bahagia selamanya, deh." — P. 31
"Anyway, maksud gue, kejadi ini bisa kita jadikan pelajaran, kan? Jadi orangtua jangan nyusahin anak, harus punya perencanaan yang matang. Kalau ngutang harusnya bilang-bilang. Kalau nggak kan yang heboh sekeluarga." — P. 33
"Biar nggak decision fatigue. Capek mikir. Setiap hari kita harus ambil keputusan dalam pekerjaan. Sayang anget kalau kapasitas otak kita dihabisin buat mikir hal-hal remeh seperti mau pakai baju apa hari ini.” — P. 47
“Tapi menurutku, yang kamu lakukan itu hebat. Saat orang seumuran kamu sibuk dengan kesenangan mereka sendiri, kamu berkorban untuk keluarga. Orang-orang takut jadi sandwich generation, kamu malah menawarkan diri untuk nanggung utang Papa kamu." — P. 61
"Soal ikhlas ini memang ringan di lidah, seringkali berat di hati." — P. 78
"Lo sudah berusaha dengan baik. Yang lo lakukan itu memang nggak mudah. Menurut gue, lo keren banget." — P. 79
"Jangan lupa nabung, tapi jangan pelit-pelit amat sama diri sendiri juga." — P. 116
"Orangtua kita ngerawat kita sampai dewasa, mereka nggak pernah hitung-hitung pengorbanan ke kita. Terus saat orangtua kita nggak punya apa-apa lagi buat dikasih ke kita, kita mau kabur, gara-gara takut dibilang sapi perah keluarga?" — P. 125
"Dari awal garis start lo sama dia emang jauh beda. Dia plus, lo minus. Kalau lo mau ngejar dia, ya susah." — P. 127
"Lo juga, Mar, jangan kasian-kasian sama gue terus, dong. Nabung emang penting, tapi takdir gue lagi kayak gini mau diapain? Keluarga gue semua juga udah abis-abisan, masa gue lepas tanggung jawab? Lagian hidup gue juga nggak parah-parah amat, kok. Buktinya gue masih bisa traktir lo sama Eveline makan siang di sini." — P. 158
"Emang kondisi gue beda kayak orang-orang lain. But everyone has their own battle, right? Sometimes we just have to set the right comparrison. Jadi, biarkan gue lunasin utang bokap gue dengan tenang, tanpa harus bikin gue ngerasa sengsara ngejalaninnya. Nggak semua orang punya privilage kayak lo." — P. 158
"Jangan terlalu keras sama diri kamu juga, Saf. Tanggung jawab kamu saat ini memang besar, tapi bukan berarti kamu nggak berhak bahagia." — P. 166
Thursday, July 3, 2025
[REVIEW] Ghosting Writer
Ghosting WriterAya WidjajaGramedia Pustaka Utama312 Halaman
"Kita nggak bisa menyenangkan semua orang. Dan untuk meraih impian, mungkin harus ada yang dikorbankan supaya usaha kita nggak setengah-setengah.”
“Quality over quantity, Wil. Jauh lebih baik punya sedikit pembaca tapi setia ngikutin lo ke platform mana pun, mau ngasih lo feedback, rela ngeluarin effort demi baca tulisan lo, daripada punya banyak pembaca tapi nggak punya engagement lebih. Ayolah, belajar bersyukur dengan apa yang lo raih. Oke?” — P. 181
”Coba benchmarking. Baca cerita dia dulu, cari alasan apa yang bikin ceritanya digandrungi. Jangan cuma ngintipin halaman profil dia saja.” — P. 13”Karena apa pun yang lo lakukan, sumber semangatnya harus diri lo sendiri. Bukan orang lain. Menggantungkan motivasi pada manusia cuma bikin kecewa. Lo harus punya suara lo sendiri. It’s okay buat bilang enggak atau punya pendapat sendiri.” — 86”Gue nggak bilang lo nggak boleh terkenal atau dapet uang dari nulis, tapi jangan sampai kehilangan jati diri.” — P. 141”Lo boleh ambis, tapi lo nggak boleh lupa cara terbaik buat meraihnya adalah memperbaiki tulisan lo sendiri.” — P. 193”Itu lo ngerti. Isi hancur atau bungkus jelek itu biasanya salah orang lain. Bukan bermaksud nyalahin orang, tapi faktor dari luar memang penting pas pencarian jati diri kayak lo sekarang. Gue nggak punya pembelaan apakah bandel itu salah atau sah-sah saja, yang penting adalah bisa nggak kita keluar dari zona bandel dan jadi manusia bertanggungjawab?” — P. 244 to 245”Lo kebiasaan lebih peduli pendapat orang daripada diri lo sendiri, dan menggantungkan kesenangan nulis pada popularitas yang didapat karena apresiasi orang lain. Lo ngejauhin gue juga pasti karena omongan orang, kan?” — P. 264”Kita nggak bisa menyenangkan semua orang. Dan untuk meraih impian, mungkin harus ada yang dikorbankan supaya usaha kita nggak setengah-setengah.” — P. 294
Monday, June 9, 2025
[REVIEW] Life is Yours
Life is Yours, Hidup ini Milikmu, Bukan Milik Orang LainIpnu R. NoegrohoAnak Hebat Indonesia230 Halaman
“ Jadi mulai sekarang, bersikap adillah kepada dirimu sendiri. Kamu juga berhak bahagia. Jika bukan kamu sendiri yang membuatmu bahagia, maka tidak ada yang pernah bisa memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya kepadamu.”
“Ketahuilah bahwa bukan realitanya yang jahat, tapi ekspektasi tinggi yang membuat kita penat.” — P. 87
Wednesday, June 4, 2025
[REVIEW] Witching Hearts
Witching HeartsAdelina AyuBhuana Sastra368 Halaman
"Gue tahu lo sayang banget sama Shaien. Tapi, rasa sayang dan cinta itu nggak cuma hadir saat lo lagi merjuangin hubungan lo ke seseorang biar kalian tetap bersama. Terkadang, saking sayangnya lo sama seseorang, lo pun ikhlas memilih pilihan yang paling tepat untuk menyayangi orang itu, yaitu dengan ngelepasin dia.”
“ Perasaan orang kan nggak sesimpel satu tambah satu sama dengan dua, Ryl. Kadang satu tambah satu sama dengan lima. Mungkin, itu yang ada di kepala Andra. Hanya karena dia dan Shaien nggak jadian, bukan berarti dia bakal segampang itu ngizinin orang lain buat ‘ngancam’ rumah tangga mereka.” — P. 136
“Berapa banyak makanan yang lo lewatin cuma karena takut atau jijik, tanpa tau kalau hal itu bisa aja hadi pengalaman terseru seumur hidup lo? Kalau gue anaknya suka milih-milih makanan kayak lo, gue nggak akan tahu kalau daging piton itu lebih enak daripada ayam sama sapi.” — P. 82“Ndra, kalau ‘bisa’ ini berhubungan sama orang lain, entah itu teman, keluarga, pokoknya faktor luar, yang terpenting itu lo harus merhatiin diri lo dulu. Kalau lo emang lagi ‘nggak bisa’, nggak usah dipaksa. Sebelum lo bisa ngasih ‘keluar’, lo harus ngasih ‘ke dalam’. Ke diri lo dulu. Salah satunya dengan memproses dan berdamai sama hujan badai itu. Lo harus belajar nerima kalau kadang, lo emang nggak bisa ngapa-ngapain buat menghaau ujan badai itu, supaya hujan badai itu bisa pergi dengan tenang.” — P. 130“Perasaan orang kan nggak sesimpel satu tambah satu sama dengan dua, Ryl. Kadang satu tambah satu sama dengan lima. Mungkin, itu yang ada di kepala Andra. Hanya karena dia dan Shaien nggak jadian, bukan berarti dia bakal segampang itu ngizinin orang lain buat ‘ngancam’ rumah tangga mereka.” — P. 136“Kita nggak bisa ngatur perasaan kita buat seneng terus, Ndra. Humans don’t work that way.” — P. 152“Gue nggak nanya soal lupa, gue tanya, emang emosi negatif itu bisa sembuh kalau nggak dikeluarin? Kalau lo nolak buat sedih terus, nantinya lo jadi sulit untuk ngenalin perasaan lo sendiri dan orang lain. Kan nggak lucu kalau temen lo lagi nangis karena abis putus, malah lo suruh cari poin positif dari masalah dia. Ujung-ujungnya, lo jadi emotionally unavailable.” — P. 152“Emosi ngebantu kita buat ngertiin situasi. Kalau lo sedih karena diputusin, berarti lo sayang banget sama cowok lo. Kalau gue bete karena makanan gue keasinan, itu berarti makanan ini udah ngerusak cheat day gue.” — P. 152“Gue tahu lo sayang banget sama Shaien. Tapi, rasa sayang dan cinta itu nggak cuma hadir saat lo lagi merjuangin hubungan lo ke seseorang biar kalian tetap bersama. Terkadang, saking sayangnya lo sama seseorang, lo pun ikhlas memilih pilihan yang paling tepat untuk menyayangi orang itu, yaitu dengan ngelepasin dia.” — P. 257“Cinta adalah yang tersisa saat masa-masa jatuh cinta—honeymoon phase itu selesai. Those that truly love have roots that grow towards each other underground and when all the pretty blossoms have fallen from their branches, they find that they are one tree and not two.” — P. 343
Tuesday, May 27, 2025
[REVIEW] Coming Home
Coming HomeSefryana KhairilLekha Media456 Halaman
"Kadang-kadang kita lupa mempersiapkan diri menerima kekalahan. Mungkin karena kita terlalu banyak berharap yang baik-baik, jadi bingung berbuat apa saat menghadapi yang terburuk.”
”Hidup, mati, jodoh nggak ada yang tahu. Dulu kalian berpisah, mikirnya sudah nggak jodoh, terus Gusti Allah ketemuin kalian lagi dan ternyata masih berjodoh. Nggak ada yang tahu, kan?” — P. 242
“Jar, ternyata kamu benar. Semakin jauh kita mengejar sesuatu, semakin sesuatu itu tak tergapai.” — P. 61“Mira, dengar baik-baik. Hati itu beda sama otak. Kalau otak bisa diajari, tapi hati nggak. Dan hati nggak bisa berbohong, dia selalu tahu siapa yang dicintai.” — P. 101“Kadang kita nggak sadar kalau sesuatu yang nggak kita senangi ternyata yang paling mampu membuat kita kuat.” — P. 159“Aku merasa lucu, Mir. Terkadang, kit menginginkan sesuatu yang kita miliki untuk nggak pernah hilang. Tetapi, kita lebih sering lengah dan nggak sadar sesuatu itu sebenarnya sudah hilang.” — P. 163“Kadang-kadang kita lupa mempersiapkan diri menerima kekalahan. Mungkin karena kita terlalu banyak berharap yang baik-baik, jadi bingung berbuat apa saat menghadapi yang terburuk.” — P. 164“Ketika seseorang tahu tempat di mana dirinya merasa bahagia, sesulit apapun, asalkan bisa terus berada di tempat itu, pasti akan dilakukannya. Iya, kan?” — P. 179“Hidup, mati, jodoh nggak ada yang tahu. Dulu kalian berpisah, mikirnya sudah nggak jodoh, terus Gusti Allah ketemuin kalian lagi dan ternyata masih berjodoh. Nggak ada yang tahu, kan?” — P. 242
Monday, May 19, 2025
[REVIEW] The Name of The Game
The Name of The GameAdelina AyuBhuana Sastra331 Halaman
"Kadang, cowok tuh malah lebih ribet daripada cewek, ya? Mungkin karena mereka dituntut untuk selalu terlihat jantan, makanya nggak mau memperlihatkan sisi kalau mereka juga peduli dengan penampilan.”
"Lo juga. Jangan mau merendahkan diri lo karena lo cewek. Jangan mau diatur-atur sama cowok atau siapa pun. Lo bebas melakukan apa yang lo mau, selama lo nggak merugikan orang lain.” — P. 287
"Hidup itu kadang membosankan, Flo. Makanya, kita harus bikin hidup lebih berwarna dengan mencari kebahagiaan dari hal-hal kecil, kayak mencari inspirasi dari label komposisi pada produk-produk rumah tangga” — P. 31“Membiasakan diri dengan lingkungan baru jauh lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas-tugas di semester tua, kok. Mumpung masih semester satu, lo harus bagusin nilai lo dan cari temen sebanyak mungkin.” — P. 33“Benar juga. Kenapa, ya? Cewek nggak marah kalau dibilang tomboi, tapi kalau cowok dibilang banci, ngamuknya langsung kayak apaan tauk. Padahal cewek sama cowok itu kan sama-sama manusia. Terus kenapa cowok harus marah kalau dibilang kayak cewek?” — P. 108“Karena gue mau lo tahu, lo nggak perlu melawan Daryll cuma untuk jadi juara. Lo udah jadi pemenang dengan cara lo sendiri.” — P. 151“Kadang, cowok tuh malah lebih ribet daripada cewek, ya? Mungkin karena mereka dituntut untuk selalu terlihat jantan, makanya nggak mau memperlihatkan sisi kalau mereka juga peduli dengan penampilan.” — P. 167“Padahal menurut gue, hal itu nggak perlu. Setiap orang, cewek ataupun cowok, siapa sih yang nggak mau cakep? Dan kalau mau cakep, ya harus usaha. Makanya gue nggak ngerti kenapa mereka harus sembunyi-sembunyi cuma untuk nyisir.” — P. 167“Karena di dunia ini memang nggak ada yang sempurna, dan hati kita ditakdirkan untuk terus mencinta. So, you have to deal with it.” — P. 219“Karena menurut aku, kita itu bisa berubah, entah jadi lebih baik atau buruk karena orang yang kita suka. Emang sih kedengarannya dangkal banget, tapi siapa sih yang bisa ngasih kita pengaruh besar kalau bukan orang yang kita suka?” — P. 244“Katanya, warna, fashion, olahraga, seni, dan lain-lain itu genderless. Nggak ada yang namanya warna khusus diciptakan buat cewek atau cowok. Kita bebas memilih apa pun yang kita mau. Konstruksi sosal yang seenaknya memisahkan mana yang untuk cowok, mana yang untuk cewek. Padahal mah yang kayak gitu tuh nggak ada.” — P. 285“Lo juga. Jangan mau merendahkan diri lo karena lo cewek. Jangan mau diatur-atur sama cowok atau siapa pun. Lo bebas melakukan apa yang lo mau, selama lo nggak merugikan orang lain.” — P. 287
Friday, April 25, 2025
[REVIEW] Kresek Hitam
Kresek HitamHoney DeeLaiqa184 Halaman
"Kita memang nggak akan bisa mengatur orang lain agar melakukan hal yang tepat sama seperti yang kita inginkan, Ra. Hidup nggak bisa semudah itu. kekecewaan demi kekecewaan kepada orang yang kita pikir bisa kita sayangi itu wajar banget, Ra. Kakak juga merasakannya."
"Kesalahan dan dosa orang lain bukan tanggung jawab kita. Tugas kita hanyalah berbuat baik pada siapa saja, termasuk orang yang jahatin kita. Siapa thau, kebaikan itulah yang akan menjadi amal kunci menuju surga. Paling tidak, kebaikan akan memberikan hati kita ketenangan." — P. 160
"Kita memang nggak akan bisa mengatur orang lain agar melakukan hal yang tepat sama seperti yang kita inginkan, Ra. Hidup nggak bisa semudah itu. kekecewaan demi kekecewaan kepada orang yang kita pikir bisa kita sayangi itu wajar banget, Ra. Kakak juga merasakannya." — P. 7"Nggak, sih, Ra. Marah itu reaksi wajar kalau melihat kenyataan nggak seperti khayalanmu. Tapi marah itu juga bisa bikin hatimu sakit, Ra. Saat sakit hati, otak akan menilainya sebagai pengalaman negatif dan alam bawah sadar kamu bakal nyari cara buat jauhin mereka, penyebab rasa sakit itu." — P. 8"Lebih baik kita menjaga kebersihan, Ra, daripada kita cape membersihkan. Belum tentu noda yang mengotori rumahmu itu bisa dibersihkan." — P. 42"Rasa cinta itu asing, tapi menyenangkan. Bisa tertawa dan berlarian dengan teman itu menyenangkan. Bisa percaya dan dipercaya orang lain itu menyenangkan. Semua ini sangat baru untukku." — P. 137"Nggak ada yang tahu gimana sakitnya korban perkosaan sampai dia merasakan sendiri. Nggak ada. Orang-orang yang menganggap remeh perkosaan, itu karena pikirannya sudah ditutup dengan pornografi dan hati mereka sudah mati, apalagi sampai menikahkan korban perkosaan dengan pelakunya. Itu kesintingan yang benar-benar nyata." — P. 149"Kesalahan dan dosa orang lain bukan tanggung jawab kita. Tugas kita hanyalah berbuat baik pada siapa saja, termasuk orang yang jahatin kita. Siapa thau, kebaikan itulah yang akan menjadi amal kunci menuju surga. Paling tidak, kebaikan akan memberikan hati kita ketenangan." — P. 160
Wednesday, April 16, 2025
[REVIEW] Janji Matahari
Janji MatahariIrma SyariefPenerbit Cerita Kata222 Halaman
"Seorang istri prajurit harus bisa menjaga muruah, harga diri, dan nama baik sang suami. Seperti halnya Frananda, kamu juga harus menyimpan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Kamu berbeda dengan perempuan biasa lainnya."
"Cinta sejati itu bukan tentang tampan atau buruk rupa. Bukan pula tentang kulit hitam atau putih. Apalagi, kaya atau mikin. Bagiku, cinta sejati itu tentang hati yang bahagia, ketulusan jiwa, dan selalu menggenggam kerinduan tanpa pernah berpaling walaupun raga terpisah." —P. 152
"Seorang istri prajurit harus bisa menjaga muruah, harga diri, dan nama baik sang suami. Seperti halnya Frananda, kamu juga harus menyimpan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Kamu berbeda dengan perempuan biasa lainnya." — P. 34"Baskoro atau baskara artinya matahari. Kamu tahu sifat matahati? Menerangi alam semesta tanpa pamrih dan tidak mengeluh pada Sang Pencipta. Matahari selalu istikamah, adil dalam memberi cahaya, dan hangatnya tanpa membedakan makhluk ciptaan Allah. Matahari memperlakukan manusia dengan baik, tanpa peduli orang itu baik atau jahat." — P. 112 to 113."Cinta memang misteri. Terkadang, logika tidak bisa dikejar dengan pikiran jika sudah menyangkut hal-hal yang sudah Tuhan gariskan." — P. 138"Cinta sejati itu bukan tentang tampan atau buruk rupa. Bukan pula tentang kulit hitam atau putih. Apalagi, kaya atau mikin. Bagiku, cinta sejati itu tentang hati yang bahagia, ketulusan jiwa, dan selalu menggenggam kerinduan tanpa pernah berpaling walaupun raga terpisah." — P. 152