Wednesday, January 23, 2019

[Review] Breaking Point


Judul : Breaking Point

Penulis : Pretty Angelia

Penerbit : Gramedia

Tebal : 239 Halaman

"Bukan masalah bener atau nggak. Cuma setiap tindakan memang punya konsekuensi. Ini bisa jadi pelajaran berharga buat lo."


BLURB

Geta, 17 tahun
Gue terpaksa ikutan program Paket C karena dikeluarin dair sekolah. Mungkin lo semua heran mantan ketua OSIS kayak gue bisa tersandung kasus berat. Ini masalah prinsip dan gue yakin, gue nggak bersalah. Sebenarnya gue sempat malu karena gue pikir bakal ketemu sama orang-orang gagal. Namun setelah masuk kelas itu gue tahu..., kata gagal nggak tepat diberikan untuk mereka.

Vierro, 18 tahun
Nggak ikut UN gara-gara nggak bisa ninggalin kompetisi catur di Roma. Tetangga ada yang nyeletuk, sepenting itu pertandingan gue sampai rela ikutan Paket C yang isinya orang-orang payah? Seenaknya aja dia bilang payah. Gue jelasin juga akan percuma. Gue tahu sebenarnya mereka memang nggak suka sama gue yang punya banyak uang gara-gara catur doang.

Daniar 17, tahun
Penyakit ini nggak akan mengambil semua dariku. Aku bakal sembuh dan kjar cita-citaku dengan sekolah setinggi-tingginya. Program Paket C membantuku mewujudkan hal itu.

Bogel, 20 tahun
Gue emang dulu bandar narkoba, keluar-masuk penjara. Terus lo pikir gue nggak boleh punya ijazah?! Enak aja lo ngomong!

- - - - - - - - -

Untuk sebagian orang, Paket C memang jadi momok yang cukup menyeramkan. Paket C seolah-olah menjadi cap bahwa seseorang telah gagal dalam sebagian step hidupnya. Tapi bagi sebagian orang, Paket C adalah penolong hidupnya. Keempat anak ini memiliki cerita dan masa lalu sendiri yang membuat mereka memilih untuk mengikuti ujian Paket C.
"Jangan pesimis. Kalau orang salah ya harus dikasih perhitungan, kasihan teman-teman kita yang jadi korban." — P. 15
Berawal karena tuduhan tak beralasan dan bukti yang cukup meragukan, Geta, mantan ketua OSIS ini di sekolahnya, akhirnya harus terdepak karena tidak mau meminta maaf atas kesalahan yang tidak diperbuatnya. Tapi baginya hal itu lebih baik daripada meminta maaf untuk kesalahan yang buktinya bahkan belum jelas.

Sedangkan Vierro, cowok yang diidam-idamkan semua cewek, selain kegantengannya dan otaknya yang pintar mengatur strategi dalam bermain catur. Hal yang disayangkan semua orang, dia memilih untuk mengikuti ujian Paket C yang jelas-jelas buruk di mata orang.

Daniar, penyakit kanker karena kejadian yang nggak diinginkannya, membuatnya sedikit putus asa, tapi semangatnya tidak pernah putus. Dia ingin melanjutkan cita-citanya menjadi seorang hakim yang membela kebenaran.

Bogel, perbuatan buruknya di masa lalu mungkin bakalan meninggalkan jejak di catatan kepolisian, tapi dia nggak mau masa depannya ikutan berantakan karena cap itu, dia mau membuktikan bahwa dia bisa kembali ke jalan yang benar lagi.

Keempat anak-anak ini dalam masa yang cukup berat. Belum lagi tantangan dari sekitarnya. Apakah mereka sanggup?


Novel ini sempat hits beberapa waktu lalu. Kalau nggak salah, bersamaan dengan Rooftop Buddies. Menurutku, 2 novel ini bagus banget. Ya pelajaran hidupnya dapet banget guys. Soalnya apa ya, dua novel ini tuh realistis banget, gimana kita dipandang remeh sama dunia, gimana cara menghadapinya biar nggak gampang nyerah. Yahh.. Hidup emang pekara ngejalanin aja, tapi kadang kita udah nyerah duluan sebelum bertindak kan ya?

Kekurangan untuk novel ini tuh, alurnya cukup cepat, di bagian awal cukup tergesa-gesa menurutku. Mungkin emang konsepnya nggak pengen  panjang-panjang di awal kali ya. Tapi begitu masuk ke bagian tengah dan menuju ending jalannya pelan-pelan kok. Dan suka banget. Meskipun penyelesaian masalahnya kurang menurutku. Selain itu juga plot twist abis! Guileeee.. Aku cuma bisa nganga pas di bagian akhirnya. Hahaha.. Kaget banget.

Udah sih, segitu aja menurutku. Semoga dapet pelajaran dari novel ini ya guys. Nggak selamanya pilihan kedua itu buruk kok.

Quotable:
"Setiap lo salah pilih. Lo bisa mulai dari awal dengan milih pilihan lain.Yang dulu emang masih ada bekasnya, tapi karena bekas itulah bisa dijadikan pelajaran." — P. 135

"Gue nggak tahu. Karena selama orangtua kita ada, selama itulah waktu yang tepat untuk banggain mereka. Apalagi Bunda jadi alasan gue berjuang selama ini." — P. 146

No comments:

Post a Comment