Thursday, January 3, 2019

[Review] Posessive Pilot


Judul : Posesive Pilot

Penulis : Flara Deviana

Penerbit : Coconut

Tebal : 461 Halaman

"Seharusnya aku yang bilang terima kasih, aku sudah melukaimu begitu parah. Tapi kamu masih mencintaiku sama seperti dulu, sama besar, dengan kadar yang pas. Tidak lebih dan tidak juga kurang."


BLURB

Abercio Bagaskara. Siapa yang tidak akan suka dengan pria ini. Seorang pilot tampan, friendly, dompet tebal. Pokoknya Abe adalah sosok sempurna untuk dijadikan sebagai suami sekaligus ATM berjalan. Tapi sudah hampir lima tahun Abe memilih sendiri, tidak ada wanita di sampingnya. Banyak yang menyangka pria ini tidak lagi suka wanita! Serius? Banyak pramugari menggodanya dan reaksi Abe hanya melengos!

Eitssss! Abe bukan gay, dia normal, sangat normal. Hanya saja, hatinya sudah terpaku pada satu wanita. Wanita yang tengah bersembunyi darinya.

- - - - - - - - - -

Abercio Bagaskara, cowok yang digilai dan diinginkan semua cewek. Apalagi kalau cewek itu tau gimana isi dompetnya. Sayangnya, Abe lagi nggak pengen dideketin siapa pun. Patah hati yang terlampau parah sama Kiandra Anandhita, cewek yang jadi sahabatnya sejak lama. Selama ini, Abe sudah berusaha untuk mencari Kiandra, tapi hasilnya nihil. Dan kali ini, malah Kiandra sendiri yang balik ke Abe, karena adik kandungnya, punya hubungan sama sepupu Abe yang lain.
"Kamu hancur karena rasa cinta yang datang terlambat atau hancur karena rasa bersalah?" — P. 113
Pita Athalia, seorang desainer interior yang cukup terkenal, sayangnya punya masa lalu yang buruk. Cukup buruk malah. Pita hadir karena Ronald, teman Abe dan juga teman Pita, dan Abe ingin membangun sebuah coffee shop. Selama proses pembuatan coffee shop Abe, Pita dan Abe selalu cek-cok, bertengkar karena hal kecil, mulai dari Abe yang over PD dan terlalu memaksa, dan Pita yang tukang menolak semuanya.

Awalnya, Pita dan Abe memang hanya sekadar rekan kerja, atau bahkan hanya orang asing yang tergabung bersama, tapi seiring berjalannya waktu, Abe perlahan mulai merasa ingin memiliki Pita. Apakah Pita akan jatuh dengan pesona Abe? Lalu, bagaimana dengan Kian? Apakah Kian akan datang dan kembali menjalin hubungan dengan Abe?


Novel kedua dari Kak Flara. Menarik, karena novelnya ini membahas tentang dunia penerbangan. Cukup detil juga menurutku, karena ada beberapa bahasa penerbangan yang dipakai, cuma karna aku nggak tau, jadi yaaaaaaaa.. kubaca saja, toh nggak begitu ngaruh juga (kalo di aku loh ya).

Di novel ini, cukup rumit juga konflik yang timbul, apalagi biasanya cowok kalo udah galau, pasti dia bakalan ribet terus, kepikiran terus dan jadinya berantakan. Cuma yang aku sayangin, sikapnya Pita masih kayak anak kecil gitu, tapi salah Abenya juga sih. Nggak sadar diri banget! Hahaha..

Untuk kekurangan novel ini, terlalu banyak typo aja. Selain itu, bisa dinikmatin kayak biasanya kok.

Quotable:
"Serius, AB! Jangan pernah berniat untuk menghancurkan rumah tangga orang lain, gue yakin hati lo cukup besar untuk menerima jika lo udah kalah telak." — P. 25

"Cinta itu membebaskan, jika dia kembali maka dia memang ditakdirkan untukmu. Tapi pada kenyataannya, Abe tidak pernah kembali. Ini takdir yang Tuhan ciptakan, Kian dan Abe tidak akan pernah bersatu." — P. 102

"Rasa cinta dan rasa bersalah itu beda tipis, sama seperti rasa cinta dan benci. Hanya dibatasi sebuah benang tipis yang terkadang membuat kita bingung, padahal hati condong ke alasan pertama, tapi pikiran kita memilih alasan kedua." — P. 113

"Masa lalu itu pelajaran dan masa depan adalah impian yang harus diraih walaupun sulit, masa laluku mengajari aku tentang kehilangan. Membuatku semakin yakin untuk berjuang mengejar masa depanku." — P. 169

"Jangan menanti sesuatu yang nggak akan pernah bisa balik, jangan merindukan waktu yang seharusnya lo lupakan. Lihat aja apa yang ada di depan mata, siapa tahu itu memang yang terbaik. Tapi ingat, jangan terlalu mengumbar rasa. Mencintai itu ada batasnya, jangan kayak kemarin." — P. 172

"Kamu kesal jika diberikan barang mewah, kali ini bukan barang mewah. Hanya hatiku, jaga baik-baik yah, disayang-sayang hatiku. Jangan digalakin terus." — P. 261

"Kata orang, bentuk kasih sayang yang paling besar itu bukan tentang seberapa banyak kamu mengatakan 'aku sayang kamu' secara langsung, tapi tentang seberapa banyak kamu menyebut namanya dalam doamu." — P. 440

No comments:

Post a Comment