Friday, September 9, 2022

[REVIEW] Gagal Cinta Kronis

Gagal Cinta Kronis

Nara Lahmusi

Gramedia Pustaka Utama

328 Halaman

"Hatimu bisa pecah seperti boneka tadi karena kamu meletakkannya memang untuk jatuh. Kamu nggak bisa nyalahin kekasihmu yang meninggalkanmu, sebagaimana kamu juga nggak bisa nyalahin gravitasi saat boneka keramikmu jatuh."

 
B L U R B
 
Nama               : Proyek Malaikat
Target               : Pasien gagal ginjal yang putus asa dan ingin cepat-cepat mati.
Tujuan              : Memotivasi secara diam-diam dan natural.
Aturan Penting : Dilarang jatuh cinta dengan target!

Banyu, pasien gagal ginjal kronis sekaligus bolak-balik gagal hubungan cinta, mendadak ingin mengubah hidupnya dengan proyek bombastis berjudul "Proyek Malaikat". Dia bertekad meyakinkan para target, bahwa gagal ginjal bukan akhir segalanya.

Sayangnya, meskipun mengusung nama Proyek Malaikat, semua yang terlibat tetaplah manusia biasa. Manusia yang rapuh dengan perasaan dan rahasia-rahasia kelam. Manusia yang tak selalu mampu memupus jejak masa lalu yang menyedihkan.

Ketika proyek dijalankan kepada target ketiga, aturan penting tersebut nyaris dilanggar. Karena Banyu diam-diam jatuh hati...

- - - - - - - - -

Menjadi penderita gagal ginjal kronis yang harus rutin cuci darah, dan sering mengalami gagal cinta, membuat Banyu akhirnya membuat proyek kecil-kecilan. Kali ini proyeknya bernama Proyek Malaikat. Proyek ini bertujuan untuk menyemangati pasien gagal ginjal lainnya supaya mereka lebih menyadari, meskipun mereka harus cuci darah secara rutin, mereka tetap bisa hidup normal, selama mengikuti diet dan aturan yang sudah diberikan oleh dokter.
"Kalau kamu ingin sesuatu yang terlihat tidak bisa diperbaiki dapat kembali lagi, kamu hanya perlu sedikit kerja keras dan kesabaran untuk memperbaikinya. Harapan selalu ada, Nyala..." P. 153
Nyala, seorang mahasiswi tingkat akhir yang baru akan memulai skripsinya, anak pecinta alam dengan segala keras kepalanya. Awalnya semua baik-baik saja, sampai dia mendapat vonis gagal ginjal. Cuci darah tentu saja jadi musuhnya.

Sayangnya, sejak Nyala mendapat vonis ini, dia jadi orang yang amat sangat menjengkelkan. Apapun yang ada di hadapannya terasa salah, sahabat bahkan pacarnya pun kena imbasnya. Mereka sampai memutuskan menjauh dari Nyala. Biar nggak makan ati dan nggak emosi jiwa. Nyala jadi semakin membenci hidupnya, marah dengan Tuhan, cuti kuliah, tidak menyelesaikan skripsinya. Hidupnya beneran cuma nungguin kapan dipanggil aja.

Ketika menargetkan Nyala, Banyu tau kalau semuanya nggak akan mudah. Dia harus memutar otak, supaya Nyala dengan segala kekeraskepalanya bisa lebih nurut sama dia. Bagaimana kira-kira cara yang dilakukan oleh Banyu? Apakah Banyu bisa melakukannya tanpa melanggar perjanjiannya?


Ahh.. Aku mau review ini.. mulai dari mana ya? Aku takut banget jatuhnya spoiler soalnya. Meski harusnya nggak semudah itu juga menebak jalan cerita ini. Muehehe..

Baiklah, kumulai dari jalan ceritanya ya. Mengisahkan tentang penderita gagal ginjal kronis yang harus lebih 'nerimo' dengan kehidupan yang saat ini terjadi. Menurutku ini nggak mudah. Hidup jadi manusia biasa yang sehat aja banyak banget pantangannya, mulai dari makanan, minuman, sampai ke gaya hidup. Apalagi kalau sakit, gagal ginjal lagi! Kan harus lebih hati-hati. Air mineral aja bisa membunuhmu kalau berlebihan.

Perjalanan 'nerimo' Nyala juga berat. Aku paham banget. Lah aku yang nggak sakit apa-apa aja gampang sambat. Apalagi ini? Harus cuci darah, menghabiskan waktu berjam-jam untuk cuci darah? Lebih nyambat aku pasti.

Yang aku suka adalah cara Banyu untuk membuat Nyala sadar, menjadi penderita gagal ginjal kronis, nggak langsung membuatmu kehilangan segalanya. Termasuk harapan dan cita-cita. Ketampar sih ini. Meskipun kita punya penyakit, kita nggak boleh langsung nyerah, tapi dijalani aja, sambil cari second opinion, aku tau, ngomong itu gampang banget, tapi ngejalaninnya susah. Tapi aku juga percaya, kalau kita sudah menerima keadaan kita, pasti kita bisa 'melihat' sisi lainnya.

Nggak sampai di situ, kak Nara berhasil bikin aku kesel banget sama tingkahnya Nyala, sayang sama Banyu, dan rada kesel sama Biru. Meskipun end up kasian juga si Biru.

Membaca Gagal Ginjal Kronis ini, nggak cuma bikin aku lebih mengerti kalo hidupku masih baik-baik aja ketimbang yang lain, tapi juga jadi ngerti istilah-istilah dalam dunia medis. Selain itu, banyak sekali pelajaran hidup dan ilmu lainnya, salah satunya cara buat sabun. Seru banget kan! Sebagai anak yang oon di bagian IPA, aku berasa tambah pinter di sini. Keren banget kak Nara!


From the book...
"Nah, makanya aku nggak mendebat lagi. Percuma menahan seseorang yang memang nggak pengin bertahan. Ngapain?" P. 8

"Hatimu bisa pecah seperti boneka tadi karena kamu meletakkannya memang untuk jatuh. Kamu nggak bisa nyalahin kekasihmu yang meninggalkanmu, sebagaimana kamu juga nggak bisa nyalahin gravitasi saat boneka keramikmu jatuh." P. 44

"Hidup kamu itu tergantung pikiranmu sendiri. BUkan karena omongan orang lain." P. 61

"Kamu berhak baik sama siapa saja, tapi kamu nggak berhak memaksa orang lain untuk juga berbuat baik sepertimu. Ingat, kamu nggak akan bisa jadi malaikat yang sok menolong orang lain. Padahal dirimulah yang perlu ditolong." P. 256

"Ingat peraturan Proyek Malaikat. Kamu harus mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu, untuk membantu dan menyayangi orang lain." P. 259