Sunday, May 28, 2023

[REVIEW] Cinta di Keranjang Belanja

Cinta di Keranjang Belanja

Elisabeth Ika

35 Parts on Cabaca — Ending

"Ikuti kata hati kamu, Vee. Kata orang, kalau kita lagi ada di persimpangan dan mesti memilih jalan mana yang harus dilewati, ikuti kata hati, karena itu sebenarnya yang kita mau. Sesalah-salahnya jalan yang kita pilih, setidaknya kita enggak benar-benar menyesal nantinya."


B L U R B

Kesalahan pengiriman yang dibuat karyawannya membuat Raveena Pradnya Gunawan, founder Veestore mesti bertemu dengan Danendra Mahawira di sebuah kafe untuk menyerahkan barang yang semestinya.

Ajaibnya, pertemuan itu seperti pemantik pertemuan-pertmuan mereka berikutnya. Nendra, tanpa buang waktu, bertransformasi bukan cuma menjadi pembeli Veestore, tapi juga teman dan sahabat yang menawarkan bahu saat Raveena merasa butuh sandaran karena tekanan-tekanan dari Yuda, pacar dan partner usaha, juga dari keluarga yang tak pernah menyetujui pilihannya untuk merintis usaha. Namun, saat hati Raveena mulai goyah, Yuda justru melamarnya. Yuda juga mengancam, kalau sampai Raveen a menolak lamarannya, ia akan kehilangan impiannya selama-lamanya.

Raveena dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Menerima lamaran Yuda, dan terkurung pada hidup pernikahan kendati hubungan mereka tidak sehat, semata-mata demi VeeStore tetap terjaga, atau menuruti hatinya untuk berpisah dari Yuda dan bersama dengan Nendra, kendati ia mesti kehilangan impiaannya dan mendapat kecaman dari berbagai pihak.

- - - - - - - - -

Menjadi seorang pebisnis dan memiliki usaha sendiri adalah impian Raveena. Ya meskipun hal ini sangat ditentang oleh kedua orang tuanya. Bagi mereka, apapun yang terjadi ya sebaiknya bekerja kantoran. Lebih menjanjikan. Inilah yang membuat kedua orang tuanya berjarak dengan Raveena. Di samping itu, dia juga selalu kalah ketimbang adiknya, Sandra, yang memiliki posisi di sebuah instansi pemerintah. Sangat membanggakan.
"Hidup itu perjalanan, bukan? Pilihannya hanya jalan terus, kalau salah arah, mungkin bisa putar balik, atau cari jalan alternatif."
VeeStore merupakan salah satu kebanggaan Raveena. Bersama Yuda, pacarnya, dia berusaha untuk mengembangkan VeeStore sesuai dengan visi misi mereka. Karena kesalahan pengiriman yang dilakukan oleh stafnya, membuat Raveena harus bertanggungjawab untuk menukar kembali pakaian yang seharusnya dikirimkannya.

Sejak itulah, pertemuannya dengan Danendra Mahawira dimulai. Entah kenapa, sejak saat itu, Danendra selalu bisa bertemu dengan Raveena, terutama saat Raveena sedang membutuhkan orang yang bisa diajak bercerita dan berkeluh kesah. Lalu, bagaimana hubungannya dengan Yuda? Apakah Raveena akan melepas Yuda?


Melihat cover dari novelnya gemes ya. Kukira ini adalah novel romance gemes gitu. Salah kirim barang yang berujung cinta gitu. Tapi ternyata salah! Nggak seceria covernya.

Menjadi Raveena tidak mudah. Dia punya mimpi jadi seorang pebisnis, sayangnya hal ini nggak didukung oleh orang tuanya. Mereka malah lebih mendukung Raveena menjadi budak korporat ketimbang seorang pemilik usaha. Cukup aneh ya, kayak masih orang lama banget gitu. Mendingan kerja ikut orang ketimbang kerja sendiri.
 
Pertemuan Raveena dan Nendra ini sebenernya menarik. Karena pertemuan pertama itu disengaja, sisanya, nggak sengaja. Kalian pasti tau kan, artinya mestakung itu apa? Yep. Sama kayak Vee dan Nendra, pertemuan mereka selanjutnya tuh kayak.. bisa aja gitu.

Aku suka dengan pembahasan novel ini. Paket komplit. Pembahasan tentang keluarga, Raveena yang nggak begitu bebas dengan pilihannya. Akan selalu ada bayang-bayang adiknya yang dipandang jauh lebih sukses ketimbang dirinya yang cuma jualan online. Padahal, VeeStore ini jauh lebih berkembang lho menurutku. Udah ditahap sampai bisa hire orang, belum lagi resellernya juga udah banyak. Agak disayangkan aja sih kalau orang tuanya sampe ngira kerjaan Raveena ini abal.

Nggak cuma tentang bisnis dan latar belakang Raveena, tapi juga dibahas dari sisi Yuda, pacarnya Raveena. Sungguh, Yuda ini orangnya manipulatif banget! Nggak tau kenapa, aku tuh nggak suka sama dia. Pokoknya, cowok kalo diajak untuk ngebahas hubungan serius, dia selalu mengalihkan pembicaraan, udah deh. Red flag banget buatku! Apa ya, keliatan nggak seriusnya. Keliatan main-main. Udah gitu, dia seenaknya sendiri kalo tentang VeeStore. Nggak mau koordinasi. Padahal kan usaha ini, usaha berdua.

Baca novel ini tuh seru banget! Setiap babnya tuh cukup panjang dan seru. Apalagi bagian Nendra-Vee. Sayang banget aku tuh sama Nendra, dia pendengar yang baik, bisa memperlakukan cewek sebaik mungkin. Sungguh sayang sekali sama Nendra. Meskipun cara Vee dan Nendra bertemu itu salah.

Jadi, saranku setelah membaca novel ini adalah... carilah pasangan yang bisa memperlakukanmu dengan baik. Karena kalo enggak, kacau sih. Soalnya seumur hidup terlalu lama. Ehehe.. Udah gitu, saranku (lagi) sebaiknya nggak dulu membuka usaha bareng sama pasangan, karena terlalu tricky. Kalau emang mau buka usaha bareng, sebaiknya transparan dan selalu komunikasi. Biar nggak ada dusta di antara kita. Hehehe..


From the book...
"Namun, rasanya tidak adil ketika aku sendiri belum merasa siap untuk menjadi istri. Menikah hanya untuk melarikan diri? Yang benar saja! Emosiku memang yang meminta, tapi logika di kepala menolaknya mentah-mentah. Menikah tentu saja bukan ide yang bagus."

"Ketika aku berkendara tanpa tujuan, aku memperhatikan jalan-jalan lain yang mungkin luput dari perhatianku selama ini. Kalau dipikir-pikir, itu kayak penggambaran soal hidup."

"Hidup itu perjalanan, bukan? Pilihannya hanya jalan terus, kalau salah arah, mungkin bisa putar balik, atau cari jalan alternatif."

"Sandra itu adikku, tapi keriernya lebih bagus, keterima di Kementrian, terus sukses, hidupnya senang, banyak uang. Begitu kan yang mau Ibu bilang? Ratusan kali kalimat itu mampir di kupingku. Aku bosan. Aku selalu menuruti semua mau Ibu dan Ayah. Sekolah di sekolah terbaik, masuk jurusan yang menurut Ibu tempat anak-anak paling pintar, terus kuliah di kampus negeri. Sudah, Bu. Cukup. Aku sudah dewasa. Aku bisa bertanggung jawab atas pilihanku sendiri."
 
"Untuk aku yang terlalu naif memandang kamu adalah sosok yang aku butuhkan saat ini. Apa yang ada di diri kamu yang tidak pernah dimiliki oleh Yuda. Padahal mungkin saja aku cuma sedang lelah dengan permasalahan-permasalahanku."

"Kamu yakin? Pernikahan berbeda sama berbisnis, Vee. Partner bisnis yang mengecewakan, bisa bikin kamu kehilangan uang dan kepercayaan kamu sama dia. Dia pergi, it's okay, kamu bisa memulai lagi, entah sendiri atau sama orang lain, atau sama sekali enggak coba lagi. Tapi partner hidup? Nikah sekali seumur hidup, Raveena."

"Ikuti kata hati kamu, Vee. Kata orang, kalau kita lagi ada di persimpangan dan mesti memilih jalan mana yang harus dilewati, ikuti kata hati, karena itu sebenarnya yang kita mau. Sesalah-salahnya jalan yang kita pilih, setidaknya kita enggak benar-benar menyesal nantinya."

"Kamu cuma gagal nikah sama gagal usaha, yang bahkan dua hal itu terkait. Hidup? Masih panjang, Raveena. Kamu masih bisa ambil kartu kesempatanmu lagi."

"Tidak semua hal di dunia ini sesuai dengan apa yang kita mau, Sayang. Kamu juga enggak perlu merasa bersalah atau menyesal seperti itu. Apa yang terjadi sama VeeStore sekarang, sudah di luar kendali kamu. Kamu sudah pernah melakukan yang terbaik saat berada di sana. Kamu yang mendirikan, kamu yang membangun, dan wajar kalau kamu kecewa. Tapi, sedihnya secukupnya saja, ya."

Sunday, May 21, 2023

[REVIEW] Cita Cinta Caraka

Cita Cinta Caraka

Erisca Febriani

Bentang Pustaka

223 Halaman

"Lagi pula, kalau kamu udah sibuk dan enjoy sama hidup kamu sendiri, kamu pasti nggak akan punya waktu untuk marah soal nggak adilnya dunia. Dunia terlalu indah buat disalah-salahin. Kamu bakal menerima dengan lapang dada kalau jalannya memang harus begini"


B L U R B

Caraka merasa hidup ini selalu tidak adil kepadanya.
Ia harus menjadi ibu, ayah, sekaligus kakak bagi adiknya.
Dia juga harus mempertahankan prestasi di kampus, serta sibuk sebagai Manajer Aspire band. Caraka selalu terlalu keras pada diri.

Seolah belum cukup repot, Caraka diminta Janitra, sahabatnya untuk melakukan misi penting. Caraka diminta menyingkirikan Anindita, adik tiri Janitra. Bagi Janitra, tidak seharusnya Anin datang, ia hanyalah anak simpanan.

Akan tetapi, Anin membuat Caraka takjub. Bagi Anin, semua tampak mudah, padahal hidupnya sulit. Semua hal yang tampak remah jadi terlihat wah. Kehadiran gadis polos itu di hidup Caraka membuatnya  berpikir ulang tentang cara berbahagia. Bagaimana seharusnya memandang dunia. Hari-hari bersama Anin membuat Caraka ingin mengkhianati sahabatnya.

- - - - - - - -

Caraka, seorang manajer Aspire band yang dikenal dingin, tak tersentuh, sekaligus jadi sosok pelindung bagi Aspire dan juga adiknya, Ratih. Kehidupannya tidak menarik, bahkan sebisa mungkin, dia menghabiskan waktu di luar rumah, supaya saat dia pulang, dia hanya tinggal tidur aja.
 
Kali ini, Janitra—sahabatnya, meminta bantuannya, menyingkirkan adik tiri yang tak pernah diharapkannya. Bagi Janitra, kedatangan adik tirinya adalah bencana. Belum habis kekecewaannya terhadap sang ayah, malah adik tirinya menemuinya.
"Justru itu, harusnya semakin dewasa, kemampuan kita buat happy dari hal sederhana nggak boleh hilang, kan? Kamu tahu nggak, kenapa banyak orang makin dewasa justru semakin sedih? Padahal, sebenarnya ada banyak cita-citanya yang tercapai?" P. 73
Anindita, sosok periang yang menjadi sumber kebahagiaan ibunya dan juga warga kampung tempat tinggalnya. Meskipun awalnya dia mendapat cemooh karena statusnya sebagai anak haram, hal ini tidak membuatnya menjadi orang yang pendendam. Malahan dia tumbuh sebagai anak yang periang, menyebarkan energi positif yang dimilikinya sebanyak mungkin.

Kedatangannya ke Jakarta, terlebih masuk ke Harapan Nusa, memang tidak diharapkan oleh banyak orang, tapi bagaimana kalau ternyata dia membuat orang lain malah jatuh cinta pada setiap tingkah konyolnya?


Siapa yang sudah membaca Cita Cinta Caraka versi wattpad? Aku baru baca sedikit! Haha.. Apalagi pas tau bakalan dibukukan, yaudah, mending langsung baca versi cetaknya aja. Karena pasti lebih seru!

First of all, aku tidak pernah menyetujui sebuah hubungan yang dimulai dengan cara yang salah. Berselingkuh, apalagi sampai punya anak, buatku itu adalah kesalahan fatal. Selingkuh aja kesalahan besar, apalagi sampai punya anak. Jadi ya, awalnya aku juga agak sebel sama papanya Anin dan Janitra ini. Tidak ada pembenaran untuk perselingkuhan dalam bentuk apapun ya.
 
Anindita ini menurutku tipe anak yang menyenangkan. Dia mudah untuk menghargai sesuatu. Karena tinggal di kampung, dia selalu amaze tiap ada hal yang dia lihat di kota. Mulai dari masuk ke Universitas Harnus, masuk ke mall, ngelihat berbagai macam hal di Jakarta jadi sesuatu yang baru. Mungkin untuk sebagian orang, dia ini orang yang norak abis, apalagi dilihat dari cara berpakaiannya. Tapi aku sudah sekali sama dia yang mudah membaur, dan nggak gampang nyerah! Sungguh, kalo aku jadi dia, mungkin aku bakalan nyerah pas ada masalah.

Sementara Janitra, dia ini cewek yang berusaha untuk mengalihkan kekecewaannya sama ayahnya. Kegiatan yang dilakukannya sekarang pun sebenernya udah pengalihan emosi yang baik. Aku paham sekali posisinya dia, aku juga kalo jadi dia pasti kecewa banget lah. Cumaaa.. caranya membalas dendam itu nggak baik. Untung Anin bukan tipe orang yang mudah nyerah gitu aja.

Selama baca cerita ini, aku selalu senyum-senyum sama tingkahnya Anin, meskipun di satu sisi, kasian juga sama Anin dan Janitra. Aku juga terharu banget sama kebaikannya Anin. Sungguh, kayaknya dia ini nggak pernah ada pikiran buruk sama orang lain.

Dari Anin dan Janitra, aku banyak belajar cara berdamai dengan keadaan, tentang kehidupan, dan juga seni menghargai waktu. Kata-kata Anin yang bilang kalau waktu itu nggak pernah nunggu manusia, aku percaya. Karena kalau kita nggak bergerak sekarang, dan lebih milih untuk menunggu-nunggu, nanti tiba-tiba udah jauhhh aja rasanya. Cara Anin dan Janitra untuk berdamai dengan keadaan mereka juga aku salut sih. Terutama Anin ya, karena dia sangat sangat paham dengan perasaan orang lain. Dia sensitif sekali.

Rasa-rasanya, kalau aku jadi Anin, aku bakalan nyerah sih. Nggak kuat gitu berdamai dan malah haha hihi sama waktu. Sementara Janitra adalah kita. Denial pasti ada, tapi kalau dikasih orang sebaik Anin, kayaknya aku bakalan leleh juga.

Last, Caraka ini menyenangkan ya! Kalau kutebak, love languagenya pasti act of service! Oh iya, isi bukunya juga menyenangkan gitu. Mulai dari covernya yang bisa dibuka, dan sejauh yang aku tau, ini yang pertama deh. Udah gitu, di dalemnya ada isi spot favorit di Harnus, ada peta dan juga visual tokohnya juga.


From the book...
"Daripada rasa sakitnya diluapin jadi luka, kasihan diri lo sendiri, mending diluapin jadi seni. Luapin semuanya. Gue tahu lo punya bakat melukis dari gambaran-gambaran lo di belakang buku cetak." P. 27

"Obat asam lambung itu cuma satu, bahagia. Kenapa bisa begitu? Karena sistem pengeluaran asam lambung itu berasal dari otak. Sama kalau kita melihat makanan, air liur keluar. Nah, ketika sedang stres, asam lambung yang akan diproduksi. Ini saya kasih resepnya kalau sedang kumat, tapi balik lagi, resep utama itu, ya pikiran. Harus tenang dan bahagia. Kalau ada masalah cerita, dibagi ke orang, jangan ditelan sendiri." P. 55

"Karena semakin dewasa, standarnya tentang bahagia semakin tinggi. Kakak ingat nggak, waktu kecil apa yang bikin Kakak bahagia? Pasti sederhana. Waktu masih anak-anak, kita senang banget cuma karena dikasih waktu sehari aja bebas tidur siang. Kita senang karena dibolehin Ibu makan permen manis. Kita senang karena dibolehin main hujan-hujanan. Itu sebabnya, waktu kecil bahagia mudah diraih, karena ekspektasi kita tuh, sederhana." P. 74

"Sayangnya, semakin dewasa, kemampuan itu menghilang. Kata bahagia jadi sulit diraih karena ekspektasi kita tentang bahagia semakin tinggi. Baru bahagia kalau punya rumah mewah. Baru bahagia kalau punya mobil bagus. Baru bahagia kalau bisa ranking satu. Makin dewasa, kita bikin standar yang tinggi cuma demi bisa bahagia. Padahal, makin tinggi standar bahagia itu, semakin hilang maknanya." P. 74

"Kan, suatu kalimat terasa sakit atau nggak, tuh, tergantung gimana seseorang menyikapinya. Aku sudah berdamai dengan itu. Habis, emang kenyataannya gitu?" P. 75

"Lagi pula, kalau kamu udah sibuk dan enjoy sama hidup kamu sendiri, kamu pasti nggak akan punya waktu untuk marah soal nggak adilnya dunia. Dunia terlalu indah buat disalah-salahin. Kamu bakal menerima dengan lapang dada kalau jalannya memang harus begini." P. 77

"Kalau membantu seseorang, tapi berharap dibalas, itu namanya pamrih. Kata Ibu, tiap kali berbuat baik kepada seseorang, harus langsung dilupain, karena kebaikan kalau diingat-ingat namanya bukan kebaikan. Lagian, kalau kita berbuat baik itu ya bisa jadi balasannya datang dari orang lain. Walau nggak langsung, bisa jadi datang di waktu yang tepat, di waktu yang memang lagi butuh banget." P. 90 to 91.

"Akan ada satu orang yang bahkan diamnya saja berhasil membuat jatuh cinta. Satu orang yang bisa memenangkan hati kita tanpa melakukan apa-apa, yang diamnya bahkan memesona, yang dengan senyumnya seolah menenangka, yang dengan menjadi dirinya sendiri membuat kita yakin bahwa... dialah orangnya." P. 131

"Tra, kebencian itu kayak awan mendung. Dia bikin pandangan kita gelap karena selama ini kita cuma fokus sama awan mendung itu. Tapi, seandainya, lo berani untuk melihat keluar... Lo bakal sadar, di luar awan mendung itu ada langit biru dan matahari hangat yang selalu siap menyinari lo." P. 134

"Karena itu sama kayak ungkapan, 'aku nggak bisa ngelakuin banyak hal, makanya aku butuh kamu untuk bantu dan melengkapi aku'" P. 146

"Ada yang bilang jatuh cinta adalah hal yang butuh banyak pengorbanan. Ada yang berjuang begitu keras agar dapat dicintai. Namun, akan ada satu orang yang bahkan diamnya saja berhasil membuat jatuh cinta." P. 174

"Aku mau setiap momen dalam hidupku, tuh, ada bekasnya karena ingatan kita terbatas. Kita nggak bisa ingat semua detail kecilnya, kan? Makanya, aku berusaha mengabadikan lewat kamera. Nanti, ketika aku lihat lagi, aku bisa ingat perasaanku waktu itu. Waktu, kan, nggak pernah menunggu manusia. Kalau kita nggak curi-curi waktu untuk menikmati, kita bakal kecolongan." P. 175

"Dunia selalu punya alasan yang bikin kita jatuh, entah dari orang terdekat atau justru orang paling asing sekalipun. Itu sebabnya kuat-kuatin diri, jangan mau kalah sama perkataan orang lain." P. 183

Wednesday, May 17, 2023

[REVIEW] Cerita Kutang

Cerita Kutang

Honey Dee

40 Bab on Cabaca — Ending

"Ada banyak hal di dunia ini yang tidak bisa dipaksakan. Ada banyak hal di dunia ini yang seharusnya dibiarkan begitu saja agar keharmonisannya tetap terjaga."

Thursday, May 11, 2023

[REVIEW] The Supernumerary Project

The Supernumerary Project

Aranindy

Clover

362 Halaman

"Meski dibenci, tokoh antagonis biasanya dipertahankan sampai akhir demi menambah keseruan cerita. Karena tujuan lo cepat-cepat out, lo harus menghindari peran ini juga."


B L U R B

The Chosen One (TCO) adalah program dating show yang mempertemukan seorang eligible bachelor, Aydan Dirgantara, dengan 30 orang wanita cantik yang berusaha mendapatkan hatinya.

Sayangnya salah satu kontestan yang akan berpartisipasi tiba-tiba mengundurkan diri. Dalam keadaan terdesak, Rayne Madaharsa harus menjadi kontestan pengganti dengan menjalankan strategi dari Gisel, yaitu The Supernumerary Project.

"Terus gue mesti gimana dong, Gis?"
"Gampangnya, lo harus berada di kasta terendah, di bawah protagonis, antagonis, bahkan di bawah peran pembantu sekalipun. Tugas lo adalah menjadi peran numpang lewat yang sama sekali nggak memorable."

Dengan 101 trik yang diberikan oleh Gisel, Rayne mulai menjalankan strateginya, menjadi seorang figuran yang tak kasatmata. Namun, apa jadinya jika segala usaha Rayne agar cepat dieliminasi justru menarik perhatian Aydan?

- - - - - - - - - -

Rayne Madaharsa, seorang designer interior yang introvert dan lebih memilih hidup di belakang kamera. Selama ini, akun media sosialnya hanya berisi pekerjaan atau hasil fotonya. Anehnya, Sarah—salah satu produser di Soma TV sekaligus sahabatnya, dan juga Gisella—sahabatnya yang lain, malah menyuruh Rayne untuk ikut dalam program yang sedang digarap oleh Sarah, The Chosen One.

Program dating yang menurut Rayne nggak bakalan cocok untuknya. Sayangnya, Rayne terpaksa harus menjalani ini karena terdesak. Berbekal 101 trik yang diberikan oleh Gisel, Rayne masuk ke program TCO dan berusaha untuk jadi orang yang biasa-biasa aja, supaya dia bisa segera tereliminasi.
"Ramah, perhatian, mau mendengar, dan menghargai pendapat orang lain—siapa pun bisa melakukan apa yang dilakuin Aydan, tapi karena kebaikan-kebaikan kecil semacam itu mungkin jarang kita temui sehari-hari, kita jadi menganggap dia sebagai pahlawan yang sempurna." P. 212
Aydan Dirgantara, memutuskan untuk ikut dalam dating show yang menurutnya udah nggak jaman tahun ini. Desakan ibunya dan jaminan bahwa nggak ada setingan—alias Aydan bisa memilih sendiri siapa yang layak dipertahankan dan nggak, membuat dia akhirnya menyetujuinya.

Saat melihat video perkenalan diri para pesertanya, nggak ada yang membuatnya tertarik. Dia melihat semua perempuan mengagumi dirinya, merasa dirinya cantik dan berharap Aydan akan memilihnya. Anehnya, saat pertemuan pertamanya dengan seluruh peserta, Aydan tertarik pada satu perempuan. Dia selalu terlihat berbeda dari yang lainnya. Tingkah lakunya juga membuat Ayden bertanya-tanya, apa yang sedang disembunyikannya?


Udah lama banget kayaknya melihat novel ini berlalu-lalang di timelineku, tapi baru sekarang aku bacanya. Haha..

Mengambil seting sebuah perusahaan entertainment yang sedang menggodok sebuah acara, buatku ini menarik. Pas awal aku baca, kukira ini tuh bakalan kayak Take Me Out gitu. Anak tahun 90an pasti tau dong acara ini? Ajang pencarian jodoh yang menurutku paling oke pada masanya. Nah, kalo TMO, seingatku cuma sekadar milih, terus habis itu udah, nggak ada kegiatan apa-apa lagi ya. Di TCO beda.

TCO ini menurutku gabungan dari TMO dan The Brothers. Jadi para peserta tuh dikumpulin dalam satu rumah, nggak boleh bawa alat komunikasi, ada jadwal sendiri, dan makin akrab gitu antar peserta. Karena nggak ada yang dilakuin lagi, pasti peserta mulai membuat pertemanan atau geng-geng gitu kan? Di sini juga sama. Semakin panas dengan adanya geng yang mulai nggak suka satu sama lain. Ada aja pokoknya yang dikomentari.

Waktu awal baca, jujur aja aku tuh nggak ada ekspektasi apa-apa. Aku cuma tau kalo novel ini pasti ada romancenya, yang bisa kutebak sih cinta lokasi. Tapi gimana caranya, aku nggak tau. Selama baca tuh jadi menyenangkan banget, apalagi saat Rayne berusaha untuk menjadi biasa-biasa aja. Masalahnya, saat dia jadi biasa-biasa aja, dia tuh malah keliatan banget! Gemes banget aku tuh sama Rayne.

Aydan menurutku karakter yang menarik. Dia ini orang yang perhatian sampai ke detail gitu, hal yang mungkin terlewatkan sama orang lain, tapi dia enggak. Selain itu, Aydan ini nggak ketebak! Kalo ngomong tuh suka setengah-setengah, bikin orang jadi penasaran atau salah menilai dia. Rayne buktinya. Beberapa kali dia salah menilai omongan Aydan. Aku juga hampir kecewa sama dia, tapi nggak jadi. Hahaha..

Ini pengalaman baca yang seru sih. Karena kapan lagi baca novel tapi dapet experience kayak nonton di TV? Drama-drama dalam show pasti selalu ada, dan menurutku semakin bikin rame suasananya.


From the book...
"Gue realistis, gis. Opposites attarct? Halah, itu cuma manis di dunia fiksi doang. Realitanya, apa pun yang bertolak belakang pasti lebih banyak crash daripada akurnya. Lo pernah nggak ketemu anak konglomerat nikahin anak pembantunya ala-ala sinetron gitu?" P. 6

"That's what I mean, Gis. People tend to be attracted to those who are similar to themselves. Period." P. 6

"Kalau cuma gara-gara komentar netizen aja gue sampai depresi, nggak bakalan gue bisa sesukses sekarang, Ray. Omongan mereka nggak ngaruh buat hidup gue." P. 202

"Setiap orang menghadapi masalah dengan cara yang berbeda. Kadang klarifikasi justru bisa membuat situasi makin panas." P. 294 to 295