Friday, May 29, 2020

[Review] Kissing Strangers

Judul : Kissing Strangers

Penulis : Christian Simamora

Penerbit : Toro Imprint Twigora

Tebal : 352 Halaman

"Cowok paling jago menyembunyikan emosi kecuali rasa marahnya. Sebaliknya, cewek jago menyembunyikan emosi kecuali rasa sayangnya."


BLURB

VENI VIDI AMAVI

[AKU DATANG]
Sebagai hadiah kejutan untuk hari jadi pernikahan, jauh-jauh hari Esmerlda Saparua memesan paket honeymoon menjelajahi Cape Verde, sebuah negara kepulauan di Afrika.
Esme tak tahu Bastian ternyata berniat mengejutkannya lebih dulu.
"I don't love you anymore," ujar suaminya itu,
sontak memporakporandakan dunia yang mereka bangun selama ini.

[AKU LIHAT]
Karena sudah dibayar lunas,
Esme tak punya pilihan lain selain berangkat ke Cape Verde sesuai rencana.
Dia mengira perjalanan 'bittermoon' itu akan kelabu...
hingga tak sengaja bertemu dengan seorang travel blogger bernama Jericho Shailendra.

[AKU MENCINTA]
Sadar luka hatinya masih baru dan berdarah-darah,
Esma nggak mengizinkan dirinya untuk memikirkan Jericho
lebih dari teman seperjalanan.
Tapi kemudian Esme mendapati sesuatu yang spesial dalam diri cowok itu,
yang lebih dalam dan berarti daripada sekadar wajah tampan
dan cerita-cerita penuh petualangan.
Jericho memiliki hati yang lembut dan gairah yang menggebu-gebu.
Membuat Esme meragukan keputusanya sendiri hingga bertanya-tanya dalam hati,
apa yang bakal gue bawa pulang di akhir perjalanan nanti:
cerita cinta baru atau patah hati sekali lagi?

- - - - - - - - -

Esmeralda Saparua, seorang pengusaha yang sukses dan terkenal. Barang yang dijualnya pun cukup unik. Barang preloved, alias barang yang pernah dipakai. Tapi jangan fokus ke prelovednya. Karena barang yang dijual Esme adalah barang preloved yang bisa bernilai tinggi dan juga vintage! Kaget kan? Sayangnya, hubungan percintaannya nggak sesukses itu. Dia habis cerai beberapa waktu lalu sama suaminya. Dan sayangnya lagi, dia udah ngebooking honeymoon yang didambain karena cerita mantan suaminya. Inilah kenyataan yang harus dihadapinya. Liburan honeymoon sendiri!
"Aneh ya? Betapa mudah perasaan seseorang berubah seratus delapan puluh derajat dan nggak ada yang bisa lo lakukan selain menelan kenyataan itu bulat-bulat. Lo harus bertahan duduk manis di hadpan orang yang lo cintai lahir-batin, yang dengan santainya bilang kalo hubungan indah yang kalian bangun bersama dari nol udah nggak ada gunanya lagi untuk diperjuangkan." P. 74
Jericho Shailendra, seorang travel blogger, dan juga Dr. Do Little-nya Indonesia! Pertemuan pertamanya dengan Esme yang nggak ada lucu-lucunya, memalukan malah, yang kemudian malah bikin dia dan Esme jadi satu temen perjalanan ke Cape Verde. Dan ternyata, Jericho temen perjalanan yang menyenangkan loh! Meskipun mereka sering dikira pasangan suami istri.

Pengalaman ke Cape Verde jadi sangat menyenangkan, nggak sekalipun Jericho bikin Esme kecewa. Tapi gimana kalau perjalanan ini malah bikin mereka saling jatuh cinta satu sama lain, apalagi dengan pengalaman asmara yang sama-sama bikin nyesek, dan bikin mereka punya perasaan yang sama waktu ditinggalin. Apakah mereka bakalan ngelanjutin hubungan ini, meskipun mereka tau mereka bakalan terpisah jarak dan waktu?


Rasanya kayak udah lama banget nggak baca dan review novelnya Babangse. Kangen rasanya. Habis dulu tuh belio salah satu penulis yang cukup produktif, tapi juga risetnya TOP dah. Jadi nggak perlu diraguin lagi waktu nulis, gimana detilnya.

Sama kayak di novel ini. Jujur aja, aku baru pertama kali ini denger Cape Verde. Duh, norak banget ya aku, dan Babang tuh nggak cuma nyebutin Cape Verde aja, tapi juga gimana kebudayaan mereka, makanan khasnya mereka, wilayah sekitar, sampai ke musik-musiknya mereka! Gila, detil banget. Suka aku pas baca, ngebayanginnya jadi gampang, dan malah jadi kepengen jalan-jalan. Apalagi pas pandemi kayak gini.

Selain setting tempat yang luar biasa keren, pekerjaan yang dipilih Babangse ini menurutku juga cukup unik loh. Travel blogger mungkin nggak begitu unik ya, tapi penjual barang preloved? Pas baca di bagian awal cukup bikin kaget sih. Tapi kemudian mikir, ya tentu aja, ada pekerjaan kayak gitu. Toh sekarang Carousel juga masih jaya-jaya aja ya kan?

Overall, suka sekali aku sama novel ini. Bikin pengetahuan makin luas dan malah pengen cari tau lebih banyak tentang Cape Verde!


Quotable:
"Punya pasangan baru nggak selalu didasari oleh kebutuhan untuk dicintai. Bisa jadi karena kesepian. Tapi demi cinta baru... lo harus siap untuk disakiti lagi. Dan memaafkan. Dan mungkin, disakiti lagi." P. 139

"Ada yang pernah bilang, talent is cheaper than table salt. Nggak sedikit orang yang dianugerahi talenta, tapi tak mau mengasah dan mengembangkannya. Hard work has brought me to where I am today." P. 163

"Hidup kita di dunia fana ini terlalu berharga untuk disia-siakan dengan kesedihan dan air mata." P. 189

Monday, May 25, 2020

[Review] Redum

Judul : Redum

Penulis : Sayyidatul Imamah

Penerbit : Storial.co

Tebal : 387 Halaman

"Bagaimana kamu tahu kalau kepribadiannya tidak seperti wajahnya?"


BLURB

Di antara sekat antara bahagia dan asing,
Nora berusaha bertahan
Kehidupannya yang penuh lika-liku
Dilalui dengan bantuan air

Segala malam yang membekukan
dan suara-suara yang meleleh di kepalanya
membuatnya merangkak pada kehampaan.

Dalam kehampaan, dia berlindung dari
segala sepi dan topeng untuk akhirnya
memilih suatu keputusan.
Bulat dan final.

- - - - - - - - - -

Nora, seorang introvert, sangat menyayangi adiknya, dan sangat menyukai air. Baginya, air itu udah kayak sahabatnya sendiri. Jadi, Nora setiap punya masalah selalu berenang. Baginya, air selalu bisa bikin dia tenang lagi, nggak mikir yang aneh-aneh.
"Momen bahagia selalu meninggalkan kita tepat setelah kita mengira akan bahagia selamanya. Tapi, momen paling buruk tidak meninggalkan tubuh kita, momen itu menempel, membekas, dan mengakar pada tempat-tempat tersembunyi di tubuh kita, khususnya kepala." P. 111
Rena, sahabat Nora satu-satunya, memiliki hubungan yang buruk dengan kakak satu-satunya. Belum lagi dia mempunyai pasangan yang terkadang abbusive terhadapnya, dan tetap mempertahankan hal itu, tetap menerima kembali, meskipun Nora mencemaskannya berulang kali.

Masalah memang nggak pernah ada habisnya, tapi di saat semua yang diharapkan Nora nggak nampak hasilnya, di saat itulah Nora mulai merasa kalau memang nggak ada lagi yang diharapkannya selain Ana sembuh, Ana sehat lagi, dan keluarga mereka hidup bahagia seperti dulu lagi. Tapi apa bisa?


Untuk yang belum tau siapa Nora, ini adalah kakaknya Anasera di Penyap. Jadi novel ini lebih fokus ke hubungan Nora dan juga Rena.

Membaca Nora ini lebih nyesek dan dark ternyata. Jadi, lebih kelam gitu rasanya. Soalnya Nora memang lebih banyak diam dan menyimpan sendiri. Belum lagi kadang orangtuanya juga lebih pehatian pada Ana yang sakit. Jadilah Nora nggak bisa terlalu banyak cerita. Tapi diam-diam, Nora sebenernya punya banyak impian untuk masa depannya loh. Dia pengen kuliah, pengen ini pengen itu. Tapi sayang, dia juga harus berbagi dengan Ana.

Belum lagi cerita dari sisi Rena. Nyeseeekk banget. Rena yang punya pacar suka mukul dan sebagainya. Berat banget rasanya jadi Rena dan Nora. Tapi jujur aja, aku lebih suka ceritanya Nora sih, ketimbang Ana-Leo. Meskipun dark, aku menikmatinya. Apa ya? Kadang hidup nggak seindah fiksi. Nggak selalu bisa happy ending dan hasil yang kita pengen nggak selalu sempurna atau minimal sesuai sama apa yang kita pengen. Banyak banget pelajaran hidup yang diajarin sama Nora.

Wednesday, May 20, 2020

[Review] Inisial K

Judul : Inisial K

Penulis : Nara Lahmusi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 272 Halaman

"Janganlah berhenti berjalan, Sayang. Semua peristiwa pasti ada alasannya. Dan Tuhan selalu memberikan jawabanya pada akhir cerita. isahmu belum usai, masih ada akhir yang menantimu di sana."


BLURB

Bagi Raka, inisial K adalah segala yang dia cari untuk membalaskan dendam. Menghancurkan target hingga ke akar-akarnya. Bagi Arimbi, menjadi bagian keluarga Kertaraja yang terpandang adalah priviledge sekaligus kutukan. Seluruh harta dan kekayaan yang dia miliki seakan tak mampu membuat cinta dan bahagia berpihak padanya. Hingga seorang laki-laki misterius muncul dan menerobos kehidupan Arimbi. Sedikit kasar. Menggoda. Dan membuat hangat pada mulanya. Namun, Arimbi tidak menyadari, ancaman tersembunyi di balik punggung pria yang kembali membuatnya jatuh cinta.

- - - - - - - - -

Arimbi Kertaraja, anak tunggal Kertaraja, kerajaan bisnis yang cukup terkenal dan cukup berkuasa mulai dari hotel hingga ke pengiriman barang. Arimbi sendiri memiliki lini fashion bernama Rim'S, sebuah butik dimana dia yang mendesain seluruh koleksi yang dipajang di Rim'S. Hari ini, dia sedang mengecek ruang pemotretan untuk pakaian terbarunya. Yukata yang berbahan kain ulos. Cukup menarik, tapi tidak terkesan kuno. Model yang akan menggunakan pakaian ini adalah Raka, cowok yang perawakan dan wajahnya mirip banget sama mantannya, Alex. Tapi baginya, nggak ada yang serius. Pacaran sama modelnya hanya untuk pelarian. Nggak ada yang lain. Seperti biasanya, saat mengecek, dia akan mengecek sampai sedetil mungkin. Sebenernya nggak masalah sih, tapi kadnag Arimbi tuh suka seenaknya sendiri! Itu yang bikin dia dijuluki Bos Singa Galak.
"Tapi karena telah memilih prinsip dicintai daripada mencintai, dia harus melontarkan pertanyaan itu. Dia tak mungkin melanjutkan hubungan yang pincang. Itu sudah menjadi aturan baginya. Perkara entah dirinya cinta atau hanya pelampiasan, itu soal lain. Arimbi hanya mau dicintai. Itu harga mati!" P. 79
Raka, cowok yang mendadak muncul untuk jadi model di Rim'S, yang herannya langsung di acc sama Arimbi. Dan ternyata lagi, cowok ini juga merelakan diri unutk jadi pelariannya Arimbi. Aneh banget! Beneran. Kok ya ada cowok sesinting ini. Tapi ternyata, dia ini diem-diem punya misi yang harus dijalankan.

Meskipun mendadak dan suka maksa, Raka berhasil bikin Arimbi jatuh cinta, tanpa Arimbi sadari. Sayangnya, Arimbi tidak tahu bahwa Raka sendiri punya misi lain. Misi yang cukup mengejutkan dan bikin Arimbi kesel setengah mati!


Di awal baca cerita ini, aku berasa kayak ketemu sama penghuniku! Habisnya, Arimbi super galak dan maunya banyak! Bener-bener kesel sama Arimbi. Tapi ternyata Arimbi bisa nggak galak juga loh! Kaget nggak tuh? Padahal asisten/sekretarisnya aja udah pengen give up aja rasanya sama kelakuannya dia. Apalagi Arimbi juga kalo minta kadang suka nggak tau aturan, kalo kata orang Jawa tuh, sak dek sak nyet.

Di sini dibagi jadi 3 bagian gitu. Di tiap bagian menceritakan tentang 2 orang dengan masa lalunya. Dan di bagian terakhir cukup bikin kaget! Bener-bener kayak ada bom diturunin gitu. Boom! Tapi seru banget pas ngebacanya. Aku suka sih. Endingnya juga adem banget. Beneran deh.

Alur ceritanya yang maju mundur ini juga nggak ngebingungin. Cuma yang aku bingung sebenernya sama Rakanya! Haha.. Kalian bakalan tau kalo kalian baca. Aku nggak mau jelasin di sini, soalnya jatuhnya sama aja aku spoiler dong. Ide cerita dan eksekusinya aku juga suka! Hihihi.. Pas tau ternyata Arimbi sebenernya baik, aku agak kaget sih. Kan memnag banyak orang jahat tuh sebenernya ada karena dia tersakiti, atau memang wataknya gitu. Tapi Arimbi yang gengsinya gede? Cukup bikin kaget. Hahaha..

Sunday, May 17, 2020

[Review] Represi

Judul : Represi

Penulis : Fakhrisina Amalia

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 264 Halaman

"Tapi paling nggak, jatuh cintalah dengan orang yang tepat, yang nggak bikin kamu kehilangan sahabat-sahabatmu dan hal-hal yang kamu suka. Yang bisa mendukung kamu, bukannya malah menghalang-halangi kamu."


BLURB

Awalnya hidup Anna berjalan baik-baik saja.

Meski tidak terlalu dekat dengan ayahnya, gadis itu punya seorang ibu dan para sahabat yang setia. Sejak SMA, para sahabatnya yang mendampingi Anna, memahami gadis itu melebihi dirinya sendiri.

Namun, keadaan berubah ketika Anna mulai menjauh dari para sahabatnya. Bukan hanya itu, hubungan Anna dengan ibunya pun memburuk. Anna semakin hari menjadi sosok yang semakin asing. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Anna, hingga pada suatu hari, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang ternyata penuh luka.

- - - - - - - - - -

Anna, seorang gadis yang tidak periang, tapi cukup menyenangkan kalau sudah dekat dengannya. Pendiam, dan juga terdidik dengan keras. Anna tidak boleh cengeng, karena ayahnya nggak suka dengan hal itu, meskipun ayahnya jarang berada di dekatnya, jarang ada di saat-saat pentingnya. Bagi Anna semua itu nggak masalah, toh dia memiliki sahabat yang membuat hari-harinya
"Hubungan dua orang nggak cuma tentang menyenangkan hati orang lain tanpa memedulikan diri sendiri. Ann, aku tahu betapa inginnya kamu ikut lomba ini sejak bertahun-tahun yang lalu. Kenapa kamu mengorbankan keinginanmu sendiri? Kenapa dia melarang kamu?" P. 133
Skylar Hadinata, seorang pemain basket yang berbeda kampus dengannya. Perkenalan mereka berawal dari pertandingan antarkampus yang kemudian berlanjut karena Aldo, pacar Nika, sahabatnya, mengenalkan mereka berdua.

Karena merasa cocok, Anna dan Sky akhirnya pacaran. Anna tentu saja senang, karena Sky memperhatikannya lebih dari yang teman-temannya lakukan, selain itu, Sky juga sering mengajaknya pergi-pergi. Sayangnya, Sky tidak sebaik yang lainnya kira. Sky mulai menjauhkan Anna dari sahabat-sahabatnya, membuat Anna hanya bergantung pada Sky saja. Dan sejak saat itu, semuanya semakin memburuk, karena Anna juga mulai mendebat ibunya. Lalu, kenapa Anna akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya?


Buku yang udah lamaaaa banget pengen kubaca. Jujur aja, awal baca tulisan kak Amalia ini novel Happiness, novel dari seri YARN yang cukup bikin gempar beberapa waktu lalu, soalnya cari bukunya susah! Hehehe..

Kalau di Happiness kemarin kita diajak untuk tahu kisahnya Ceria yang selalu harus mengikuti apa orangtuanya bilang tentang pelajarannya, di sini kita diajak untuk lebih peka sama Anna. Anna yang berhasil memperjuangkan apa yang diinginkannya, membuatnya nggak lagi diatur-atur orangtuanya. Anna yang juga kangen sama kehadiran ayahnya yang bisa dibilang amat kurang sepanjang umurnya sampe sekarang ini, yang meskipun hal ini bisa digantikan dengan keempat sahabatnya yang super menyenangkan. Sayangnya, pacarnya toxic parah, dan malah bikin dia semakin jauh sama sahabatnya.

Jujur aja, baca ceritanya Anna ini keinget temenku sendiri. Pacarnya juga toxic abis. Tapi nggak tau kenapa, dia kayak nggak ada perlawanan gitu. Kayak menikmati gitu ya mungkin. Entah juga.

Aku suka banget sama novel ini. Cara menceritakannya tuh enak banget. Berasa kayak dengerin cerita temen sendiri. Meskipun alurnya maju-mundur, aku nggak kebingungan. Suka sekali. Novel yang kayak begini ini yang kudu banyak dibaca sama anak-anak jaman sekarang. Biar ada gambaran gitu. Mungkin banyak dialami sama anak jaman sekarang, tapi banyak juga atau sebagian dari mereka, nggak tau cara menyikapinya gimana. Selain itu, aku suka sama persahabatan Anna dan teman-temannya, idaman banget. Saling support, apa pun yang terjadi. Nggak gampang menghakimi juga, yang mana jarang banget ditemuin di jaman kayak begini.


Quotable:
"Bagi Anna, yang paling penting adalah mereka baik-baik saja dan saling menjaga. Bersahabat tidak berarti harus selalu bertemu dan menghabiskan waktu bersama Kadang-kadang bersahabat adalah tentng tetap saling menjaga dan mendukung ketika jauh. Bersahabat adalah tentang tetap bisa bertemu tanpa canggung dan seperti tidak pernah berjauhan. Bersahabat itu soal hari, bukan soal fisik." — P. 70

"Hubungan dua orang nggak cuma tentang menyenangkan hati orang lain tanpa memedulikan diri sendiri." — P. 133

"Semua orang membuat kesalahan, dan hampir semua orang pernah membuat kesalahan besar. Kewajiban kita adalah meminta maaf. Sementara memaafkan—atau nggak—adalah hak orang yang kita lukai. Tapi merasa nggak pantas dimaafkan bahkan seblum mencoba meminta maaf? Itu sudah bukan masalah dengan orang lain, Anna." — P. 147

"Bagi sebagian orang, mengekspresikan diri itu gampang, tapi bagi sebagian lagi nggak. Semua emosi yang harusnya keluar itu akhirnya dipendam ke alam bawah sadar dan tanpa kita sadari menjadi racun yang menyerang kita dari dalam diri kita sendiri." — P. 199

"Saya sudah bilang, kan? Jangan terlalu keras sama diri kamu sendiri. Kecemasan adalah sesuatu yang memuat dirimu bekerja keras dan menderita dua kali lipat." — P. 203

Monday, May 11, 2020

[Review] #BerhentidiKamu


Judul : #BerhentidiKamu

Penulis : dr. Gia Pratama

Penerbit : Mizan Publishing

Tebal : 284 Halaman

"Jodoh itu bukanlah yang datang dengan segala kelebihannya, tapi yang tidak pergi dengan segala kekurangan kita."


BLURB

“Tuhan, semoga Engkau setuju bahwa saya sudah cukup usia
untuk mengemban tanggung jawab lebih.
Bukan hanya tanggung jawab kepada diri saya saja,
tapi juga kepada seseorang yang Engkau percayai kepada saya hatinya ... 
entah siapa dia. 
Berikan petunjuk kepada siapa hati ini harus menjaga .... 
Saya siap menjaganya ... dia yang entah ada di mana saat ini,  
yang akan kau titipkan untuk menjadi istri saya ....”


Aku sempat menjadi manusia yang kecewa dengan takdir.
Tentang sesuatu yang kuinginkan, tentang dia yang selama ini memenuhi relung hati.
Kepergiannya menghancurkan semua harapan.

Tapi, dunia berputar dengan cepat saat aku sadar,
jika menerima takdir ini adalah hal yang paling benar.
Dan saat itu pula aku menemukan ketenangan jiwa,
poros yang sebenarnya Tuhan telah gariskan untukku.
Rasa sakit yang harus kudapatkan, menempa hati menjadi pemilik hak cintanya.

Dan saat itu juga aku dipertemukan dengan belahan jiwa yang sesungguhnya.


- - - - - - - - - -

Menceritakan tentang dokter Gia, seorang dokter yang lagi agak galau karena belum juga punya pasangan. Emang pasangan ini tuh sesuatu yang apa ya? Agak susah-susah gampang buat dapetinnya kan? Ada yang udah pacaran lama, kayak cicilan rumah, tapi ternyata nggak jadi sampe ke jenjang berikutnya. Sering banget kan yang kayak begitu?

Di novel ini, dokter Gia menceritakan gimana sih perjalanan dia untuk menemukan the one, apa aja rintangannya, dan juga berbagi hal lucu yang dialaminya selama menjadi dokter.


Aku dulu tuh beli ini karena kepo sama cerita dokter Gia yang lewat di timeline Twitterku. Karena ada cuplikan yang lucu, aku jadi penasaran, buku ini tuh tentang apa. Aku kira, ini tuh cuma kayak cerita-cerita pasiennya aja, tapi ternyata ini cerita tentang dokter Gia sendiri! Menarik banget. Apalagi gaya berceritanya itu nggak bikin bosen. Nggak cuma ngebahas tentang galau-galaunya aja, tapi juga tentang hidup. Sedikit-banyak, dokter Gia nyelipin penyemangat untuk ngelewatin hambatan yang dirasain, yang yaaahh.. kita juga pasti pernah ngrasain hal itu.

Karena diceritakan dari sisinya dokter Gia, jadi ya sudut pandangnya dari beliau aja. Aku cukup suka sih, karena menurutku, cowok itu kurang bisa mengeskpresikan perasaannya gimana, tapi dokter Gia tuh bisa! Padahal, beliau bukan penulis. Jadi suka banget.

Sunday, May 3, 2020

[Review] Tujuh Hari untuk Keshia


Judul : Tujuh Hari untuk Keshia

Penulis : Inggrid Sonya

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 456 Halaman

"Begitu juga lo, gue harap suatu hari nanti, ketika lo bangun lo udah berhenti capek. Berhenti nangis. Berhenti ketakutan. Yang lo tahu saat itu cuma yang indah-indah aja. Karena semua manusia berhak untuk itu, kan? Untuk bahagia?"


BLURB

Sejak mantan pacarnya tahu-tahu saja kembali dan membawa seorang anak perempuan bernama Keshia yang katanya adalah anaknya, Sadewa tahu bila hidupnya akan kacau.

Lalu benar saja, Sadewa tidak pernah akur dengan Keshia. Jikaa di rumah, keduanya selalu saja bertengkar. Entah itu meributkan tagihan listrik, cicilan yang ditunggak berbulan-bulan, hutang beras di warung, dapur berantakan, atau bahkan cuma karena remote tv yang hilang. Masalah sekecil apa pun sepertinya selalu dijadikan momok untuk keduanya adu mulut dan membuat rumah menjadi zona perang seketika.

Keduanya tidak pernah memedulikan satu sama lain. Sadewa tidak pernah peduli dengan kehidupan Keshia, baik di rumah atau pun di sekolahnya. Sadewa tidak peduli dengan kelakuan putri tomboinya itu yang selalu saja berpura-pura kuat dan menganggap bisa mengatasi segalanya sendirian. Sementara Keshia, sama halnya dengan Sadewa, dia tidak pernah peduli dengan kelakuan ayahnya yang masih saja bersikap layaknya ABG itu.

Bagi Sadewa, Keshia itu pengganggu ulung atau mahkluk paling cerewet sedunia. Sedangkan bagi Keshia, Sadewa itu hanya seorang laki-laki 36 tahun yang hanya tahu bersenang-senang saja. Yang hanya tahu ngeband, mabuk-mabukan, atau main perempuan.

Sampai suatu ketika sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Sebuah kecelakaan yang membuat Sadewa mati-matian ingin memenuhi seluruh keinginan Keshia, dan membuat Keshia ingin tetap bersama ayahnya sekalipun dia sangat membenci laki-laki itu. Sebuah kecelakaan yang memberikan keduanya pemahaman bila mungkin hanya kehilangan yang membuat mereka bisa berjalan beriringan tanpa lagi ada kebencian.

Kisah ini tentang waktu. Tentang kesempatan. Tentang kehilangan.

- - - - - - - - - -

Keshia, anak yang cukup pinter, sayangnya, kehidupannya bisa dibilang berantakan, tidak pernah mengenal ayahnya. Sedangkan hidup ibunya, juga berantakan sekali. Saat ini dia sedikit sedih, karena Oma-nya baru saja meninggal. Oma yang merawatnya lebih baik daripada ibunya sendiri. Bagi Keshia, Omanya cukup berjasa mengajarkannya banyak hal, mulai dari memasak hingga membuat kue. Kue yang dijual di sekolahnya untuk menambah uang jajan, bahkan uang sekolahnya.
"Idup lo udah ribet tanpa harus ngelibatin gue, jadi jangan sok peduli." P. 178
River, seorang pemain band di sebuah klub. Bagi River, rumahnya ya di tempatnya saat ini, bukan rumahnya yang megah tapi nggak ada kehangatannya sama sekali. Jangan bayangkan teman-teman River adalah anak-anak nakal seumurannya. Teman se-band River adalah orang-orang yang bahkan sudah hampir berkepala empat, tapi masih memiliki skill yang cukup baik untuk bermain band.

Selama ini, River selalu memperhatikan Keshia dari jauh. Entah apa yang menarik dari Keshia, tapi bagi River, Keshia sangat menarik, segala tingkah lakunya, caranya berbicara.

Pertemuan Keshia sendiri dengan ayahnya, Sadewa tidak cukup baik. Secara nggak langsung, dia dipindahtangankan dari ibunya ke ayahnya. Ayah yang selama ini nggak pernah dikenalnya, bahkan namanya pun nggak pernah disebutkan. Mengagetkan? Jelas. Dia bahkan merasa seperti barang yang bisa diserahkan kapan saja pemilik lamanya bosan, tapi apa yang bisa dilakukannya? Toh dia tidak punya apa-apa. Apalagi tingkah ayahnya sendiri seperti tingkah anak SMA yang sangat berantakan. Bekas minuman dan baju kotor di mana-mana.

Yang Keshia pikirkan saat itu hanyalah bertahan. Bertahan karena tabungannya tidak cukup kalau harus menyewa kamar kos, dan juga kebutuhan sekolahnya. Jadi Keshia bertahan di sana sampai dia memiliki tabungan yang cukup, dan kemudian pergi meninggalkan ayahnya. Tapi bagaimana kalau semua tidak sesuai rencananya? Bagaimana kalau semesta suka bermain-main dengannya?


Ngebaca Keshia ini apa ya, kayak banyak bete sama jengkel di awal-awalnya itu. Gimana nggak jengkel sama bete? Anak masih kecil gitu, tapi dia harus ngadepin dunia yang udah ngeselin abis. Mana setelah dia di Sadewa, ayahnya pun, hidupnya nggak jadi baik-baik aja. Sama aja kehidupannya.

Semakin ke bagian tengah buku, aku semakin ngerasa nyesek. Sedih sekali sama kehidupan Keshia, River, dan beberapa tokoh di sana. Konfliknya juga mulai terasa berat. Selain konflik rumit di rumah, ternyata Keshia juga punya masalah di sekolah. Hhh.. Kayak capek banget pasti jadi Keshia. Hebatnya, dia masih bisa nyemangatin, masih bisa mikir positif, meskipun dia jadi suka ngomel-ngomel gitu.

Suka sekali sama bukunya, ngingetin aku sama mama papaku. Papa yang cuek dan kadang nggak peka. Suka sama konflik keluarga dan persahabatannya. Kayak relate banget. Permasalahan di sekolah juga sering banget terjadi gitu. Iri, nggak suka, pengen ngajak berantem terus.


Quotable:
"Gue bercanda soal yang tadi. Jangan cepet-cepet bangun, istirahat dulu aja yang lama. Mimpi indah yang banyak, terus kalau udah sadar, gue harap lo udah lupain semuanya. Yang lo inget cuma kenangan-kenangan indah, biar lo bisa bilang sama ibu lo 'Wah, Ma! Pelangi itu beneran warna-warni ya' atau 'Ma, bulan itu terang. Matahari hangat. Hidup ini banyak cahaya' atau 'Bakso ojolali tuh enak lo, Ma. Bisa bikin bahagia. Ayo kita ke sana!" — P. 203

"Setiap bangun tidur, gue selalu berdoa untuk itu. Selalu berda bisa melihat kebahagiaan sekecil apa pun dengan bahagia pula. Enggak dalam situasi acak-acakan kayak gini mulu. Ya, awalnya gue berasa mirip Wonder Woman sih, tapi kalau dilaluin setiap hari kan capek juga..." — P. 204

"Begitu juga lo, gue harap suatu hari nanti, ketika lo bangun lo udah berhenti capek. Berhenti nangis. Berhenti ketakutan. Yang lo tahu saat itu cuma yang indah-indah aja. Karena semua manusia berhak unutk itu, kan? Untuk bahagia?" — P. 204

"Gue nggak butuh penilaian orang, nggak butuh penilaian Alena. Satu-satunya orang yang penilaianya gue lihat itu lo doang. Andaikan lo tetep marah sekalipun gue yang ngaku duluan, setidakya itu lebih mudah gue jalani. Karena rasa bersalah gue pasti nggak akan seberat ini." — P. 299