Sunday, October 24, 2021

[Review] You Belong to Me

 

You Belong to Me

Titi Sanaria

Black Pearl Publishing

296 Halaman

"Kita akan tahu siapa orang yang tepat setelah lebih dulu bertemu dengan orang yang salah. Keluar deh dari cangkang lo yang nyaman itu, Nay."


B L U R B

Bagi Nayla,
pulang berarti bertemu kembali dengan Vino,
cinta masa remaja sekaligus saudar tirinya.

Bukan sesuatu yang menyenangkan,
tetapi Nayla tahu
jika dia tidak mungkin menghindari Vino selamanya.
Sudah saatnya mereka bicara layaknya dua orang dewasa
untuk melepas ganjalan dan menyingkirkan kemarahan
dari masa lalu.

Hanya saja, pertemuan itu membuat Nayla menyadari
bahwa dia masih mencintai Vino.

Jarak dan waktu yang pernah terbentang
tak mampu membunuh rasa itu.

Sanggupkah Nayla
menepis cinta yang merimbun di hatinya
dan merelakan Vino bersama perempuan lain
yang menjadi kekasihnya?

- - - - - - - - -

Nayla, seorang dokter yang akan mengambil spesialis di Makassar. Tempat yang cukup jauh dari Jakarta. Alasannya jelas, dia menghindar dari Vino, saudara tiri sekaligus cowok yang dulunya pernah dekat dengan dia. Apalagi terakhir yang Nayla ingat, Vino nggak begitu suka sama dia sejak mereka berstatus saudara tiri. Semakin malaslah Nayla pulang.
"Nay, dengar ya, cinta itu kadang perlu diusahakan. Kecocokan itu dibangun, nggak langsung datang sendiri. Dijalani saja dulu sambil lihat chemistry-nya dapat atau nggak buat dilanjutkan." P. 101
Sekembalinya Nayla, seisi rumah mulai merecokinya untuk membangun sebuah hubungan dengan laki-laki. Mulai dari Elwan, kakak tirinya, sampai Dian, sahabat satu-satunya. Bagi mereka, Nayla terlalu menyendiri dan terlalu tertutup. Teguh, senior sekaligus salah satu pemilik klinik di mana Nayla bekerja sambil mengisi waktu luangnya, berusaha mendekatinya, Elwan dan Dian tentu saja bersemangat karena akhirnya ada cowok yang tertarik dengan Nayla.

Vino adalah satu-satunya orang yang menentang hal itu. Nayla kaget tentu saja, tidak mengerti alasan kenapa Vino begitu tidak menyukainya. Bagi Vino, kalau Nayla tidak suka, ya nggak usah di dekati. Nggak usah memberi harapan pada orang lain.

Perlahan, Nayla akhirnya menyadari, bahwa Vino masih menyukainya, tapi apakah mereka bisa meneruskan rasa sukanya?


R E V I E W

Untuk kesekian kalinya membaca karya kak Titi. Cukup menyenangkan berkenalan dengan Vino dan juga Nayla. Awalnya kukira mereka ini nggak boleh jatuh cinta karena masih satu Ayah/Ibu, tapi ternyata, ada masa lalu yang berlum terselesaikan. Jangan bilang, di blurbnya kan ada. Aku tuh tipe orang yang bakalan langsung baca tanpa ngelihat blurb, toh penulisnya juga sudah sering kubaca karyanya. Hehe..

Mari membahas Nayla, si introvert ini bikin gemes sejak awal. Jangan ditanya kenapa, dia ini udah kayak nggak berpendirian. Apa-apa dipendem, apa-apa mikirnya bisa lama, dan berujung nggak memilih. Belum lagi kadang dia nggak bisa ngambil keputusan buat dirinya sendiri karena terlalu banyak memikirkan orang lain. Duh gemes banget kalo dia udah begini.

Yang aku suka di sini tuh perjuangannya Vino yang bikin Nayla kembali sama dia. Meskipun dia pernah menyakiti Nayla, tapi dia mau memperjuangkan kembali Nayla. Mau memilih Nayla meskipun itu artinya dia bakalan nyakitin keluarganya.


Quote from Book
"Kesempatan itu dicari, jangan ditunggu, Nay." P. 38

"Dan hubungan kalian nggak akan pernah membaik kalau lo terus bersikap kayak gini. Kalau dia menjauh, lo nggak boleh menambah jarak dengan menghindar." P. 41

"Menjadi introver itu sulit. Saat berhadapan dengan orang-orang, aku bisa saja punya banyak hal yang ingin kukatakan, tetapi ujung-ujungnya akuhanya mengeluarkan kalimat-kalimat pendek." P. 57

"Kita akan tahu siapa orang yag tepat setelah lebih dulu bertemu dengan orang yang salah. Keluar deh dari cangkang lo yang nyaman itu, Nay." P. 60

"Jangan memberikan harapan kalau kamu nggak punya perasaan apa-apa. Hanya akan membuat dia semakin berani mendekat, dan kamu akan kesulitan sendiri menolaknya nanti." P. 94

"Kamu harus bisa menolak, dan jangan membiarkan Kak Elwan memengaruhi keputusan kamu. Hal kayak gini harus kamu putuskan sendiri. Kamu nggak butuh pendapat orang lain." P. 94

"Nay, dengar ya, cinta itu kadang perlu diusahakan. Kecocokan itu dibangun, nggak langsung datang sendiri. Dijalani saja dulu sambil lihat chemistry-nya dapat atau nggak buat dilanjutkan." P. 101

"Saat lo mencintai seseorang, lo merasakan dengan hati dan bukan memikirkannya dengan kepala. Meminta waktu berpikir adalah penegasan bahwa lo meragukan perasaan lo." P. 116

"Mengikat diri sama seseorang tanpa rasa cinta yang cukup juga bukan ide yang bagus, Nay." P. 121

"Cinta itu seperti perampok, Nay. Dia datang tanpa diundang atau diinginkan. Bukan hal yang bisa dipelajari. Itu bukan rasa yang lantas memenuhi rongga hari lo hanya karena lo memutuskan untuk membuka hati." P. 121

"Cinta itu kebanyakan disponsori mata. Cinta karena kepribadian itu omong kosong. Untuk jatuh cinta karena kepribadiannya, lo harus temenan lama dulu." P. 177

"Cinta yang kuat nggak saling meninggalkan." P. 216

"Apa kamu nggak pernah berpikir kalau selama ini kamu hanya takut pada sesuatu yang ada di kepalamu saja? Pikiran terkadang bisa lebih menyiksa daripada kenyataan." P. 253

Wednesday, October 13, 2021

[Review] Heartbeat : The Last Heir

Heartbeat : The Last Heir

Mosaicrile

Benito Group

309 Halaman

"Tetapi, setidaknya dengan berlari kau pergi dari tampat yang membuatmu mengenang pengalaman buruk itu."

 
B L U R B
 
Delapan orang tewas dibanti di sebuah mansion Venetian Lagoon, Venesia. Satu orang berhasil selamat, menjadi satu-satunya pewaris terakhir atas kekayaan keluarganya. Dia kemudian bekerja sama dengan detektif nyentrik bertopi fedora untuk menyelidiki motif pembunuhan.
 
Setiap rangkaian peristiwa yang dipecahkan semakin membawa keduanya ke dalam misteri besar tak terduga.
 
Mampukah sang pewaris menemukan siapa pembunuh bertangan dingin tersebut?
 
- - - - - - - - -
 
Lucas, seorang pewaris Herra Investire, perusahaan sekuritas yang bisa dibilang terbaik di Italia. Sayangnya, malam tahun baru, di saat semua orang senang merayakan pergantian tahun, dia malah melihat bagaimana Ayah dan saudara-saudaranya dibunuh dalam pembantaian. Bahkan nyawanya pun terancam saat dia berusaha untuk melarikan diri. Sampai saat ini, dia masih trauma dengan kejadian tersebut.
"Aku mengerti perasaanmu, Nak. Tidak ada hal mudah yang terjadi di dunia ini selepas kepergian orang-orang yang kita cintai, tetapi sudah saatnya... kau melangkah maju." P. 51
Caitlyn, seorang pattiserie yang juga bisa menari balet. Hidupnya mungkin biasa saja seperti kebanyakan orang, tapi dia cukup bahagia. Dia juga sudah memiliki pacar seorang pelukis. Malam tahun baru cukup mengerikan baginya. Kehilangan pacar yang disayanginya, bahkan ada kejutan untuknya malam itu, dan ternyata semuanya hanya sekadar angan saja.

Pertemuan tak terduga mempertemukan mereka berdua. Perlahan, Lucas merasa nyaman di dekat Caitlyn, apakah itu memang benar perasaannya, atau karena organ lain yang merasakan hal tersebut?


R E V I E W

Membaca tulisan kak Mosaicrile, yang ternyata ini adalah tulisan pertamanya (kalau aku nggak salah), karena aku kenal karyanya yang terbitan Gramedia itu. Hihi..

Di bagian awal, cukup kaget karena masih awal sudah diajak ikut pembantaian! Mana pembantaiannya nggak main-main pula. Bener-bener yang darah dingin gitu. Nggak segan-segan, tanpa ampun! Semua yang ada di depan mata, nggak peduli perempuan apa bukan, hamil apa enggak, pokoknya sikat. Aku kira ini cerita romance yang ada unsur detektifnya gitu. Ya iya sih, tapi, di bagian awal kejam sekali.

Sejak membaca Love Cruise kemarin, aku selalu suka sama caranya kak Mosaicrile bercerita. Apa ya, jadi belajar banyak. Kalau di Love Cruise kemarin belajar modeling sama ice skating, kalau di Heart Beat ini lebih banyak membahas bisnis, detektif, diselipin balet sama patissiere

Aku tuh selalu suka sama novel yang genre thriller itu karena secara nggak langsung, belajar cara berpikirnya orang yang kadang bisa lebih sinting dari orang-orang kebanyakan. Sejak awal, aku nggak begitu bisa nebak siapa yang jadi dalang dibalik semua ini. Soalnya kayak clueless gitu. Eh, kak Mosaicrile ternyata nyebar cluenya pelan-pelan. Pas sampe di bagian akhir kayak, "Gila, gila gilaaa.."

Kalau kalian juga suka membaca yang bergenre thriller, ini bisa dinikmati lho guys! Menarik dan menegangkan.

Sunday, October 3, 2021

[Review] A Little Book About You

 

A Little Book About You 

Elvira

One Peach Media

145 Halaman

"Karena cinta mampu mengubah hatimu menjadi lembut melekuk hingga tak ada luka yang berujung kebencian. Selalu ada rasa manis di ujung kepahitan."


B L U R B

The Most.

Dari seluruh gugur yang tergugut, ada yang paling gugur. Jatuhnya helai dari kelopak mataku yang merajah bercak rindu.

Pada hangat yang paling hangat, hanya ada satu yang memesamkan. Pelukan napasmu yang melingkari gigilku.

Untuk seluruh resah yang merengat, ada yang teresah. Campahnya pentas mayapada tanpa gelumat suara darimu.

Dan...

Dari seluruh rasa yang terasa. Ada yang tak terkatakan, tak terbahasakan, tak teruraikan tapi terindra.

Kamu.

- - - - - - - - -

Kembali lagi ke dengan bukunya kak Elvira. Dari tampilan cover bukunya yang minimalis ini, dalamnya maksimalis banget lho! Masih sama dengan buku yang kemarin, bagian dalam bukunya colorfull sekali. Bener-bener memanjakan mata.

Buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Tentang cinta, tentang harapan, dan tentang perjuangan. Di bagian tentang cinta, tentu saja banyak sekali gombalan dari potongan dialog dan beberapa sajak yang menggambarkan pasangannya. Betapa mereka saling mencintai dan jatuh cinta itu indah banget. Bener nggak? Hehe..

Di bagian kedua adalah tentang harapan. Membaca bagian harapan ini berasa terapung-apung di sebuah danau. Habis yang diceritain masalah jarak dan rindu. Aduh, dua hal ini biasanya bikin nyesek. Kadang ada berita kalau doi mau balik, tapi nggak kunjung datang ini kan bikin sedih juga. 

Di bagian ketiga, tentang perjuangan. Mempertahankan sebuah hubungan itu tidaklah mudah. Belum lagi kalau ada jarak yang membentang. Cukup banyak hal yang harus dimaklumi, mulai dari rindu, iri kalau melihat yang lain bersama pasangannya, dan juga komunikasi harus dijalin dengan baik. Kalau enggak? Hubungan itu bakalan susah untuk dijalani.

Membaca buku ini secara keseluruhan bikin aku sedikit banyak terenyuh. Diksinya, dialognya, bener-bener mengingatkanku sama pasanganku. Kadang kita bisa bercanda sampe ketawa bareng, kadang juga bisa sebel-sebelan. Tapi tetep, yang namanya cinta akan selalu bertahan dan berjuang untuk satu sama lain kan?