Sexy Lingerie
Belladonna Tossici
48 Parts on Cabaca — End
"Anda benar. Pria sejati tidak akan menginkari janjinya. Maka dari itu saya tidak akan mengingkari janji saya untuk menjadikan Mutiara perempuan yang harus saya jaga baik tubuh maupun hatinya."
B L U R B
Mutiara Prima memercayai Cassandra van den Heuvel. Segala hal tentang dirinya diceritakan pada sahabatnya sejak masa kuliah itu, termasuk riak pernikahannya dengan Hamizan Parama. Mutiara banyak berkorban bagi Hamizan; berhenti bekerja, fokus mengurus suami dan rumah tangga, tetapi semua tak cukup bagi—ibu mertuanya—Fatma.
Hubungan Mutiara dengan Fatma semakin runcing sampai Hamizan menjatuhkan talak satu. Cassandra menolong Mutiara yang pergi dari rumah, menyediakan tempat untuknya berteduh sementara. Mutiara sungguh percaya bahwa Cassandra adalah dewi penolong tanpa dia ketahui sahabatnya merupakan musuh dalam selimut, karena sudah sejak lama Cassandra jatuh cinta pada Hamizan.
- - - - - - - - - -
Mutiara Prima, seorang ibu rumah tangga yang sangat beruntung mendapatkan Hamizan Parama, seorang pebisnis yang bisa dibilang cukup sukses dengan usaha restoran yang mengangkat ide makanan sehat. Dalam hubungan mereka selama menikah, keduanya merasa cukup dan baik-baik saja, meskipun tanpa kehadiran seorang anak. Sayangnya, di mata ibu mertuanya—Fatma—belum ada kehadiran anak, tentu saja kurang.
"Laki-laki yang akan menikahiku haruslah karena memang mencintaiku, tidak ingin poligami, tidak membandingkanku dengan perempuan lain, tidak punya orang tua yang antagonis seperti di sinetron, dan dia harus menerima anakku."
Cassandra van den Heuvel, sahabat Mutiara sejak kuliah. Wanita independen yang memiliki usaha menjual lingerie. Mutiara sering mempertanyakan tentang usaha yang dilakoni oleh sahabatnya ini. Sebagai orang yang agamanya taat, dia mempertanyakan, siapa yang akan membeli pakaian kurang bahan ini? Tapi seringnya, Mutiara juga iri dengan sahabatnya yang bisa bekerja dan menikmati uang yang dihasilkannya sendiri.
Hubungan persahabatan ini baik-baik saja, sampai ketika Mutiara menemukan bahwa sahabat dan suaminya sedang bersama! Cobaan apalagi yang diterima Mutiara? Padahal selama ini, dia mengira bahwa suaminya juga cukup hidup dengannya, walaupun masih ada kekurangan dalam dirinya.
Membaca kembali karya kak Bella, dan mendapatkan kejutan! Kak Bella ini memang spesialis menulis cerita, yang nggak hanya sekadar seks, tapi juga ada makna yang diselipkan. Kali ini, tema yang diangkat adalah tentang perselingkuhan. Untuk yang pernah mengalami ini dan masih ngerasa jengkel, ada baiknya jangan baca ini dulu. Biar nggak makin emosi.
Aku akan mulai bahas dari tokohnya dulu ya. Tokoh di sini, menurutku punya karakter yang cukup kuat. Mulai dari Hamizan yang egois, dan terlalu cepat mengambil keputusan, Cassandra yang cukup bebas dan independen, Mutiara yang terlalu baik dan positif thinking, dan tentu saja Raden Kanjeng Ratu Fatma yang maha benar dan sungguh kolot ini bikin semakin kesal.
Pada awalnya, aku cukup salut lah sama Hamizan. Dia membela Mutiara mati-matian, mengatakan bahwa mereka emang baik-baik aja walaupun tanpa anak, tapi ya namanya orang. Kalo lama-lama hal kayak gitu dibahas melulu sama orang tuanya, pasti risih ya. Nah, mulai dari sini, aku kesel sama Hamizan, nggak hanya karena dia mulai bimbang, tapi dia jadi tergoda untuk melakukan hal lain yang negatif.
Sampai ending, aku masih nggak suka sama karakternya Hamizan. Nyebelin banget jadi karakter. Nggak tau juga nih, kak Bella nemu cowok model ginian di mana. Ya meskipun ngeselin banget, aku yakin sih, cowok yang kayak Hamizan ini eksis banget di dunia nyata, malah bisa lebih nyebelin lagi.
Menurutku, untuk yang pernah diselingkuhin atau disakiti banget sama orang yang disayang, sebaiknya jangan baca ini kalau masih belum ikhlas. Soalnya cerita ini membawa emosi dan kejengkelan luar biasa. kak Bella sukses banget sih nulis cerita ini.