Rumah Misterius Gadis IndigoHanna Natasha HeidiDiva Press248 Halaman
“Kita bukan sebuah kegagalan. Setiap dari kita memiliki takdir kemenangan jika kita mau bangkit.”
B L U R B
Evelyn merupakan gadis indigo yang bisa melihat dan berinteraksi dengan roh penasaran, salah satunya adalah roh Avira yang tiba-tiba meminta tolong padanya. Mulanya, Evelyn berpikir dia hanya sebagai jembatan bagi roh Avira dan seorang lelaki yang masih hidup bernama Raymond. Namun, di kemudian hari Evelyn mendapati kenyataan bahwa justru Avira-lah yang menjadi perantara Evelyn untuk berjumpa lagi dengan cinta lamanya yang dulu ditemuinya di depan sebuah rumah tua. Itu Raymond!
Pertemuan kembali dengan Raymond adalah momen yang sangat ditunggu sejak lama oleh Evelyn. Namun, saat itu terjadi, keadaan sudash tidak lagi berpihak kepada mereka berdua. Raymond tidak seperti dulu lagi. Dan Evelyn, kini ada hati yang harus dia jaga.
- - - - - - - - -
Memiliki kemampuan indigo, bagi sebagian orang memang menyenangkan, bisa membantu banyak orang atau roh untuk menyampaikan pesan terakhir mereka sebelum benar-benar pergi dari dunia. Tapi di sisi lain, banyak juga orang yang tidak terlalu senang punya kemampuan ini. Selain risih, kadang juga nggak nyaman melihat roh yang tidak selalu berwajah manusia. Sama halnya dengan Evelyn. Memiliki kemampuan indigo ini tidak sepenuhnya disukainya. Hanya saja, dia pernah merasa nyaman terhadap seseorang karena kemampuannya ini.
“Bukan kesalahanmu yang menyebabkan semua ini. Percayalah! Semua akan baik-baik saja.” — P. 99
Pertemuan pertamanya dengan Avira—arwah gentayangan—yang berada di kampus membuat Evelyn terketuk hatinya untuk membantu menyampaikan pesan terakhir Avira. Pesan untuk Raymond, laki-laki yang disukainya.
Hanya saja, Raymond mengingatkan dia terhadap seseorang. Seseorang yang pernah ditemuinya saat dia masih sekolah. Apakah memang dia orang yang sama? Atau hanya mirip saja kah? Lalu, apa pesan yang harus disampaikannya pada Raymond?
Pas awal aku baca judul, kukira rumah misterius ini bakalan menyimpan banyak hal yang cukup mistis lho. Sampai pas awal-awal baca, aku sudah mempersiapkan diri kalau bakalan ketakutan. Padahal sudah baca blurbnya juga, tapi masih agak takut dikit.
Yuk kenalan sama Evelyn, anak kuliahan yang tinggal sama Tante dan sepupunya di Singapore. Memiliki kemampuan khusus untuk melihat roh yang masih ada di bumi tentu saja nggak begitu menyenangkan. Terkadang dia bisa berkomunikasi dengan roh tersebut, tapi kadang dia memilih menganggapnya lalu. Entah kenapa, saat melihat Avira, roh yang kebingungan, Evelyn bersedia untuk membantu Avira. Deg-degan nggak sih kalo mau ngasih bantuan begini?
Perjalanan dalam memberikan bantuan ini nggak gampang juga lho, karena ternyata Raymond ini sosok yang pernah ditemuinya dulu. Seharusnya gampang kan? Tapi satu dan lain hal, membuat pesan ini sulit tersampaikan.
Alur dalam novel ini maju mundur, untuk menceritakan bagaimana kisah setiap tokohnya di masa lalu. Mengambil latar di Singapore, cukup banyak beberapa tempat terkenal yang diambil.
Selama membaca, aku sedikit kesal sama Evelyn. Sikapnya dia yang maju mundur dan terlalu lama dalam mengambil keputusan ini nyebelin banget. Sama halnya dengan Niko—mantan pacarnya Evelyn, dia juga kalo ngambil keputusan nggak sat set, banyak pertimbangannya.
Sementara Raymond, ini yang paling bikin gemes. Habisnya dia gampang terjebak sama perasaannya sendiri. Jadi waktu baca bagian Raymond, bener-bener gemes abis.
Karena ada 3 point of view, aku jadi paham gimana kondisi perasaan masing-masing karakternya gimana dan apa aja yang sudah mereka lewati sampai di titik ini. Cukup membekas, apalagi ada pembahasan tentang keluarga, dan juga hubungan dengan orangtua.
From the book…
“Kita bukan sebuah kegagalan. Setiap dari kita memiliki takdir kemenangan jika kita mau bangkit.” — P. 68“Hidup tak seindah yang kita mau dan tak semudah yang kita pikirkan. Apalagi mengenai cinta.” — P. 201