Dewa Angkara MurkaAya WidjajaGramedia Pustaka Utama416 Halaman
"Pertimbangan penting ketika memutuskan menikah bukan cuma soal pasangan, tapi juga orangtua calon pasangan dan bagaimana penerimaan mereka.”
B L U R B
Namanya Dewangkara Maheswara. Namun, anak buahnya sepakat mengganti namanya menjadi Dewa Angkara Murka. Selain tukang murka, dia juga suka bertitah bagai dewa. Apa pun yang diinginkan harus tercapai saat itu juga. Termasuk saat Dewang “memerintah” Mosha menjadi “pasangannya” supaya dia batal dijodohkan. Mosha awalnya menolak. Namun, undangan pernikahan dari Kyle—rekan kerja sekaligus mantan pacar—membuat hati Mosha terbakar.
Selama lima tahun pacaran, Kyle bilang dia tidak percaya komitmen. Tak lama setelah putus, Kyle malah menikah. Tentu saja Mosha sakit hati. Mosha akhirnya membuat perjanjian dengan iblis—eh, Dewang. Adakah cara yang lebih jitu untuk membalas mantan selain menghadiri pernikahannya dengan membawa pasangan yang jauh lebih keren?
“Kita nggak mungkin dibilang setingan karena nggak masuk akal karyawan nyuruh bosnya nemenin dia ke kondangan mantan.”
- - - - - - - - -
Putus hubungan dengan Kyle sudah membuat hari-hari Mosha memburuk, tapi sepertinya hal ini tidak cukup. Karena Kyle secara tiba-tiba menyebarkan undangan bahwa dia akan menikah dalam waktu dekat. Hal ini jelas memperburuk keadaannya. Mau nggak mau, Mosha harus menerima tatapan mengasihani dari seisi kantornya.
"Cara terbaik membalas mantan adalah dengan menghadiri pernikahannya bersama pasangan baru yang jauh lebih baik daripada dia.”
Dewangkara atau yang biasa disebut karyawannya Dewa Angkara Murka, bos yang hatinya nggak bisa ditebak, bisa kadang baik banget, atau jahat banget. Seringnya memang jahat banget. Hari itu, entah kenapa, lebih memilih memanggil dan membuat Mosha menjadi pacarnya. Mosha nggak cuma kaget, tapi dia juga bingung, karena Dewang bersedia menemani Mosha pergi ke kawinan Kyle.
Kalau sudah kacau begini, Mosha bisa apa selain menjalankan sandiwara bersama Dewang, tapi pertanyaannya, sampai kapan? Karena effort Dewang untuk menjadi pura-pura sangat menyakinkan sekali.
Cover bagian depan Dewa Angkara Murka ini cukup gemesin, dengan warna pink dengan gambar city tower. Nggak ada penggambaran ngeselin tentang bos dan karyawannya. Tapi pas baca bukunya, rasanya pengen bilang, "Menyala Dewangku!".
Ditinggal menikah sama mantan memang ngeselin dan bikin sakit hati. Pas awal ngebaca, duh rasanya kesel banget, apalagi satu kantor. Makin kerasa dong keselnya. Apalagi mereka pacarannya juga sudah lama. Apalah arti 5 tahun, kalau nggak nikah. Meskipun pisahnya baik-baik, tapi kalau dalam waktu singkat udah sebar undangan, apa nggak langsung negatif thinking? Mosha sendiri juga masih mempertanyakan ini, kenapa kok tiba-tiba Dewang mau menawarkan diri untuk menemaninya ke pernikahan Kyle?
Dewang ini adalah tipikal bos pada umumnya, kalau bisa kita, kenapa harus orang lain? Harus bisa memanfaatkan hal atau jasa sebaik-baiknya. Tapi dibalik sifatnya yang memang ngeselin ini, dia juga bos yang cukup loyal lho. Kalau ada rapat, ada snack boks dan makanan. Mana ada di dunia nyata? Ya setidaknya ada yang baik lah dari dirinya.
Sementara Mosha, dia ini karyawan yang cukup tahan banting, mungkin karena didukung sama lingkungannya juga ya. Apalagi ada Kinoy, sahabatnya yang mulutnya cablak banget, tapi siap kapan aja. Juga ada Mbak Afni yang siap pasang badan kalau anak-anaknya kena semprot. Kalau Kyle, dia ini sebenernya berkompeten, tapi kelakuannya emang minus banget banget. Perselingkuhan itu nggak termaafkan ya.
Dewa Angkara Murka, banyak membahas tentang dunia kerja apalagi bagian digital, bagaimana cara mencari supplier yang sesuai, dan juga tentang perselingkuhan dengan kiat-kiat membalas dendam dengan elit. Ada juga pembahasan tentang kenapa sebenernya Kyle selingkuh. Alasannya nggak dibenarkan, tapi cukup menyentuh.
Yang aku suka tuh effortnya Dewang, untuk ukuran pura-pura, Dewang bener-bener mau usaha lebih. Walaupun kadang ditolak Mosha, kadang dijudesin juga. Tapi ya dia tetep usaha dengan caranya sendiri. Aku juga suka sama mamanya Dewang, dari luar, beliau ini keliatan kayak orang kaya yang bakalan memandang segalanya dengan uang. Nyatanya, enggak! Dia welcome banget sama Mosha, malah lebih milih sama rekomendasi tukang jaitnya Mosha yang deket rumah dibanding sama butik-butik ternama.
Aku baca novel ini sehari lebih dikit, karena di kantor kerjaan nggak begitu banyak dan juga nagih banget baca ini. Penasaran sama gebrakan apa yang bakalan dilakuin Dewang sama Kyle.