If I Met You First
Thessalivia
Gramedia Pustaka Utama
312 Halaman
"Menjadi
dewasa itu adalah saat kita sudah mengenal diri kita sendiri. Saat kita
tahu apa yang kita butuhkan, apa yang membuat kita bahagia, masalah apa
yang kita punya, dan cara apa yang paling cocok untuk kita."
B L U R B
Riana selalu bernasib jelek dalam percintaan. Setiap kali pacaran, selalu saja dia yang diputusin. Dia bahkan pernah diselingkuhin!
Untung ada Ardi, sahabat setia Riana. Laki-laki itu selalu siap menyediakan bahu untuk Riana bersandar. Sayangnya, laki-laki sehebat Ardi sudah bertunangan. Seandainya Riana bertemu Ardi lebih dulu, apakah mereka akan berjodoh?
Tiba-tiba saja Riana mendapat kesempatan untuk mengubah nasib. Lewat mesin dingdong yang bisa mengabulkan permintaan, dia memiliki kesempatan untuk mencuri hati Ardi. Benarkah bertemu Ardi lebih dulu akan membuat laki-laki tersebut berjodoh dengannya?
Untung ada Ardi, sahabat setia Riana. Laki-laki itu selalu siap menyediakan bahu untuk Riana bersandar. Sayangnya, laki-laki sehebat Ardi sudah bertunangan. Seandainya Riana bertemu Ardi lebih dulu, apakah mereka akan berjodoh?
Tiba-tiba saja Riana mendapat kesempatan untuk mengubah nasib. Lewat mesin dingdong yang bisa mengabulkan permintaan, dia memiliki kesempatan untuk mencuri hati Ardi. Benarkah bertemu Ardi lebih dulu akan membuat laki-laki tersebut berjodoh dengannya?
- - - - - - - - - -
Kehidupan menjelang kepala tiga cukup membuat Riana memikirkan kembali hubungan percintaannya yang tidak pernah mulus. Padahal, bisa dibilang kariernya cukup mulus untuk tiba di titiknya sekarang ini. Terakhir kali, dia diputuskan oleh pacarnya di Paris. Bayangkan saja, yang katanya kota cinta, tapi malah jadi tempat yang paling menyebalkan untuknya.
"Menurut gue, beruntung atau nggak itu tetang bagaimana kita mensyukuri hidup, Ri. Orang yang nggak punya apa-apa, selama dia mensyukuri yang dimilikinya, akan merasa jadi orang paling beruntung sedunia." P. 186
Beruntung Riana memiliki dua sahabat yang cukup mengerti dirinya, Clarisa dan Ardi. Mereka berdualah yang berada di sisi Riana sejak masuk di perusahaan tempatnya bekerja. Bagi Riana, Ardi merupakan cowok yang cukup spesial, selain dia baik, dia juga selalu ada untuk Riana, membantunya, memberi masukan dan solusi. Riana sangat berharap banyak sama Ardi, tapi sayangnya, Ardi ini sudah ada pasangannya.
Perjalanan dinasnya ke luar negeri membuat Riana menemukan kembali mesin dingdong yang rasanya sudah tidak jaman di masa sekarang. Nyatanya, mesin dingdong ini bisa mengabulkan permintaannya. Meski aneh, Riana tetap memainkannya dan sedikit percaya, walau dia nggak yakin 100%.
If I met You First, sejak awal sudah membuatku tertarik. Nggak hanya dari covernya yang cukup eyecatching, tapi setiap lembarannya kita disuguhi dengan animasi semacam permainan Mario Bross lengkap dengan gambar hati yang dimiliki, termasuk juga judul babnya. Bener-bener dibawa ke dunia dingdong jaman dulu deh.
Awalnya, aku cukup kasihan dengan Riana, kayaknya apes banget ya kehidupan percintaannya, diputusin, diselingkuhin. Memang kadang ada sih orang yang kayak begitu, nggak ada peruntungan percintaannya sama sekali. Tapi semakin aku mengenal Riana, dia ini ternyata people pleaser! Kalo pacarnya anak band, dia akan ikut nge-gigs, kalo pacarnya anak motor, dia ikutan touring. Dan bener omongan Ardi, Riana ini nggak pernah menjadi dirinya sendiri.
Permainan dingdong yang bisa mewujudkan keinginan, buatku agak nggak realistis. Tapi kadang, kita bisa juga percaya kok. Semacam law of attraction gitu, apa yang kamu percaya akan menjadi kenyataan. Waktu mesin dingdong memberikan jawaban yang menuutku cukup aneh, aku langsung mikir, wah, pasti ini bakalan berjalan mundur nih. Entah Riana yang bakalan time travel, atau bisa aja semuanya jadi lupa ingatan.
Alur yang dipakai kak Thessa kali ini maju mundur. Semua yang terjadi sejak Riana bermain dingdong tetap maju! Aku cukup kaget di sini. Kok bisa sih? Tapi kalian akan menemukan jawabannya saat di pertengahan buku ini. Di sela-sela alur maju inilah, kita juga dibawa mundur, untuk mengetahui latar belakang masing-masing karakternya. Bagaimana Clarisa bertemu dengan Riana, bagaimana Riana jatuh cinta dengan Ardi. Timeline di setiap babnya juga jelas, jadi nggak akan membingungkan pembaca.
Ketimbang Riana, di sini aku suka dengan Clarisa dan Ardi. Mereka berdua bener-bener sahabat yang siap banget untuk membantu Riana, anytime, anywhere. Definisi sahabat sejati lah. Padahal kalau di kantor, nggak banyak kan orang yang bisa diajak berteman dekat? Apalagi sampai memberi solusi, saling kenal dengan orangtua atau keluarga masing-masing. Yang paling kusuka justru karakter Ardi. Ardi yang super multitalenta, dia apa sih yang nggak bisa? Mana jiwanya petualang juga. Idaman banget ya!
Meskipun aku cukup kesal dengan sikap Riana, tapi setelah tau latar belakangnya, aku malah cukup sedih. Ternyata ada banyak sekali faktor yang membuat dia jadi sosok yang sekarang ini. Yang insecure berlebihan, people pleaser, terlalu banyak kebimbangan. Jadi bikin aku lebih sadar, supaya nanti nggak melakukan hal yang sama ke anakku. Lebih banyak bersyukur juga! Bersyukur untuk hal kecil yang terjadi, karena aku anaknya suka banget sambat.
From the book...
"Kekurangan lo itu cuma dua. Lo kurang senyum bahagia dan kurang rasa percaya diri." P. 60"Setiap orang itu menarik, asal percaya diri dan nyaman dengan diri sendiri." P. 60"Gue pernah baca, first snow seseorang itu sama kayak first love. Saking magical-nya, seumur hidup kita nggak akan pernah bisa lupa." P. 135"Kadang gue berharap waktu bisa berhenti kayak gini. Tanpa perlu khawatir sama masa depan, dan kejar-kejaran dengan seluruh kesibukan. Cukup kita berdua, enjoy the moment kayak sekarang." P. 137"Beruntung atau nggak itu kita yang menentukan. Mau orang lain kayak gimana ya harusnya nggak ada pengaruhnya sama kita. Menurut gue, lo harus pelan-pelan coba mempraktikkan itu. Berhenti menggantungkan kebahagiaan lo, atau bahkan kesedihan lo, pada orang lain. Hiduplah sesuai passion lo sendiri." P. 187"Jangan silau dengan apa yang terlihat dari luar, Ri. Setiap orang punya struggle masing-masing. Hal yang dari luar terlihat baik, bukan berarti dalamnya juga baik. Itulah yang tadi gue bilang, daripada kita fokus dengan orang lain, lebih baik kita fokus ke diri sendiri." P 188"Kita memang berada di lingkungan yang menuntut orang untuk punya kesuksesan yang sama, ketertarikan yang sama, dan penampilan yang sama. Tapi percayalah, itu bukan segalanya, Ri. And don't forget. You have me and Clar, remember?" P. 200"Jangan biarkan dugaan-dugaan tentang pemikiran orang memengaruhi lo. Kalaupun orang mikir lo menyedihkan, so what? Biarpun orang-orang mikir lo keren karena tahu bacaan ini itu, aktif olahraga ini dan itu, tapi lo sebenarnya nggak menikmati melakukan semua itu, buat apa?" P. 201"Gue yakin lo akan tahu, Ri. Semua orang mengalami fase itu. Fase ketika kita mencari hal yang memang benar-benar kita inginkan dalam hidup. Mungkin nggak sekarang, tapi gue yakin suatu saat lo bakal bisa menemukan kebahagiaan lo sendiri." P. 220"Menjadi dewasa itu adalah saat kita sudah mengenal diri kita sendiri. Saat kita tahu apa yang kita butuhkan, apa yang membuat kita bahagia, masalah apa yang kita punya, dan cara apa yang paling cocok untuk kita." P. 287
No comments:
Post a Comment