Tuesday, October 15, 2024

[REVIEW] Pertanyaan Paling Aneh

Pertanyaan Paling Aneh
Muhamad Rivai
Phoenix Publisher
277 Halaman

“Memelihara burung dalam sangkar sama saja dengan melanggar kodrat Tuhan.”


B L U R B

Pulang kerja, Sri menemukan keganjilan di rumahnya. Suaminya yang pengangguran, pemalas, dan membosankan tiba-tiba saja berubah menjadi pria romantis dan menawan. Seharusnya kejutan ini membuat ia merasa bahagia, andai saja ia tidak merasakan kengerian tersembunyi dari perilaku aneh suaminya itu. Ia bahkan tak yakin, apakah laki-laki itu memang benar-benar suaminya? Ataukah… sosok lain yang menyerupainya?

- - - - - - - - - -

Terkadang Sri berandai-andai, kalau misalnya dia memiliki banyak uang, apakah dia akan melanjutkan sekolah sesuai dengan keinginannya. Bukannya malah menjadi petugas cleaning service yang menghidupi suami pemalasnya. Sebenarnya, suaminya itu tidak malas, hanya saja PHK membuat dia akhirnya bermalas-malasan.
"Kamu tahu aku siapa, kamu yang memanggilku.” — P. 126
Rutinitas Sri tidak jauh dari bekerja sebagai petugas kebersihan, menerima titipan jahitan dari tetangganya, dan tentu saja membereskan rumah yang seperti kapal pecah. Anehnya, kali ini Sri nggak menemukan rumah yang berantakan. Semuanya diletakkan di tempat yang seharusnya, bahkan Aji—suaminya—sudah membuatkan makan malam romantis yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Keanehan itu tidak berhenti di hari itu, berlanjut sampai ke hari berikutnya. Kali ini, Sri benar-benar mempertanyakan, apakah suaminya atau titisan jin yang sedang merasuki?


Sejak beredarnya kabar bahwa Pertanyaan Paling Aneh sedang mencari reviewer, aku langsung gercep menawarkan diri! Apalagi pas aku baca potongannya di Wattpad. Ya ampun. Aku semakin penasaran dengan kisah Sri ini.

Berawal dari keanehan suaminya yang pengangguran dan malas, belum lagi kejadian kriminal di daerah tempat tinggal Sri, aku berusaha positif thinking, bahwa pelakunya bukan Aji, tapi susah banget rasanya. Tapi menuduh Aji pun, kejadiannya sudah terjadi sebelum dia berubah. Jadi kan nggak mungkin juga.

Sejak awal membaca, aku pun ikut terheran-heran dengan Aji yang jauh berbeda dengan deskripsi Sri sebelumnya. Tapi ketika malam, sepertinya Aji berubah jadi lebih berbeda dari sebelumnya. Apalagi pas beberapa kali Sri terbangun dan Aji nggak ada di rumah. Aku langsung kepikiran, apa dia ini main ilmu hitam ya?

Pertanyaan Paling Aneh ini sangat page turner. Setiap halamannya nagih bangett.. jadi rasanya pengen cepet-cepet nuntasin ada masalah apa Sri dan Aji ini.

Untuk masalah yang diangkat di sini menurutku cukup kompleks, berawal dari kesehatan mental, pelecehan di tempat kerja, dan kekerasan. Bener-bener nggak ngebayangin rasanya jadi Sri saat itu deh. Masalahnya terlalu banyak.

Selain itu, ada warning di bagian pertengah menjelang akhir. Karena ada kekerasan yang cukup bikin merinding buatku, dan mungkin buat sebagian orang juga. Jadi sebaiknya, kalau udah nggak kuat, berenti dulu sementara.

For me, Pertanyaan Paling Aneh sangat menarik, dan mungkin hal ini juga cukup dekat dengan kehidupan kita. Entah sebagai Sri, atau malah sebagai Aji. Last, kebebasan seperti apa yang kamu cari?


From the book...
“Betul, supaya mereka bisa terbang. Memelihara burung dalam sangkar sama saja dengan melanggar kodrat Tuhan.” — P. 71

“Itu artinya ia tidak percaya kepadamu! Cintamu bertepuk sebelah tangan, saudaraku. Untuk apa kamu setia kepadanya? Hubungan kalian tidak setara. Aku yakin kamu pun menginginkan kebebasan sepertiku.” — P. 175

Monday, October 7, 2024

[REVIEW] Lose or Love Her Again

Lose or Love Her Again
Desy Miladiana
Elex Media Komputindo
289 Halaman

“Jodoh itu nggak ke mana, lho! Nggak akan salah alamat juga. Cuma ya gitu, jodoh itu juga nggak bisa ditunggu kedatangannya, harus dicari juga. Kalau sama-sama mencari kan, lebih cepat ketemunya.”


B L U R B

Ada dua alasan mengapa Tuhan mempertemukan kembali dua manusia. Pertama, untuk menyelesaikan masalah yang belum tuntas; kedua, Tuhan sedang menguji kesabaran mereka dengan memberi cobaan lain.

Setelah empat tahun melarikan diri, Jasmine mulai kelelahan. Di Surabaya, dia memutuskan untuk membuka lembaran baru. Menjadi sekretaris supersibuk dari kepala cabang sebuah perusahaan kecantikan, menjadikan Jasmine yakin bahwa hidupnya akan aman dan tenteram. Namun, kejutan datang, begitu bosnya memilih untuk resign.

Siapa sangka atasan barunya adalah Fathir, pria yang paling dia benci dan hindari selama beberapa tahun terakhir. Kenangan lama yang dikuburnya kembali muncul ke permukaan. Membangkitkan rasa sakit yang teramat dalam dari diri Jasmine.

Sayangnya, kali ini, Jasmine tak bisa kabur lagi. Tanggung jawab dalam kontrak kerja wajib Jasmine patuhi. Terpaksa dia harus menghadapi Fathir dan mungkin mengorek luka masa lalunya sekali lagi. Jasmine juga harus menyelamatkan urusan mereka yang sempat tertunda, perceraian.

Di lain pihak, bagi Fathir, pertemuan ini adalah kesempatan kedua. Namun, Jasmine yang sekarang sudah berubah. Kehangatan seorang istri yang Fathir cintai telah menghilang. Sampai akhirnya, alasan kepergian Jasmine pun terungkap. Fathir berada dalam dilema besar. Pilihannya ada dua: kehilangan atau mencintai Jasmine sekali lagi.

- - - - - - - - -

Kehidupan Jasmine saat ini seharusnya sudah baik-baik saja. Meskipun dengan rutinitas yang supersibuk dan jauh dari orangtua. Tapi setidaknya, dia tidak perlu berhadapan dengan hal-hal dari masa lalunya. Jasmine sendiri tidak pernah terlihat memiliki pasangan, hal ini sering sekali dipertanyakan oleh rekan kerjanya yang hanya dibalas seadanya. Baginya, saat ini dia sudah nyaman walau hanya sendirian.
"Mas, pantas atau tidak kamu sama dia, itu bukan kamu yang menilai, tapi pasangan kamu. Mas kan, sudah berusaha menjadi lebih baik, itu bagus. Kalau pasangan Mas belum bisa memaafkan, ya sudah, dilepaskan. Kalau dia bisa maafin Mas, berarti Mas sudah dianggap pantas sama dia.” — P. 275

Pergantian atasan kali ini membuat Jasmine kembali tidak nyaman. Masalahnya, pengganti atasannya ini adalah Fathir, laki-laki yang ingin dijauhinya sejak empat tahun lalu. Kemunculannya ini tentu saja membuat Jasmine sedikit senewen, apalagi pekerjaannya membuat dia dan Fathir terus berkomunikasi. Bisakah mereka menyelesaikan masalah mereka? Atau membiarkan ketidaknyamanan ini berlangsung lama?


Kembali membaca tulisan kak Desy, sepertinya aku cocok dengan tulisannya hihi. Kali ini yang dibahas bukan kayak Under The Kitchen Table yang tentang perselingkuhan, tapi tentang mempertahan sebuah hubungan.

Waktu awal membaca ini, aku cukup heran, kenapa Jasmine dan Fathir harus berjauhan? Apakah karena kesibukan masing-masing yang membuat mereka berjauhan, atau ada orang ketiga? Atau alasan lainnya? Sampai ke pertengahan membaca, aku masih nggak menemukan jawaban ini. 

Jasmine, sejak awal sudah konsisten sekali menjadi orang yang keras kepala dan berkemauan kuat. Menurutku, sifatnya dia ini cukup nyebelin, karena di sisi lain dia mau ngejauhin Fathir, tapi di sisi lain, dia masih care. Sementara Fathir, di awal-awal dia cukup agresif ya. Bener-bener sebisa mungkin, dia mendapatkan kembali Jasmine yang sudah lama menghilang.

Mengangkat tema kehidupan pernikahan, membaca Lose Her or Love Her Again serasa jadi reminder ke diri sendiri. Kehidupan pernikahan itu sebenernya nggak serumit yang dibilang sama orang-orang, kalau komunikasinya bagus. Segala sesuatu perlu diomongin, pasangan kita soalnya bukan cenayang yang bisa ngerti maunya kita apa. 

Aku suka cara kak Desy membuat kita kebawa dengan kehidupan Jasmine dan Fathir. Jujur aku sempet kesel banget sama Fathir, kukira dia tipe suami yang cuek bebek dan nggak peduli. Tapi ternyata, Fathir juga sesayang itu sama Jasmine. Bener-bener siap banget memperjuangkan Jasmine lagi, walaupun harus menghadapi orang tuanya Jasmine yang super galak. Ya, kalau aku jadi orang tuanya Jasmine pasti galak juga sih. Siapa sih yang mau anaknya kenapa-napa?


From the book…
“Ada yang pernah bilang ke Ibu kayak gini, kalau kamu melepaskan orang yang dicintai dan dia tetap pergi maka dia bukan milikmu, tapi kalau orang yang kamu cintai dan dia kembali maka dia milikmu selamanya.” — P. 48

“Mereka kembali dipertemukan untuk memperbaiki apa yang telah rusak sebelumnya, bersama-sama. Lagipula, Tuhan Maha-membolak-balikkan perasaan seseorang.” — P.48 to 49

“Jodoh itu nggak ke mana, lho! Nggak akan salah alamat juga. Cuma ya gitu, jodoh itu juga nggak bisa ditunggu kedatangannya, harus dicari juga. Kalau sama-sama mencari kan, lebih cepat ketemunya.” — P. 68

"Mas, itu sudah kejadian. Kamu, kita, semua orang nggak bisa memperbaiki masa lalu. Yang bisa kamu lakukan adalah nggak melakukan hal yang sama dan move on. Semua orang melakukan kesalahan, itu manusiawi. Tinggal gimana orang itu nggak melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kamu juga harus maafin diri sendiri, langkah awal untuk memulai hidup baru, saya rasa." — P. 274

"Mas, pantas atau tidak kamu sama dia, itu bukan kamu yang menilai, tapi pasangan kamu. Mas kan, sudah berusaha menjadi lebih baik, itu bagus. Kalau pasangan Mas belum bisa memaafkan, ya sudah, dilepaskan. Kalau dia bisa maafin Mas, berarti Mas sudah dianggap pantas sama dia. Tanya sama dia, dia masih mau nggak sama Mas? Menyalahkan diri sendiri itu boleh kok, Mas, tapi nggak boleh selamanya. Wong namanya manusia ya… tempat salah dan dosa.” — P. 275