Pagi ini terasa sangat berbeda, ya, memang berbeda.
Pagi ini tanpa sapaan selamat pagi dari Tira. Namun tetap harus Fany jalani.
Sakit yang ia rasakan semalam, harus ia terima dengan lapang dada. Ini memang
resiko, resiko dalam menjalin suatu hubungan. Ingin rasanya menangis. Segala
pesan dariku selalu diingatnya.
Saat ingin menangis, ia tetap tegar. Ia yakin ia
bisa bertahan. Dalam perjalanan menuju sekolah, dia mengirim pesan padaku,
Yank, mri ptz mb tira...
Skit ati pol...
Benci it ank
Drrttt...Drrttt....
Dengan setengah sadar, aku mencoba meraih Hpku yang
terletak di dekat meja riasku. Dengan kaget aku langsung bangun, dan mencoba
membaca ulang sms tersebut. Dengan cepat aku membalas,
Hah !!!
Koq ixa ?!?!?!?
Kpan ptz ?!?!?!!!!
>.<
Lalu aku segera mandi & menggunakan seragam,
Fany menjelaskan, bahwa semua itu berawal saat Tira bermain ke rumahnya.
Memang, Fany & Tira adalah kakak sepupu dari Fany. Namun apa mau dikata,
cinta nggak mandang status, nggak mandang umur, meskipun umur Tira 6 tahun
diatas Fany.
Q tunggu qmu d greja
Cpetan g pke lma...
Q mw curhat...
Ya, aku tau. Fany sangat membutuhkan tempat untuk
menenangkan hatinya. Tak lama kemudian, aku sampai di sekolah. Bergegas aku
keluar dari area sekolah, menuju gereja. Di sana sudah ada Elen. “Bentar Fan,
mau doa dulu..”“Cepetan ya, tak tunggu di depan.” jawab Fany datar. Aku bisa
merasakan sakit hatinya. Setelah aku berdoa, aku menuju luar Gua.
“Gab, kamu tau. Sakit banget, Gab. Nggak tau lah ya.
Dia kayanya udah nggak sayang sama aku. Bulshit semua omongan dia. Benci dia,
Gab.”“Jangan bilang benci, Fan. Inget, dia juga pernah bahagiain kamu, dia
pernah masuk ke kehidupan kamu, dia pernah temenin kamu, Fan.”“Aku tau, Gab.
Tapi hati ini tuh kaya di tusuk Gab, sakit.”
“Sabar ya, anggep semua ini cobaan buat kamu. Supaya
kamu tegar, nggak gampang rapuh.”“Tapi aku terlanjur sayang dia Gab.”“Sayang
kamu ke dia nggak akan berubah, cuma keadaan aja yang berubah. Sabar..” jawab
ku sambil mencoba untuk menguatkan Fany. Ku putar lagu Nyawa – Aku Yakin Bisa.
Bel tanda masuk berbunyi, langkah Fany seakan berat
untuk naik ke lantai 3. Jam pertama matematika, Pak Ian, aduh...bikin pusing
nih, batinku. “Hari ini materi terakhir yang saya berikan. Besok lusa kita
ulangan.”“What...Ulangan mat ?”“Saya kasih contoh soal untuk ulangan lusa ya.
Tolong di catat untuk latihan di rumah.”
Sambil mencatat soal di papan, Fany hanya melihat
soal dengan tak bersemangat. Apa yang dijelaskan oleh Pak Ian, tak ada yang di
dengarnya. Hanya beberapa catatan rumus yang ditulisnya. 5 menit lagi bel untuk
pelajaran selanjutnya berbunyi,“Coba buka LKS kalian. Halaman 14.” ucap Pak Ian
sambil membuka buku LKS.
“Kerjakan latihan romawi I & II, waktu sebelum
ulangan dikumpulkan.”“Ya pakk...” jawab anak-anak serempak. Lalu Algian maju
& menulis di papan tugas. Fany membalas sms di Hpnya. “Dari siapa Fan ?”
tanyaku. “Tira Gab, dia bilang tadi itu cuma ngerjain aku aja...” jawab Fany
sambil berseri-seri.
“Dasar...Tadi aja kamu dibikin kaya orang kalang
kabut.” Setelah itu, Fany mulai asik dengan Hpnya, tanpa memperdulikan
sekitarnya. Kecuali tugas dari guru. Ya itulah Fany, namun seburuk apapun dia.
Dia tetap sahabat yang paling dekat denganku. Hari ini memang terasa sedikit
indah, karena sahabatku sudah tidak bersedih lagi.
Hari demi hari dilalui Fany dengan senyuman,
meskipun sering terjadi percekcokan antara dirinya dengan Tira. Namun masih
saja Fany mempertahankannya, karena 1, cintanya pada Tira sangatlah besar.
Tapi, waktu berkata lain. Pada tanggal 10 Juli, Tira membuatnya sakit hati
untuk yang kesekian kalinya.
Fan, sorry...
Bukannya aq ud g sayang sma qmu...
Tpi ud bnyk sdra qta xg tw qta pcrn...
Sblm smua’e trlmbat...
Lbih baik qta puts aj...
Sorry bgt Fan...
Menangis, mungkin hanya itu yang bisa Fany lakukan.
Entah apa salah Fany, atau mungkin Tira sudah sayang sama cewek lain. Tak lama
kemudian, Hpku bergetar.
Bisa gw tlp skrg ?
Gw btuh bgt...
Nggak biasanya Fany mau menelponku, tapi aku tau,
Fany pasti ada masalah berat, yang perlu dibagi. Lalu segera kujawab,
Ixa...
Why...
Tak lama kemudian Hpku menyala, dilayarnya tertulis
Fany. “Halo...Tuumben telpon aku..?” tanyaku membuka pembicaraan. “Sakit ati
Gab...”“Kenapa lagi...Tira mulu..Ganti dong.”“Sapa lagi Gab, cuma dia yang bisa
buat aku jatuh cinta & bertekuk lutut Gab.”
“Jangan bilang gitu...Nggak baik. Sekarang kamu
lupain dia. Perlahan tapi pasti. Aku percaya kamu pasti bisa.”“Aku tau, thanks
Gab.”“Yap, udah, jangan nangis lagi ya.”“Iya Gab...Aku tutup dulu ya...Bye..”
jawab Fany dengan tidak bersemangat. Besoknya, dia masuk sekolah dengan wajah
yang berbeda.
Nggak bersemangat, seakan kiamat bakal datang besok.
Itu terus terjadi di hari esoknya, meskipun Tira tetap sms setiap hari. Tetap
saja ada yang berubah menurutnya. Nggak sering anak celovy’z menjadi sasaran
amarahnya.
Hari demi hari, bulan demi bulan berlalu. 1 minggu
lagi sudah ulang tahun Fany, hadiah untuknya sudah kusiapkan saat akan ulang
tahun Elen. Tiba-tiba Hpku bergetar...
Drrtt...Drrrttt...
Gab...
Lalu dengan cepat ku balas...
Iia..
Npa...
Fany :Bntar
lgi gw ultah...
Gw
mw 1 ajh...
Gaby :Kado
bwt qm ud ad...
Ap.an...
Jgn blg
Tira gy....
Fany
:Iya Gab...
Bisa qmu bwa dy k q...
Q cma mw
dy ajh Gab...
Udh ckup bgt
bwt q...
Gaby
: Ntar q suru dy k Sby iia...
Bkin surprise bwt qm...
Nyiram qm brg”...
Fany :
Percuma Gab...
Dy g akan dtg koq...
Gaby :Koq
ixa...
Po.o...
Iio
jok sdii laa...
Fany
: Tira pergi k rmah sdra.e...
Jdi g akn dtg k sni...
Gaby :
Iia sblm qm ultah nti tk suruh dtg sni to...
Gtu ae rpoott...
Fany
: Cz sblm.e dy ud d ajk pergi ma Bude
Gaby
: Iia klo gtu q nda ixa bntu bnyk Fan...
Fany berharap akan ada sesuatu dihari ulang
tahunnya. Tapi apa yang diharapkannya, tidak bisa menjadi kenyataan. Tira
membuat semuanya rusak. Dia memang tidak membuat rusak secara nyata, namun dia
membuat Fany sakit hati lagi, dengan kata-katanya pada Fany.
Sekarang, Fany nggak tau harus berbuat apa, karena
ia tau. Ada rencana Tuhan di balik semua ini. Ia hanya mengikuti air. Yang
terus mengalir dati tempat tinggi ke tempat yang rendah. Melewati bebatuan,
tempat yang indah & buruk. Semua dilalui dengan ketenangan. Karena dia tau
bahwa
“TAK SELAMANYA CINTA HARUS MEMILIKI”
~ THE END ~
No comments:
Post a Comment