Tuesday, April 16, 2013

Saat Cinta Tak Harus Memiliki... (based on the true story)



Pagi ini terasa sangat berbeda, ya, memang berbeda. Pagi ini tanpa sapaan selamat pagi dari Tira. Namun tetap harus Fany jalani. Sakit yang ia rasakan semalam, harus ia terima dengan lapang dada. Ini memang resiko, resiko dalam menjalin suatu hubungan. Ingin rasanya menangis. Segala pesan dariku selalu diingatnya.

Saat ingin menangis, ia tetap tegar. Ia yakin ia bisa bertahan. Dalam perjalanan menuju sekolah, dia mengirim pesan padaku,
Yank, mri ptz mb tira...
Skit ati pol...
Benci it ank

Drrttt...Drrttt....

Dengan setengah sadar, aku mencoba meraih Hpku yang terletak di dekat meja riasku. Dengan kaget aku langsung bangun, dan mencoba membaca ulang sms tersebut. Dengan cepat aku membalas,
Hah !!!
Koq ixa ?!?!?!?
Kpan ptz ?!?!?!!!!
>.<

Lalu aku segera mandi & menggunakan seragam, Fany menjelaskan, bahwa semua itu berawal saat Tira bermain ke rumahnya. Memang, Fany & Tira adalah kakak sepupu dari Fany. Namun apa mau dikata, cinta nggak mandang status, nggak mandang umur, meskipun umur Tira 6 tahun diatas Fany.

Q tunggu qmu d greja
Cpetan g pke lma...
Q mw curhat...

Ya, aku tau. Fany sangat membutuhkan tempat untuk menenangkan hatinya. Tak lama kemudian, aku sampai di sekolah. Bergegas aku keluar dari area sekolah, menuju gereja. Di sana sudah ada Elen. “Bentar Fan, mau doa dulu..”“Cepetan ya, tak tunggu di depan.” jawab Fany datar. Aku bisa merasakan sakit hatinya. Setelah aku berdoa, aku menuju luar Gua.

“Gab, kamu tau. Sakit banget, Gab. Nggak tau lah ya. Dia kayanya udah nggak sayang sama aku. Bulshit semua omongan dia. Benci dia, Gab.”“Jangan bilang benci, Fan. Inget, dia juga pernah bahagiain kamu, dia pernah masuk ke kehidupan kamu, dia pernah temenin kamu, Fan.”“Aku tau, Gab. Tapi hati ini tuh kaya di tusuk Gab, sakit.”

“Sabar ya, anggep semua ini cobaan buat kamu. Supaya kamu tegar, nggak gampang rapuh.”“Tapi aku terlanjur sayang dia Gab.”“Sayang kamu ke dia nggak akan berubah, cuma keadaan aja yang berubah. Sabar..” jawab ku sambil mencoba untuk menguatkan Fany. Ku putar lagu Nyawa – Aku Yakin Bisa.

Bel tanda masuk berbunyi, langkah Fany seakan berat untuk naik ke lantai 3. Jam pertama matematika, Pak Ian, aduh...bikin pusing nih, batinku. “Hari ini materi terakhir yang saya berikan. Besok lusa kita ulangan.”“What...Ulangan mat ?”“Saya kasih contoh soal untuk ulangan lusa ya. Tolong di catat untuk latihan di rumah.”

Sambil mencatat soal di papan, Fany hanya melihat soal dengan tak bersemangat. Apa yang dijelaskan oleh Pak Ian, tak ada yang di dengarnya. Hanya beberapa catatan rumus yang ditulisnya. 5 menit lagi bel untuk pelajaran selanjutnya berbunyi,“Coba buka LKS kalian. Halaman 14.” ucap Pak Ian sambil membuka buku LKS.

“Kerjakan latihan romawi I & II, waktu sebelum ulangan dikumpulkan.”“Ya pakk...” jawab anak-anak serempak. Lalu Algian maju & menulis di papan tugas. Fany membalas sms di Hpnya. “Dari siapa Fan ?” tanyaku. “Tira Gab, dia bilang tadi itu cuma ngerjain aku aja...” jawab Fany sambil berseri-seri.

“Dasar...Tadi aja kamu dibikin kaya orang kalang kabut.” Setelah itu, Fany mulai asik dengan Hpnya, tanpa memperdulikan sekitarnya. Kecuali tugas dari guru. Ya itulah Fany, namun seburuk apapun dia. Dia tetap sahabat yang paling dekat denganku. Hari ini memang terasa sedikit indah, karena sahabatku sudah tidak bersedih lagi.

Hari demi hari dilalui Fany dengan senyuman, meskipun sering terjadi percekcokan antara dirinya dengan Tira. Namun masih saja Fany mempertahankannya, karena 1, cintanya pada Tira sangatlah besar. Tapi, waktu berkata lain. Pada tanggal 10 Juli, Tira membuatnya sakit hati untuk yang kesekian kalinya.

Fan, sorry...
Bukannya aq ud g sayang sma qmu...
Tpi ud bnyk sdra qta xg tw qta pcrn...
Sblm smua’e trlmbat...
Lbih baik qta puts aj...
Sorry bgt Fan...
Menangis, mungkin hanya itu yang bisa Fany lakukan. Entah apa salah Fany, atau mungkin Tira sudah sayang sama cewek lain. Tak lama kemudian, Hpku bergetar.

Bisa gw tlp skrg ?
Gw btuh bgt...
Nggak biasanya Fany mau menelponku, tapi aku tau, Fany pasti ada masalah berat, yang perlu dibagi. Lalu segera kujawab,

Ixa...
Why...
Tak lama kemudian Hpku menyala, dilayarnya tertulis Fany. “Halo...Tuumben telpon aku..?” tanyaku membuka pembicaraan. “Sakit ati Gab...”“Kenapa lagi...Tira mulu..Ganti dong.”“Sapa lagi Gab, cuma dia yang bisa buat aku jatuh cinta & bertekuk lutut Gab.”

“Jangan bilang gitu...Nggak baik. Sekarang kamu lupain dia. Perlahan tapi pasti. Aku percaya kamu pasti bisa.”“Aku tau, thanks Gab.”“Yap, udah, jangan nangis lagi ya.”“Iya Gab...Aku tutup dulu ya...Bye..” jawab Fany dengan tidak bersemangat. Besoknya, dia masuk sekolah dengan wajah yang berbeda.

Nggak bersemangat, seakan kiamat bakal datang besok. Itu terus terjadi di hari esoknya, meskipun Tira tetap sms setiap hari. Tetap saja ada yang berubah menurutnya. Nggak sering anak celovy’z menjadi sasaran amarahnya.

Hari demi hari, bulan demi bulan berlalu. 1 minggu lagi sudah ulang tahun Fany, hadiah untuknya sudah kusiapkan saat akan ulang tahun Elen. Tiba-tiba Hpku bergetar...

Drrtt...Drrrttt...

Gab...
Lalu dengan cepat ku balas...

Iia..
Npa...

Fany :Bntar lgi gw ultah...
         Gw mw 1 ajh...
Gaby :Kado bwt qm ud ad...
          Ap.an...
        Jgn blg Tira gy....
Fany :Iya Gab...
         Bisa qmu bwa dy k q...
        Q cma mw dy ajh Gab...
       Udh ckup bgt bwt q...
Gaby : Ntar q suru dy k Sby iia...
           Bkin surprise bwt qm...
          Nyiram qm brg”...
Fany : Percuma Gab...
          Dy g akan dtg koq...
Gaby :Koq ixa...
          Po.o...
         Iio jok sdii laa...
Fany : Tira pergi k rmah sdra.e...
          Jdi g akn dtg k sni...
Gaby : Iia sblm qm ultah nti tk suruh dtg sni to...
           Gtu ae rpoott...
Fany : Cz sblm.e dy ud d ajk pergi ma Bude
Gaby : Iia klo gtu q nda ixa bntu bnyk Fan...
Fany berharap akan ada sesuatu dihari ulang tahunnya. Tapi apa yang diharapkannya, tidak bisa menjadi kenyataan. Tira membuat semuanya rusak. Dia memang tidak membuat rusak secara nyata, namun dia membuat Fany sakit hati lagi, dengan kata-katanya pada Fany.

Sekarang, Fany nggak tau harus berbuat apa, karena ia tau. Ada rencana Tuhan di balik semua ini. Ia hanya mengikuti air. Yang terus mengalir dati tempat tinggi ke tempat yang rendah. Melewati bebatuan, tempat yang indah & buruk. Semua dilalui dengan ketenangan. Karena dia tau bahwa

“TAK SELAMANYA CINTA HARUS MEMILIKI”



~ THE END ~

No comments:

Post a Comment