Judul : Insecure
Penulis : Seplia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 240 Halaman
"Gue harus apa? Gue pengin banget membahagiakan orangtua gue, tapi kalau gue sendiri nggak bahagia bagaimana?"
B L U R B
- Zee -
Jangan menatap luka dan memar ditubuhku.
Jangan berani bertanya apa yang terjadi.
Menjauh saja dariku.
Hanya dengan begitu, aku merasa aman.
- Sam -
Meski orang lain menganggap otak gue nggak guna,
setidaknya tubuh gue selalu siap menjadi tameng untuk melindungi orang-orang yang gue sayang.
Buat gue, itu lebih dari sekadar berguna!
____________***____________
Zee Rasyid dan Sam Alqori satu bangku di tahun terakhir SMA mereka. Sikap Zee yang tertutup perlahan melunak dengan kehangatan yang ditawarkan Sam.
Apalagi ketika Zee melihat kondisi keluarga Sam yang sederhana, berbeda jauh dari kehidupannya dengan sang mama.
Pelan-pelan kedekatan Zee dan Sam membuat kepribadian masing-masing berubah. Hidup yang mereka jalani tak lagi terasa aman.
- - - - - - - - -
Zee Rasyid bisa dibilang anak yang cukup pintar, tapi dia nggak punya teman. Zee memilih untuk menyendiri, dia nggak mau ada orang yang tahu tentang bekas memar di tubuhnya, karena dia nggak suka menjawab pertanyaan tersebut. Tapi di kelas dua belas ini, dia akhirnya memiliki teman sebangku, teman yang cukup cerewet dan juga cukup malas. Namanya Sam, selain malas, dia suka datang ke sekolah terlambat, ah ralat, amat terlambat, karena dia masuk sekitar jam sepuluh.
"Beberapa orang nggak siap jadi orangtua, yang lainnya stres oleh beban hidup. Orang baik bisa berubah jahat kapan pun itu kalau dia terjepit oleh keadaan yang nggak menguntungkan." P. 179
Sam Alqori, si anak yang suka dateng telat, masalahnya, telatnya nggak cuma beberapa menit, bahkan sampai jam sepuluh biasanya dia baru datang! Nggak cuma itu aja, Sam ini anaknya juga cukup pemalas. Dia bisa nggak kerjain tugas, dan sebagainya. Untung aja ada Zee, teman sebangkunya yang baik, selalu ngasih jawaban PR yang dikasih sama guru. Bagi Zee, kehidupan Sam sepertinya menyenangkan. Selalu bisa tertawa kapan saja, belum lagi dari ceritanya, ibu Sam juga baik. Tapi apakah memang kehidupannya seperti itu? Apakah memang kehidupannya baik-baik saja?
R E V I E W
Jujur aja, buku ini sebenernya udah aku beli dari beberapa tahun lalu. Kalau nggak salah dua tahun lalu, barengan sama aku beli Replay. Tapi aku bacanya memang baru sekarang, entah kenapa pas dulu mulai masih belum kepingin baca gitu.
Novel kak Seplia yang ini menurutku temanya masih sama tentang mental health. Dulu mungkin masih belum relate ya, karena mungkin dianggap kurang doa, ngaco dan segala macem. Tapi kalo sekarang menurutku udah relate banget, sudah banyak yang menyuarakan tentang hal ini. Cerita ini salah satunya. Gimana sih rasanya hidup dengan seorang ibu yang bekerja? Mungkin untuk sebagian orang terasa biasa aja ya? Atau malah senang, karena ibunya nggak banyak mengatur. Hal ini juga kadang disyukuri sama Zee. Nggak banyak orang tau, bahwa ibunya suka memukulnya, kadang alasannya juga nggak masuk akal. Zee sendiri juga memilih untuk memendamnya sendiri. Ini cukup menarik sih alasannya, dan juga menurutku pribadi, alasan Zee nggak ngelaporin adalah hal yang wajar dan mungkin juga kalau diposisinya Zee, aku bakalan melakukan hal yang sama.
Sementara kalau dilihat dari sisi Sam, meskipun dia ini anaknya bandel, tapi dia ini family man banget. Peduli banget sama Ibu dan kakak perempuannya, juga sama Vini, tetangga sekaligus temen baiknya dia. Nah, yang nggak banyak orang tau juga, Sam ini juga punya keluarga yang nggak baik-baik aja, terutama ayahnya.
Tagline di bagian cover bener-bener jadi konklusi ceritanya menurutku. Aku suka di bagian akhir ceritanya, mereka bisa melepas masa lalu mereka dengan baik, nggak maksa, dan manis.
No comments:
Post a Comment