Dia (Yang Kembali)
Titi Sanaria
Kubus Media
282 Halaman
"Kita hanya tidak perlu membohongi diri sendiri dengan berpikir hubungan kita akan berhasil, padahal tidak. Kamu harus mendapatkan orang yang mencintaimu sepenuh hati, dan itu bukan aku."
B L U R B
Laki-laki itu serupa mimpi buruk bagi Dara. Mungkin lebih mengerikan daripada sekadar mimpi yang sewaktu-waktu berakhir saat terjaga. Karena dunia nyata tak bisa dipenggal seperti mimpi.
Dia kembali. Layaknya menggarami luka, hanya perih yang meraja.
Dara bisa merasakan kenangan perlahan menyeret, menggulung, dan menenggelamkannya. Kehadiran laki-laki itu mengupas helai-helai memori menyakitkan yang berusaha dilupakan Dara.
Dara tahu dia harus menyelamatkan diri.
Namun, bagaimana caranya?
- - - - - - - -
Dara, seorang arsitek di Makassar. Selain cukup baik dalam pekerjaannya, Dara juga bersahabat erat dengan kopi hitam. Masa lalunya yang kadang mengganggu lewat mimpi buruk membuat dia bersahabat dengan kopi hitam. Dengan terjaga, dia tidak akan mimpi buruk. Pergi ke psikolog sudah dilakukannya, tapi hal itu tidak membuat mimpi buruknya berhenti. Jadi dia memilih berdamai melalui kopi hitamnya.
"Aku bisa memaafkan dia. Memaafkan itu mudah. Terutama kalau hanya di bibir. Tapi aku tidak akan pernah melupakan apa yang sudah direnggutnya dariku. Karena dia sudah mengambil hidupku." P. 125
Satya, laki-laki dari masa lalu Dara. Satya sebenernya sayang banget sama Dara. Bahkan sampai rela untuk ngambil kerjaan di Makassar demi ketemu lagi sama Dara. Yang Satya nggak tau, dia adalah penyebab masa lalu Dara cukup kelam, alasan kenapa Dara bersahabat dengan kopi. Yang Satya tau, Dara mendadak menghilang tanpa alasan, padahal, Dara adalah cewek yang cocok banget sama dia.
R E V I E W
Membaca Dara di bagian awal ini aku mengira bahwa dia dijebak dan dilecehkan sama pacar dan temen-temen pacarnya. Habisnya, dia kelammm banget. Tapi setelah tau masa lalunya dia, perlahan-lahan, aku paham sama kekelamannya dia. Karena tentang keluarga sih. Jadi aku paham banget sama hal itu.
Masalah yang dihadapi, menurutku cukup berat. Karena hal ini nggak hanya menyangkut hubungan dengan pasangan, tapi juga keluarga dan perundungan. Nah, hal inilah yang cukup bikin trauma dan menyesakkan. Perundungan di sini juga keterlaluan sih, nggak main-main, habisnya sampai menyangkut nyawa lagi. Haduh, bener-bener deh ya.
Melepaskan trauma itu nggak gampang. Aku sangat paham hal itu. Banyak pergumulan yang dilalui sama Dara, mulai dari menyalahkan diri sendiri, mimpi buruk, dan parno terhadap api. Aku suka penyelesaian masalahnya. Meskipun di bagian akhir, Satya udah kayak cowok yang baru dilepas dari kandang setelah sekian lama. Hahaha.. Agresif dan posesif banget!
Untuk karakter yang aku suka tuh Satya, cowok yang tau diri dan tau tempat. Nggak grasa-grusu kalo orang Jawa bilang mah. Dia bakalan tetap berjuang, tapi dengan caranya sendiri. Dia tau kapan harus maju terus, dan kapan harus mundur kalau memang hal itu nggak memungkinkan. Sayang sekali sama dia.
Quote from book:
"Aku sungguh ingin menepati janjiku. Aku ingin membuktikan padamu bahwa aku sungguh tulus mencintaimu. Tapi aku tahu kalau aku tidak bisa tinggal karena itu akan menyakitimu lebih dalam. Dan aku tidak ingin melakukan itu. Aku ingin menjadi orang yang akan membuatmu bahagia, bukan sumber air matamu." P. 139"Kita hanya tidak perlu membohongi diri sendiri dengan berpikir hubungan kita akan berhasil, padahal tidak. Kamu harus mendapatkan orang yang mencintaimu sepenuh hati, dan itu bukan aku." P. 184"Ketika kamu mencintai seseorang, Ra. Kamu akan peduli pada perasaannya. Penting untuk kamu tahu apa yang membuatnya nyaman, apa yang disukainya, apa yang dibencinya, lelucon apa yang membuatnya tertawa, atau apa yang bisa meneteskan air matanya. Dan karena aku mencintaimu, aku ingin tahu semua tentang dirimu." P. 255
No comments:
Post a Comment