Sister Complex
Unianhar
Glorious Publisher
316 Halaman
"Hidup terus berjalan Hasa. Mau nggak mau, lo harus berjalan bukan tetap berdiri di sana, nunggu dia kembali. Jangan nunggu dia, nggak ada jaminan jika dia bakal kembali."
B L U R B
Berawal dari keinginannya memiliki seorang adik membuat Elang Trinarenra Abraham meminta kedua orangtuanya mengangkat anak dan mereka pun mengabulkan keinginannya.
Elang masih terpaku bada sosok yang bersembunyi dibalik punggung papanya. Laki-laki itu tidak pernah berpikir sama sekali akan jadi kakak dari gadis kecil itu, namun Elang akan berusaha menjadi kakak terbaik untuknya.
Tapi bagaimana jika perlakuan Elang lebih dari seorang kakak padanya?
Bagaimana jika rasa sayang Elang melebihi rasa sayang seorang kakak pada adiknya? Dan bagaimana jika Elang mencintai adik angkatnya itu?
Apa yang harus Elang lakukan? Tetap menganggapnya adik atau menganggapnya sebagai gadis yang ia cintai?
- - - - - - - -
Memiliki seorang adik bagi Elang Trinarenra Abraham mungkin menyenangkan. Hidup sebagai anak tunggal selama ini membuatnya menginginkan sosok adik kecil seperti Mirah, adik Marcel—sahabatnya. Sayangnya, hal itu tidak bisa terwujud, Ibunya memiliki masalah yang membuatnya nggak bisa hamil lagi. Menyesakkan memang. Padahal ibunya juga menginginkan anak perempuan.
"Seseorang menyembunyikan luka di balik senyuman. Aku ingin, tetapi aku sadar. Menyembunyikan sama saja membiarkan luka itu menggerogoti dan membunuhku. Lalu aku harus apa?" P. 91
Arum Anggana, seorang anak angkat di keluarga Abraham. Kehadirannya sangat dinantikan oleh Elang, dan cukup membuat keluarga Abraham bahagia karena memiliki anggota keluarga baru. Di hari pertama kedatangannya, Arum kecil cukup kaget karena melihat banyak laki-laki yang mendadak mengerumuninya. Ternyata itu adalah sahabat kakaknya. Bagi Arum, hal ini cukup mengagetkan, karena selama ini tidak pernah ada yang mengerumuninya, apalagi berbuat baik terhadapnya.
Di keluarga Abraham, Arum dirawat dengan baik, di sekolahkan di tempat yang sekompleks sama Elang. Bener-bener dianggep setara lah. Di awal Arum sempat kaget, apalagi dengan perlakuan teman barunya. Memiliki sahabat menjadi hal langka yang dialami Arum. Masa lalunya membuat dia menjadi pribadi yang pendiam, kalau bisa ya di rumah aja, ataupun di sekolah yaudah diem-diem aja.
Seiring berjalannya waktu, yang namanya perempuan dan laki-laki yang asing memang nggak bisa ya kalau berdekatan, salah satu dari mereka pasti bakalan kalah sama yang namanya cinta. Tapi mereka kan sudah terikat sebagai keluarga, walaupun Arum bukan adik kandungnya. Apakah Elang bisa mendapatkan Arum? Atau malah ditentang oleh keluarga Elang?
Mari membahas Arum terlebih dahulu. Dibalik sosoknya yang pendiam, ternyata dia menyimpan banyak hal yang seharusnya tidak disimpan oleh anak sekecil Arum. Dimulai dari keluarga, keluarga yang tidak bahagia, dan kemudian ditinggalkan ayahnya. Tidak sampai di situ, di sekolah pun, dia mengalami perundungan. Udah kayak paket lengkap kan? Mendapatkan perlakuan yang baik di keluarga barunya membuat Arum lebih percaya diri, memahami dirinya sendiri, meskipun nggak semua orang di anggota keluarga tersebut menyukainya. Tapi setidaknya, Elang—kakaknya, sangat menyayanginya, pun dengan kedua orang tuanya. Beruntung banget lah Arum di keluarga Abraham ini.
Selanjutnya ada Elang. Cowok yang anti cewek ini bener-bener mendambakan seorang adik perempuan. Ya, kalau nggak perempuan, yang penting dia punya adik lah. Permintaannya ini sedikit membuat kedua orang tuanya bersedih sih. Keadaan ibunya yang nggak memungkinkan dia untuk punya adik lagi. Elang memahami hal ini, makanya dia kaget banget waktu kedatangan Arum di rumahnya. Elang sayanggggg banget sama Arum. Bahkan Mirah, sempat iri dengan perlakuan Elang ke Arum. Karena emang menurutku aneh banget sih perlakuannya. Sesayang-sayangnya kakak laki-laki, kayaknya nggak gitu-gitu amat deh sama adiknya.
Sejak awal membaca buku ini, aku nggak berekspektasi tinggi-tinggi. Bukan karena dia penulis jebolan Wattpad, tapi lebih ke idenya yang agak aneh menurutku. Selain itu, gaya menulisnya yang masih kurang tertata. Ada typo di mana-mana, kadang di beberapa bab juga banyak pengulangan kata-katanya, jadi agak membingungkan gitu, ada juga beberapa scene yang menurutku bisa dibuang karena nggak penting di jalan cerita tersebut. Apalagi sikapnya Elang yang menurutku berlebihan banget. Jadi berasa ngeliat cowok yang bucin banget sama pacarnya. Tapiii.. hal itu cukup terbantu dengan bab-bab terakhir yang digebrak sama penulisnya. Aku pas baca tuh sampe ikutan emosi banget!
Selain itu, aku juga suka dengan persahabatan antara Elang dan ketiga temannya ini. Meskipun mereka kadang suka ngejek satu sama lain, tapi mereka tuh solid banget.
Saranku untuk penulis sih, diperbanyak untuk PUEBInya ya. Mengingat ini dicetak tahun 2020, dan sekarang udah 2022, seharusnya penulisnya sudah berkembang jadi jauh lebih baik ya.
No comments:
Post a Comment