Wednesday, November 29, 2023

[REVIEW] Earthshine

Earthshine
Suarcani
Gramedia Pustaka Utama
330 Halaman

"Kecewa boleh, Lan. Itu manusiawi, tetapi jangan sampai rasa itu bikin kamu benci sama Windri. Ikhlaskanlah. Anggap apa yang kamu hadapi kemarin itu sebagai pelajaran bagi diri kamu sendiri."


B L U R B

Bulan memutuskan untuk cepat-cepat lulus kuliah. Memangnya dia punya pilihan apa lagi sejak Papa bangkrut tertipu investasi bodong? Untung Pak Alvin mau membantu. Padahal dosen muda idola para mahasiswi itu sempet mengusirnya dari kelas gara-gara tercemplung obrolan ngaco trio kakak tingkatnya.

Banyak cobaan yang dihadapi Bulan saat menyelesaikan skripsinya. Diputusin Fajar, terseret hubungan Windri dan Robi yang toksik, sampai kejadian traumatik di kamar kos menjelang senja. Bulan pun kehabisan energi. Skripsinya terbengkalai. Dia kebingungan menentukan prioritas.

Di situlah Bulan mulai tersadar. Sepertinya Pak Avin bersikap berbeda. Bukan hanya soal skripsi, Pak Alvin juga membantu Bulan dalam setiap permasalahannya. Bulan jadi dilema akan perasaan nyaman yang menyergapnya Bukannya hubungan pribdi antara dosen dan mahasiswa bisa menjadi skandal?

- - - - - - - - -

Kehidupan kuliah memang menyenangkan, menurutku, salah satu fase terbaik setelah masa SMA, ya masa kuliah. Selain sedikit lebih bebas dari SMA, pas kuliah tuh nggak tau kenapa, lebih seru. Ketemu temen baru yang seringkali anak perantauan, kegiatan organisasi yang menyenangkan, dan kalau beruntung, ada dosen muda yang bisa mewarnai hari-harimu.
"Alamiah sekali kok kalau sedih saat jatuh, senang saat berada di puncak. Tapi orang hebat tahu seberapa besar senang yang harus diumbar saat sukses, tahu seberapa sedih yang boleh dilihat orang." P. 67
Sama seperti Bulan, dia juga mengalami masa yang cukup menyenangkan, meskipun baru saja diputusin pacarnya karena satu dan lain hal, bagi Bulan nggak masalah. Di punya kakak tingkat yang cukup menyenangkan, teman sekamar kos yang seru, dan juga dosen yang ganteng.

Awalnya, kukira cerita ini hanya berkisar tentang kehidupan anak kuliahan yang strugle-nya berkisar di pertemanan, lika-liku kuliah, dan semacam itu, ternyata enggak lho!

Earthshine ini menurutku paket lengkap versi anak muda. Patah hati, penyakit mental, kelulusan, jatuh hati, penolakan, bener-bener yang dialami anak kuliahan.

Aku suka dengan karakter Bulan di sini, dia tuh tipe yang cheerful gitu. Jadi anak yang menyenangkan, yang bisa bikin orang di deketnya happy. Walaupun agak kesel karena dia agak gila kerja dan kadang pesimis ya. Tapi kusuka semangatnya.

Kalau dari karakter Pak Alvin ini, tipe-tipe dosen muda yang menyenangkan, yang cara ngajarnya nggak bikin bosen, bisa diajak cerita, bisa diajak diskusi juga. Aku suka caranya memperhatikan mahasiswanya, sat set siap nolong dan mau berjuang untuk mahasiswanya. Duh, jadi keinget dosen muda di kampusku yang baik banget dan kadang kucurhatin masalah skripsi, padahal dia nggak pernah ngajar aku sama sekali. Sehat-sehat dosen yang model begini nih.

By the way, aku sangat penasaran kenapa judulnya kok Earthshine, kok sepertinya nggak ada hubungannya. Ternyataaa.. jawabannya cukup scientifik sekali ya. Aku serasa belajar fisika sedikit! Hihi.. Dan kalau kalian pengikut ceita-cerita kak Ari, biasanya kan agak sendu gitu ya, tapi yang kali ini enggak lho. Beneran menyenangkan, happy gitu, meskipun pas traumanya Bulan agak menyesakkan, tapi masih oke sih.

Nggak sabar banget nunggu anak-anaknya kak Ari yang lainnya!


From the book...
"Kecewa boleh, Lan. Itu manusiawi, tetapi jangan sampai rasa itu bikin kamu benci sama Windri. Ikhlaskanlah. Anggap apa yang kamu hadapi kemarin itu sebagai pelajaran bagi diri kamu sendiri." P. 137

"Nggak mungkin saya membiarkan seseorang mati sia-sia di depan mata saya sendiri, Lan. Saya juga punya adik perempuan yang usianya nggak jauh beda dengan kalian. Gimana kalau adik saya juga mengalami hal yang sama tapi orang-orang terdekatnya tidak peduli?" P. 205

"Kadang orangtua memberi nama yang terlalu wah dengan banyak harapan. Padahal, mereka nggak tahu jika harapan mereka itu malah bisa jadi beban bagi sang anak. Menyinari gelapnya malam orang lain apanya? Yang ada malah ketergantungan. Kalau nggak ada matahari, mana bisa bersinar?" P. 214

"Kamu tahu kan kalau cahaya matahari yang sampai ke bumi itu sebagian diserap oleh bumi, sebagiannya lagi dipantulkan ke luar angkasa? Nah, pantulan ke luar angkasa itu akan mengenai bulan dan kemudian dipantulkan lagi ke bumi. Pantulan berulang itu membuat sisi bulan yang tidak terkena sinar matahari langsung akan tetap berpendar. Tetapi, karena sudah dipantulkan sampai dua kali, cahayanya jadi samar." P. 216

No comments:

Post a Comment