Sunday, May 19, 2024

[REVIEW] Memory of You

Memory of You
Rani Evadewi
Bhuana Ilmu Populer
160 Halaman
 Mencintai seseorang tidak membuatmu kelelahan.”

B L U R B

Sejak pertemuan pertamanya dengan seorang gadis misterius bermata biru safir di pusat kota Praha, Dion meragukan semua teman-teman dan keluarganya. Bahkan Dion merasa ia pernah ke Praha sebelum ini, untuk waktu yang lama.

Dion semakin yakin ada rahasia yang disembunyikan ketika gadis yang bisa berbahasa Indonesia itu mulai menguntitnya. Masalahnya, sejak kecelakaan beberapa tahun yang lalu, Dion tak bisa mengingat apa pun yang terjadi setelah ia lulus kuliah.

Siapa sebenarnya gadis bermata biru safir itu? Apakah ini benar-benar kali pertama Dion menginjakkan kaki ke Praha?

————————

Bagi Dion, hidupnya agak berantakan, apalagi saat menerima telepon dari ibunya yang terus menerus menyuruhnya untuk bersikap lebih baik pada Tiara, tunangannya. Masalahnya, bukan Dion tidak bisa bersikap baik pada Tiara, tapi ada hal lain yang mengganjal di hatinya apabila berhubungan dengan Tiara, seperti bukan seharusnya.
“Aku memang bukan orang yang kau cari. Kuharap kamu masih terus mencarinya, Dion. Orang yang kau cari, sampai sekarang, masih menunggumu.” — P. 66
Saat ini, Dion bekerja di Praha, salah satu tempat yang menurutnya lebih baik ketimbang di Indonesia. Sayangnya, akhir-akhir ini, dia bertemu dengan gadis yang cukup misterius dan selalu terburu-buru. Anehnya lagi, Eva, teman sekantornya juga sepertinya mengetahui sesuatu. 

Dion memang kehilangan ingatannya pasca kecelakaannya beberapa tahun lalu. Tapi seharusnya dia mengingat sesuatu tentang cewek misterius, atau bahkan teman-temannya di kantor. Apa memang dia punya memori lain di sini sebelumnya?


Kehilangan ingatan memang bukan sesuatu hal yang mudah. Di beberapa kasus, kehilangan ingatan juga bisa mengubah karakter seseorang. Jadi agak menakutkan gitu ya? Padahal cuma kehilangan ingatan, tapi bisa merubah banyak hal. Sama halnya dengan Dion. Bisa dibilang, karakter Dion cukup berubah banyak, pasca kecelakaan dan kehilangan memorinya. Orang-orang di sekitarnya pun sepertinya nggak terlalu membantu banyak.

Sejujurnya, selama baca di bagian awal, aku cukup kesel sama mamanya Dion dan Tiara. Sepertinya mereka punya niat terselubung sama Dion, memanfaatkan hilang ingatannya untuk hal yang mereka perlu mungkin? Setelah ke bagian pertengahan, emang mamanya Dion yang nyebelin. Haha.. Tapi aku salut sama Dion yang cuukup gentle untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Memory of You, kukira akan menceritakan tentang gadis bermata biru safir ini. Ternyata nggak! Ini juga tentang Dion yang berusaha untuk mencari kembali jati dirinya, yang berusaha untuk memunculkan kembali ingatannya yang kemudian akan membawanya pada Praha yang dulu dikenalnya.

Nggak cuma itu, aku diajak belajar untuk berusaha lebih keras lagi dalam memperjuangkan sesuatu. Dion berusaha keras sekali demi bisa menemukan kembali apa yang sudah hilang beberapa tahun belakangan. Walaupun setelah berusaha keras, hasilnya tidak terlalu maksimal. Kasian banget Dion, aku sampe ikutan sedih karena dia nggak kunjung mendapat ingatannya kembali. Setidaknya, Dion berhasil mendapatkan cerita tentang dirinya di masa lalu, dan orang yang sedang menunggu dirinya.

Mengambil seting tempat di Praha, menurutku kak Rani cukup banyak merisetnya. Karena Praha nggak cuma disebutin aja, tapi juga dijelaskan tempat-tempat yang cukup bersejarah, jarak tempuh ke kota yang dituju, bahkan termasuk sejarah tentang satu tempat itu. Suka banget jadi ada ilmu tambahannya. Hihi..

Karakter yang menurutku membekas malah Oliver! Ya ampun, aku kayaknya akhir-akhir ini suka sayang sama second lead deh ketimbang pemain utamanya. Soalnya Oliver sebagai sahabat tuh membantu banget. Dia peka dan mau bantu Dion untuk mencari jalan keluar dari masalahnya. Bener-bener sahabat yang dibutuhin banget lah di masa sekarang.

Sayangnya, kak Rani di sini ada beberapa hal yang kurang lengkap, kayak nggantung gitu di beberapa kalimat. Alurnya cukup cepat dan kadang ada beberapa hal yang menurutku dipaksakan. Tapi so far, novel ini sangat bisa dinikmati disela-sela kesibukan yang riweh banget. Hihi..


From the book…
“Gue serius waktu bilang mau melepas, lo. Gue terlalu sayang sama lo, sampai nggak tega kalau lo menderita karena harus melanjutkan hubungan sama gue ini. Gue yang minta dinikahin sama lo, jadi gue yang akan minta hubungan ini diakhiri.” — P. 89

“Mencintai seseorang tidak membuatmu kelelahan.” — P. 95

“Mencintai orang yang salah bisa membuatmu lelah. Itu benar. Tapi tidak ada yang salah dengan menjadi lelah karena mencintai seseorang. Itu sudah konsekuensi.” — P. 95



No comments:

Post a Comment