Tuesday, May 7, 2024

[REVIEW] Rahasia Sang Nona

Rahasia Sang Nona
Kay Valya
Elex Media Komputindo
246 Halaman

 Ada satu hal yang kupelajari. Meskipun apa yang menimpa kita tidak seburuk apa yang menimpa orang lain, bukan berarti kejadian yang menimpaku dulu tidak penting.”


B L U R B

Janis, si gadis yang populer karena berprestasi, bertetangga dengan Aji si anak biasa-biasa saja. Bersekolah di SMP yang sama dan juga sekelas membuat keduanya akrab. Keduanya semakin dekat karena Janis juga suka membaca komik seperti Aji.

Namun, di suatu hari, perlahan Aji menyadari Janis menjauh. Sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat. Hingga mereka SMA, Janis tetap populer—tetapi karena lingkar pergaulannya berbeda. Dia berteman dengan teman-teman “bermasalah”, bergonta-ganti pacar hingga Aji kehilangan hitungan.

Aji tahu, Janis menyembunyikan sesuatu.

Aji tahu, dia akan membantu Janis bagaimanapun caranya.

- - - - - - - - - -

Terbiasa hidup nomaden, Janis cukup senang kali ini dia memiliki tetangga yang ternyata satu sekolah dengannya. Ternyata, tetangganya adalah Aji, cowok yang tinggal di seberang rumahnya, memiliki tiga kakak perempuan, hobi membaca komik, dan cukup pendiam untuk ukuran laki-laki sepertinya. Yaa.. bagi Janis tidak masalah, nanti mereka pasti bisa berteman kok. 
“Pulih bukan berarti kamu sudah lupa, Sita. Bagiku, pulih adalah ketika aku sudah bisa mengontrol rasa takut dalam diri sendiri dan bisa move on dengan hidupku.” — P. 177

Setelah ulang tahunnya, Janis berubah. Janis tidak lagi bersemangat ke sekolah, bahkan rangkingnya juga menurun. Aji tau ada yang salah dengan Janis, tapi Aji masih belum berani untuk mempertanyakan hal itu. Bahkan pertanyaan itu disimpannya sampai mereka menginjakkan kaki di SMA yang sama. Janis, kembali menjadi Janis yang populer, dikenal banyak orang. Sayangnya, bukan Janis yang Aji kenal.

Hubungan Aji dan Janis terasa begitu jauh, tapi juga terasa dekat. Karena terkadang Janis menjauh, terkadang bisa dekat kembali seperti Janis yang dikenal Aji dulu. Aji masih mempertanyakan perubahan ini, tapi masih belum menemukan caranya. Bisakah Aji menguak hal ini? Mengingat terkadang dia juga merindukan masa-masa saat mereka masih dekat seperti dulu.


Memiliki kehidupan yang nomaden, bagi Janis tidak ada masalah karena toh kehidupannya sejak dulu juga begitu. Malahan, dia senang waktu bisa bertetangga dengan Aji yang super dingin ini. Meskipun pendekatan dengan Aji bisa dibilang nggak mudah, apalagi Aji dengan hobinya membaca komik yang tidak seharusnya dibaca anak seumurannya.

Rahasia Sang Nona memiliki cover yang lucu dan menggemaskan, sayangnya, isinya cukup pelik. Dari yang aku baca, memang ada trigger warningnya, tapi kukira nggak sepelik ini. Ternyata pelik banget! Berawal dari Janis yang mengalami pelecehan seksual, sampai pada proses dia memulihkan dirinya pasca traumanya itu.

Masalah yang dihadapi Janis, mungkin saja terjadi di sekitar kita. Cuma mungkin kita nggak peka, atau malah korbannya berhasil untuk menyembunyikan hal ini. Awalnya aku mengira, Janis sedang ada masalah dengan Aji, atau tersinggung atau bagaimana. Tapi melihat tingkahnya yang semakin lama semakin ‘ajaib’, kurasa memang ada yang salah dari dia.

Selain Aji, Ibu Janis juga orang yang cukup kukagumi di sini. Sebagai Ibu, meskipun menurutku terlalu santai, apalagi pas nilai Janis menurun, kayak.. yaudah nggak papa. Pas Janis lagi difase nakal-nakalnya juga ibunya santai bangte. Ya ampun, di sini aku gemes banget. Kalo itu mamaku, aku pasti udah kena omel, bisa-bisa HP disita dan segala macem. Tapi dibalik itu semua, aku salut sama ibunya Janis. Sosok yang tangguh padahal jauh dari keluarga, nggak ada kerabat dan suami, membesarkan anak sendiri. Bener-bener tangguh banget!

Hubungan Janis-Aji ini memang favorit banget! Janis dengan segala traumanya, dan Aji yang nggak nyerah untuk berusaha mengerti sisi Janis walaupun susah sekali. Karena Janis dengan keras kepalanya, dengan segala keresahannya. Aji ini semakin dewasa malah semakin suportif, siap banget pokoknya ngebantuin Janis dengan upaya yang dia bisa. Sayang banget sama Aji.

Last, aku kembali diingatkan sama kak Kay, untuk lebih peka lagi dalam lingkup pertemanan yang kupunya. Siapa tau, temen-temenku ada yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Meskipun jaman sekarang ngeviralin orang itu gampang, tapi trauma yang ditinggalkan nggak akan semudah itu untuk dipulihkan kembali.



From the book…
Time will make you stronger. Cuma kamu sendiri yang bisa berjuang untuk kuat dan jalan terus… Meskipun kadang, mungkin, orang lain bisa membantu.” — P. 54

“Kamu sama sekali bukan beban buatku, Anjani. Tapi aku minta maaf kalau kamu merasa terbebani sudah cerita denganku. Aku tahu ini berat sekali buat kamu.” — P. 141

“Komunikasi adalah kunci. Buat apa kamu cerita ke aku tapi enggak ngomong ke pacarmu.” — P. 150

“Menjadi tua adalah hal yang menajutkan bagi Janis. Namun, jika ada hal yang lebih mengerikan bagi Janis, itu adalah ketidakpastian. Suatu hari kau bisa hidup senang dan cukup, tetapi di hari lain kau akan menjadi orang yang dikalahkan waktu.” — P. 187

“Bagaimanapun, aku tidak tahu setelah ini kita akan dibawa ke mana oleh hidup. Aku tidak tahu apakah itu berarti kita sial atau beruntung. Tidak seperti naik kereta ini yang sudah pasti akan membawa kita ke London.” — P. 211

“Ada satu hal yang kupelajari. Meskipun apa yang menimpa kita tidak seburuk apa yang menimpa orang lain, bukan berarti kejadian yang menimpaku dulu tidak penting.” — P. 222

No comments:

Post a Comment