Thursday, July 29, 2021

[Review] Titik Mulai

 

Titik Mulai
Lewis Yang
Gagas Media
170 Halaman

"Maka dari itu, mulailah mempertimbangkan segala sesuatu dengan memosisikan dirimu di posisi orang lain. Sadarilah bahwa dunia ini tidak berputar di pihakmu saja."

 
B L U R B
 
Titik mulai masing-masing orang berbeda.
Ada yang memiliki priviledge, ada yang dari bawah,
ada yang di antaranya. Tapi, satu hal yang sama:
tanpa memulai langkah pertama, tidak akan terjadi apa-apa.
 
Sesudah memulai pun bukan berarti kamu akan berhasil. Bisa saja kamu
jatuh dan gagal berkali-kali. Namun, berhasil atau tidak,
setidaknya kamu sudah mengubah nol jadi satu,
dari satu menjadi sepuluh, dan seterusnya.
 
Di mana pun titikmu sekarang,
jangan sampai menyesal karena kehabisan waktu.
Jangan sampai menyesal karena tidak melakukan apa-apa.
 
- - - - - - - -
 
Kembali ke non-fiksi lagi! Yuhuu~~ Masih di terbitan Gagas Media, kali ini aku bakalan mengulas Titik Mulai. Ada yang sudah mengikuti akun @titikmulai, atau belum? Ah sebaiknya kalian mampir dulu untuk melihat-lihat, bukan promosi kok. Tapi menurutku, akunnya memang menarik sekali. Nggak cuma membahas tentang motivasinya aja, tapi juga membuka pikiran sedikit demi sedikit.

Novel ini diawali dengan membahas tentang kak Lewis terlebih dahulu. Bagaimana dia dulu dibesarkan, proses selama melalui sekolah, yang ternyata Kak Lewis ini sama kok kayak kita-kita. Kadang masih bingung apa yang dimau, dan itu semua wajar kok. Hanya saja, nggak bisa dibiarkan berkepanjangan, karena nantinya kita jadi nggak punya target mau ke mana, atau bahkan masih juga kebingungan mau apa.

Selama membaca Titik Mulai ini aku berasa ditampar bolak-balik. Nggak cuma membahas tentang bagaimana kak Lewis mengetahui apa yang dia pengen, tapi juga bagaimana cara dia melakukan sesuatu hal secara konsisten. Pada tau kan, gimana susahnya konsisten dalam melakukan satu hal? Apalagi kalau hal itu hasilnya nggak kunjung sesuai dengan keinginan kita. Duh, rasanya pasti pengen berhenti aja. Ngerasa semuanya tuh sia-sia. Padahal, kalau dilihat lagi, itu cuma butuh konsisten aja kok. Nggak ada hal yang sia-sia, kecuali malas berusaha, ini quote andalan mamaku sih. Hahaha.. Tapi relate banget sama bukunya.

Setelah menyelesaikan buku ini, jujur aku tuh jadi mikir-mikir lagi, keinginanku tuh banyak, pengen rutin nulis, rutin baca dan review kayak dulu lagi, tapi selalu aja ada halangannya. Halangannya mulai dari pengen baca aja nggak mau review, jadi nanti uploadnya bisa telat gitu. Ada lagi yang masih pengen ngegame, padahal alarm untuk review dan ngeblog udah bunyi. Belum lagi kalau ada kerjaan yang harus disubmit malem itu, dan aku belum kelar kerjain di kantor. Yaaa.. tapi ini sebenernya bukan alesan sih, kalo udah komitmen untuk mau, apa pun akan dilakuin kan? Akan selalu ada pengorbanan dari apa yang pengen kita capai kan?

Quote from Book
"Papaku memiliki satu prinsip yang mana kita tidak boleh take for granted terhadap apa pun yang diberikan kepada kita. Kalau kamu diberikan satu kepercayaan, gunakanlah baik-baik. Jangan mau ambil untung untuk diri sendiri saja, tapi pikirkanlah jasa yang telah diberikan orang lain kepadamu." P. 8

"Maka dari itu, mulailah mempertimbangkan segala sesuatu dengan memosisikan dirimu di posisi orang lain. Sadarilah bahwa unia ini tidak berputar di pihakmu saja." P. 21

"Maka dari itu, sudah saatnya belajar lagi. Belajar hargai waktumu. Belajar untuk menjaga badanmu. belajar untuk melatih pikiranmu. Semua demi diri kamu sendiri, supaya bisa terus berjuang dan mengejar mimpimu." P. 35

"Teruslah belajar karena kehidupan terus berlanjut dan belum berhenti. Teruslah menganalisis diri dan lingkungan kamu. Perhatikan sekelilingmu dan orang-orang di sekitarmu. Siapa tahu, ada pelajaran penting yang bisa kamu dapatkan." P. 36

"Di sinilah perubahan harus kamu lakukan. Jangan mulai dari mengubah dirimu yang patah semangat. Mulailah dari titik masalahnya, yaitu rutinitas yang benar-benar memengaruhi dirimu. Rutinitasmu bisa diubah." P. 53

"Satu hal yang harus kamu ingat. Ketika kamu menghadapi masalah, yang harus kamu perbaiki adalah masalahnya dengan mengganti cara atau rencanannya. Bukan malah mengganti tujuan yang ingin kamu capai. Memang terkadang kalau dihadapkan dengan masalah, apalagi masalah yang cukup rumit, lebih mudah rasanya untuk mengganti tujuan. Tinggal mengganti haluan. Ibarat lubang di jalan, tinggal kamu hindari." P. 69

"Namanya juga toksik, beracun, ya, pasti merusak diri kamu, buka? Di sinilah kamu harus belajar untuk berubah. Buka pikiran kamu. Hilangkan gengsi dan egomu. Belajarlah untuk menerima kritikan. Belajarlah untuk menerima kalau kamu salah. Belajar menghadapi fakta yang ada, bukan memaksakan apa yang kamu anggap fakta." P. 70

"Jangan terlalu peduli dengan validasi dari orang lain. Percayalah pada diri kamu sendiri kalau kamu bisa melakukannya. Dengan begini, kamu akan merasa lebih kuat dan bebas. Tidak ada yang mengatur-ngatur diri kamu. Tidak ada yang yang memberikan kamu penilaian. Karena kamu adalah kamu. Kamu memiliki kebebasan untuk mengatur diri kamu sendiri." P. 78

"Disadari atau tidak, waktu adalah hal yang paling diinginkan oleh semua orang. Namun mirisnya, waktu jugalah yang disia-siakan oleh banyak prang. Semuanya berdalih, "Masih banyak waktu", padahal kehidupan itu terus berjalan dan waktu tak akan berhenti." P. 93 to 94

No comments:

Post a Comment