Vision
Cindy Jessica
Gramedia Pustaka Utama
256 Halaman
"Gue rasa semua orang butuh waktu buat menata ulang hatinya. Masa gue yang belum lama kenal langsung bilang cinta waktu dia lagi patah hati? Kesannya gue malah ngambil kesempatan dalam kesempitan. Nanti Amanda malah mikir gue cuma mainin dia."
B L U R B
Amanda punya indra keenam. Kelihatannya keren ya? Kenyataannya, keluarga Amanda sempat khawatir dia bakal dicap aneh sama orang lain. Mereka berusaha supaya nggak ada yang tahu tentang kemampuan Amanda yang sering dapat penglihatan tak terduga. Apalagi, penglihatan itu selalu tentang ornag lain, nggak satu pun tentang Amanda sendiri.
Saat baru saja naik kelas XII, Amanda mulai mengenal Utha. Hidupnya jadi kayak permen asam manis. Cowok paling resek itu bikin Amanda mengalami banyak hal konyol. Mulai dari balas dendam ke mantan pacar yang selingkuh, dikejar Raden Inu Kertapati abal-abal, sampai ditangkap satpam bank gara-gara kelamaan mengadem di ATM.
Pelan-pelan, Amanda menyadari bahwa dia menyukai Utha. Lalu tiba-tiba muncul penglihatan tentang masa depannya bersama Wira. Aduh, nggak mungkin kan dia menikah dengan pamannya Utha yang ganteng selangit itu?
- - - - - - - -
Awal pertemuan Amanda dengan Utha nggak ada keren-kerennya, pingsan di dekat tong sampah itu nggak lucu dan nggak bisa dibanggakan banget. Tapi sejak itulah, hubungannya dengan Utha menjadi lebih dekat. Padahal, meskipun status Utha adalah sepupu Tami—sahabatnya, dia malah baru melihat Utha akhir-akhir ini.
"Beneran juga nggak masalah. Gue seneng sekaligus ngerasa tersanjung kalau ternyata tingkah gue membekas di ingatan salah satu penggemar fanatik gue." P. 167
Utha adalah laki-laki dengan tingkat kepedean 50.000%, di depan Amanda dan Tami, dia selalu membanggakan kegantengannya. Bersama dengan Utha, semuanya jadi terlihat mudah. Ya kecuali saat Amanda mengetahui bahwa pacar yang selama ini dirasa baik padanya, ternyata selingkuh. Selain itu, dia banyak mencoba hal menyenangkan bersama Utha. Jalan ke mall, ketemu Raden Inu Kertapati aba-abal.
Perlahan-lahan, Amanda mulai merasakan perasaan yang lebih untuk Utha. Tapi anehnya, dia punya penglihatan di masa depan untuk dirinya sendiri! Anehnya, dia bukan bersama Utha, tapi malah sama Omnya! Masa iya sama Om-Om sih?
Memiliki
indra keenam itu bisa dibilang anugrah, bisa juga nggak. Aku punya
kelebihan hal yang mirip sama Amanda. Awalnya, aku juga takut sendiri.
Karena indra yang kumiliki itu gabungan, kadang aku bisa lihat masa
depan, tapi seringnya, aku bisa melihat hal yang tak kasat mata. Mungkin
buat sebagian orang, hal ini menarik ya, tapi buat aku, enggak. Soalnya
aku parnoan, jadi makin takut tuh kalo keliatan. Sama lah kayak
Amanda. Makanya aku tuh lebih memilih menghindar aja kalo udah dirasa nggak enak.
Menjadi Amanda ini rasa-rasanya menyenangkan ya. Tentu saja yang kubahas di luar indra keenamnya. Karena punya sahabat yang suportif kayak Tami itu adalah sebuah rejeki yang harus disyukuri. Meskipun Amanda harus mengalami kejadian yang nggak menyenangkan karena punya pacar yang nyebelin kayak Virgo.
Selama baca, aku tuh jadi iri banget sama Amanda. Karena dia bisa punya Utha! Cowok yang siap sedia 24/7, udah kayak resto cepat saji. Utha tuh jadi cowok kebaca banget, kebaca kalo dia suka banget sama Amanda. Sayangnya, Amanda terlalu terpaku sama penglihatannya. Padahal menurutku, ya nggak harus terpaku nggak masalah kok, penglihatan tuh ada buat ngebantu kita, ngewarning lah kasarannya. Jadi nggak bisa dipercaya 100% juga.
Aku suka banget sih sama kisah Amanda-Utha. Nggak cuma ngebahas tentang percintaan anak SMA aja, tapi juga ngbahas usaha seorang cowok untuk mendapatkan hati ceweknya, cara menikmati hidup, dan juga red flagnya cowok. Red flagnya Virgo tuh udah kelihatan banget sejak awal, tapi Amanda dengan segala kepositif-thinkingnya, mikir bahwa Virgo nggak akan seburuk itu. Beware girls!
No comments:
Post a Comment