Sunday, May 28, 2023

[REVIEW] Cinta di Keranjang Belanja

Cinta di Keranjang Belanja

Elisabeth Ika

35 Parts on Cabaca — Ending

"Ikuti kata hati kamu, Vee. Kata orang, kalau kita lagi ada di persimpangan dan mesti memilih jalan mana yang harus dilewati, ikuti kata hati, karena itu sebenarnya yang kita mau. Sesalah-salahnya jalan yang kita pilih, setidaknya kita enggak benar-benar menyesal nantinya."


B L U R B

Kesalahan pengiriman yang dibuat karyawannya membuat Raveena Pradnya Gunawan, founder Veestore mesti bertemu dengan Danendra Mahawira di sebuah kafe untuk menyerahkan barang yang semestinya.

Ajaibnya, pertemuan itu seperti pemantik pertemuan-pertmuan mereka berikutnya. Nendra, tanpa buang waktu, bertransformasi bukan cuma menjadi pembeli Veestore, tapi juga teman dan sahabat yang menawarkan bahu saat Raveena merasa butuh sandaran karena tekanan-tekanan dari Yuda, pacar dan partner usaha, juga dari keluarga yang tak pernah menyetujui pilihannya untuk merintis usaha. Namun, saat hati Raveena mulai goyah, Yuda justru melamarnya. Yuda juga mengancam, kalau sampai Raveen a menolak lamarannya, ia akan kehilangan impiannya selama-lamanya.

Raveena dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Menerima lamaran Yuda, dan terkurung pada hidup pernikahan kendati hubungan mereka tidak sehat, semata-mata demi VeeStore tetap terjaga, atau menuruti hatinya untuk berpisah dari Yuda dan bersama dengan Nendra, kendati ia mesti kehilangan impiaannya dan mendapat kecaman dari berbagai pihak.

- - - - - - - - -

Menjadi seorang pebisnis dan memiliki usaha sendiri adalah impian Raveena. Ya meskipun hal ini sangat ditentang oleh kedua orang tuanya. Bagi mereka, apapun yang terjadi ya sebaiknya bekerja kantoran. Lebih menjanjikan. Inilah yang membuat kedua orang tuanya berjarak dengan Raveena. Di samping itu, dia juga selalu kalah ketimbang adiknya, Sandra, yang memiliki posisi di sebuah instansi pemerintah. Sangat membanggakan.
"Hidup itu perjalanan, bukan? Pilihannya hanya jalan terus, kalau salah arah, mungkin bisa putar balik, atau cari jalan alternatif."
VeeStore merupakan salah satu kebanggaan Raveena. Bersama Yuda, pacarnya, dia berusaha untuk mengembangkan VeeStore sesuai dengan visi misi mereka. Karena kesalahan pengiriman yang dilakukan oleh stafnya, membuat Raveena harus bertanggungjawab untuk menukar kembali pakaian yang seharusnya dikirimkannya.

Sejak itulah, pertemuannya dengan Danendra Mahawira dimulai. Entah kenapa, sejak saat itu, Danendra selalu bisa bertemu dengan Raveena, terutama saat Raveena sedang membutuhkan orang yang bisa diajak bercerita dan berkeluh kesah. Lalu, bagaimana hubungannya dengan Yuda? Apakah Raveena akan melepas Yuda?


Melihat cover dari novelnya gemes ya. Kukira ini adalah novel romance gemes gitu. Salah kirim barang yang berujung cinta gitu. Tapi ternyata salah! Nggak seceria covernya.

Menjadi Raveena tidak mudah. Dia punya mimpi jadi seorang pebisnis, sayangnya hal ini nggak didukung oleh orang tuanya. Mereka malah lebih mendukung Raveena menjadi budak korporat ketimbang seorang pemilik usaha. Cukup aneh ya, kayak masih orang lama banget gitu. Mendingan kerja ikut orang ketimbang kerja sendiri.
 
Pertemuan Raveena dan Nendra ini sebenernya menarik. Karena pertemuan pertama itu disengaja, sisanya, nggak sengaja. Kalian pasti tau kan, artinya mestakung itu apa? Yep. Sama kayak Vee dan Nendra, pertemuan mereka selanjutnya tuh kayak.. bisa aja gitu.

Aku suka dengan pembahasan novel ini. Paket komplit. Pembahasan tentang keluarga, Raveena yang nggak begitu bebas dengan pilihannya. Akan selalu ada bayang-bayang adiknya yang dipandang jauh lebih sukses ketimbang dirinya yang cuma jualan online. Padahal, VeeStore ini jauh lebih berkembang lho menurutku. Udah ditahap sampai bisa hire orang, belum lagi resellernya juga udah banyak. Agak disayangkan aja sih kalau orang tuanya sampe ngira kerjaan Raveena ini abal.

Nggak cuma tentang bisnis dan latar belakang Raveena, tapi juga dibahas dari sisi Yuda, pacarnya Raveena. Sungguh, Yuda ini orangnya manipulatif banget! Nggak tau kenapa, aku tuh nggak suka sama dia. Pokoknya, cowok kalo diajak untuk ngebahas hubungan serius, dia selalu mengalihkan pembicaraan, udah deh. Red flag banget buatku! Apa ya, keliatan nggak seriusnya. Keliatan main-main. Udah gitu, dia seenaknya sendiri kalo tentang VeeStore. Nggak mau koordinasi. Padahal kan usaha ini, usaha berdua.

Baca novel ini tuh seru banget! Setiap babnya tuh cukup panjang dan seru. Apalagi bagian Nendra-Vee. Sayang banget aku tuh sama Nendra, dia pendengar yang baik, bisa memperlakukan cewek sebaik mungkin. Sungguh sayang sekali sama Nendra. Meskipun cara Vee dan Nendra bertemu itu salah.

Jadi, saranku setelah membaca novel ini adalah... carilah pasangan yang bisa memperlakukanmu dengan baik. Karena kalo enggak, kacau sih. Soalnya seumur hidup terlalu lama. Ehehe.. Udah gitu, saranku (lagi) sebaiknya nggak dulu membuka usaha bareng sama pasangan, karena terlalu tricky. Kalau emang mau buka usaha bareng, sebaiknya transparan dan selalu komunikasi. Biar nggak ada dusta di antara kita. Hehehe..


From the book...
"Namun, rasanya tidak adil ketika aku sendiri belum merasa siap untuk menjadi istri. Menikah hanya untuk melarikan diri? Yang benar saja! Emosiku memang yang meminta, tapi logika di kepala menolaknya mentah-mentah. Menikah tentu saja bukan ide yang bagus."

"Ketika aku berkendara tanpa tujuan, aku memperhatikan jalan-jalan lain yang mungkin luput dari perhatianku selama ini. Kalau dipikir-pikir, itu kayak penggambaran soal hidup."

"Hidup itu perjalanan, bukan? Pilihannya hanya jalan terus, kalau salah arah, mungkin bisa putar balik, atau cari jalan alternatif."

"Sandra itu adikku, tapi keriernya lebih bagus, keterima di Kementrian, terus sukses, hidupnya senang, banyak uang. Begitu kan yang mau Ibu bilang? Ratusan kali kalimat itu mampir di kupingku. Aku bosan. Aku selalu menuruti semua mau Ibu dan Ayah. Sekolah di sekolah terbaik, masuk jurusan yang menurut Ibu tempat anak-anak paling pintar, terus kuliah di kampus negeri. Sudah, Bu. Cukup. Aku sudah dewasa. Aku bisa bertanggung jawab atas pilihanku sendiri."
 
"Untuk aku yang terlalu naif memandang kamu adalah sosok yang aku butuhkan saat ini. Apa yang ada di diri kamu yang tidak pernah dimiliki oleh Yuda. Padahal mungkin saja aku cuma sedang lelah dengan permasalahan-permasalahanku."

"Kamu yakin? Pernikahan berbeda sama berbisnis, Vee. Partner bisnis yang mengecewakan, bisa bikin kamu kehilangan uang dan kepercayaan kamu sama dia. Dia pergi, it's okay, kamu bisa memulai lagi, entah sendiri atau sama orang lain, atau sama sekali enggak coba lagi. Tapi partner hidup? Nikah sekali seumur hidup, Raveena."

"Ikuti kata hati kamu, Vee. Kata orang, kalau kita lagi ada di persimpangan dan mesti memilih jalan mana yang harus dilewati, ikuti kata hati, karena itu sebenarnya yang kita mau. Sesalah-salahnya jalan yang kita pilih, setidaknya kita enggak benar-benar menyesal nantinya."

"Kamu cuma gagal nikah sama gagal usaha, yang bahkan dua hal itu terkait. Hidup? Masih panjang, Raveena. Kamu masih bisa ambil kartu kesempatanmu lagi."

"Tidak semua hal di dunia ini sesuai dengan apa yang kita mau, Sayang. Kamu juga enggak perlu merasa bersalah atau menyesal seperti itu. Apa yang terjadi sama VeeStore sekarang, sudah di luar kendali kamu. Kamu sudah pernah melakukan yang terbaik saat berada di sana. Kamu yang mendirikan, kamu yang membangun, dan wajar kalau kamu kecewa. Tapi, sedihnya secukupnya saja, ya."

No comments:

Post a Comment