Friday, June 30, 2023

[REVIEW] Waktu dan Tenggara

Waktu dan Tenggara

L. Dela Fimeta

Bentang Pustaka

253 Halaman

"Karena aku cinta sama kamu, Tenggara. Aku nggak bisa lihat orang yang aku cintai nggak bahagia."


B L U R B

Bagaimana rasanya hidup jadi anak konglomerat?
Sepertinya sangat nyaman, bukan? Sayangnya, hal itu nggak berlaku untuk Tenggara, vokalis band Aspire. Hidupnya seperti neraka.
Orang tua yang tidak harmonis, dipaksa menjalankan perusahaan, hingga yang paling parah, dia dijodohkan karena motivasi bisnis!

Apa pun yang ada di hidup Tenggara seolah adalah kesalahan sebelum ia bertemu dengan Bening, cewek pemberani yang bikin Tenggara jatuh hati. Sayang, orang tua mereka menentang hubungan itu. Belum lagi, masalah besar keluarga Tenggara yang melibatkan hukum makin membuatnya hancur.

Tenggara hanya ingin hidup tenang dan merasakan cinta.
Sesulit itukah mencari bahagia?

- - - - - - - -

Bagi Tenggara, hidupnya itu udah kayak auto pilot. Arah dan tujuannya sudah jelas, sepertinya juga nggak perlu tenaga yang besar, dia sudah pasti menggantikan posisi ayahnya untuk mengurus perusahaannya. Sayangnya, dia nggak menyukai keadaan ini. Aspire, salah satu tempat pelariannya. Tempat lainnya mungkin hanya Aldi, sahabatnya. Pulang ke rumah juga bukan pilihan. Rumah bukan tempatnya berlindung.
"Harta benda bukan jadi patokan siapa pantes suka sama siapa. Toh, Kak Tenggara juga suka sama lo, kan? Ya, artinya dia juga nggak ada masalah sama semua kekurangan yang lo punya, Bening." P. 115
Bening memiliki daya tarik tersendiri bagi Tenggara. Saat melihatnya pertama kali, Bening dalam keadaan berantakan karena tuduhan yang sebenarnya tidak dia ketahui. Pertemuan yang kedua, Bening malah menjadi orang yang sangat pemberani. Inilah yang membuat Tenggara jadi tertarik untuk mengenal Bening lebih dekat.

Setelah mengenal Bening, dengan segala kesederhanaannya, hal ini bisa membuat dunianya yang semula monoton jadi lebih baik. Lebih berwarna. Sayangnya, ibunya sangat menentang hal ini. Apa memang Tenggara nggak berhak untuk memilih jalan hidupnya sendiri?


Kehidupan Tenggara, seperti kebanyakan anak konglomerat pada umumnya. Hidupnya sudah diatur, dan kalau melawan, malah bisa jadi masalah besar. Nggak cuma itu, keluarganya pun nggak baik-baik aja. Keributan selalu terdengar di rumahnya. Dia sangat nggak betah. Jujur, aku kasian banget sih sama dia. Masa kuliahnya nggak tenang, karena semuanya sudah diatur. Bahkan di Aspire pun sebenernya dia ditentang. Kesel nggak sih?

Berkebalikan dengan kehidupan Tenggara, kehidupan Bening, meskipun sedikit sulit, tapi dia memiliki keluarga yang sangat hangat. Orang tua yang selalu mensupport dia apapun yang dia lakukan, selama itu baik. Sungguh keluarga yang sangat diidam-idamkan banyak orang.

Pertemuan keduanya ini menurutku kayak FTV gitu. Gemes-gemes lucu! Mereka tuh juga cocok aja gitu. Sayangnya, selain ego mereka sama-sama tinggi, komunikasi mereka tuh jelek banget. Jadilah keributan nggak terelakkan lagi.

Selama baca kisah Tenggara-Bening ini, jujur aku kasian sekali sama Tenggara, lebih banyak kasiannya. Kalau ke Bening aku malah kagum banget! Dia ini tipikal cewek tangguh! Yang aku agak sayangnya, alurnya terlalu cepat di bagian awal. Jadinya kayak ngos-ngosan gitu. Tapi di bagian tengah sampai akhir, baru mulai stabil ritmenya. Hihihi..

Kisah Tenggara-Bening ini kuhabiskan dalam sekali duduk. Habisnya kisah mereka nyenengin banget. Apalagi Tenggara kalo lagi bucin dan nggombal, bikin ketawa!

No comments:

Post a Comment