Monday, July 3, 2023

[REVIEW] Ready for Tiffany

Ready for Tiffany

Revelrebel

55 Parts on Cabaca — Ending

"Memaafkan dan menerimamu kembali itu dua hal yang beda. Aku memaafkanmu akrena sudah enggak mau berurusan lagi denganmu, karena itu aku enggak bisa kembali kepadamu."


B L U R B

Kisah cinta tiga sahabat di penghujung umur dua puluhan, siapa yang pertama kali mendapatkan sebongkah Tiffany di jari manis?

Amanda, terlalu berambisi dengan karier dan tidak ada yang lebih memahami dirinya selain Lucas. Pacaran 5 tahun dan menjalani LDR, membuat Amanda bertanya-tanya akan masa depan hubungan ini.

Brit, terlalu sering gonta-ganti pasangan dengan alasan belum menemukan yang cocok. Sosok Ben yang menawan membuat Brit mempertanyakan apa arti cinta yang sebenarnya.

Cantika, editor buku yang selalu menghindar dari spotlight. Meski sudah putus dari pacarnya yang suka main tangan, Tika yang rendah diri merasa tidak pantas untuk kembali bertarung di medan cinta.

Bersama segelas margarita, ketiga sahabat ini bertaruh untuk mendapatkan cincin di jari mereka begitu tahun berganti. Siapakah yang akan keluar sebagai pemenang?

- - - - - - - -

Berawal dari Brit yang mencetuskan keinginannya untuk mendapatkan cincin pernikahan Tiffany yang cukup aneh kalau dibeli oleh dirinya sendiri, dia mengajak kedua sahabatnya, Amanda dan Tika untuk ikut dalam tantangan ini. Perlombaan ini dimulai dari hari ini, dan akan berakhir pada akhir tahun.
"Yang paling kutakutkan? Aku takut jarak membuatmu merasa ini semua sia-sia. Aku takut jarak membuat kehadiranku perlahan-lahan mulai pupus dalam hidupmu. I'm scared you forget about me."
Meskipun Brit yang mencetuskan ide ini, bukan berarti dia adalah pemenangnya. Saat ini, dia sedang dalam masa percobaannya bersama cowok yang lebih muda darinya. Itu jelas tidak masuk dalam listnya untuk menjadi suami. Hal ini tentu dipengaruhi dengan bagaimana cara keluarganya membesarkannya selama ini.

Sementara Amanda, untuk saat ini kemungkinan besar, dialah pemenangnya. Tidak sulit harusnya membuat Lucas melamarnya di akhir tahun. Tapi apa mungkin? Mengingat mereka juga LDR.

Tika sendiri sangat ragu. Awalnya dia menolak keras hal ini. Dia tidak tertarik untuk membuka hati karena terakhir kali punya hubungan, semuanya berantakan dan membuatnya trauma.

Perjalanan mereka dalam memperjuangkan sebagai pemenang pasti menarik.


Penghujung umur dua puluhan ini memang agak tricky ya. Kalo udah punya pasangan dan berjalan lama, pengen cepet dihalalin, tapi kalo belum punya pasangan, mau cari yang sesuai dengan kriteria, juga sulit.Tantangan ini berawal dari cincin pernikahan yang memang agak lucu kalo kita beli sendiri, dipake sendiri. Lah satunya buat siapa? 

Aku kira, pemenangnya adalah Brit, karena dia udah ada yang ngedeketin nggak lama dari tantangan itu dimulai, hidupnya less drama. Jadi, itu seharusnya hal yang mudah buat dia dong? Sayangnya, bagi Brit, nggak semudah itu. Cara keluarganya merawat dan membesarkan dia, cukup membuat dia jadi selektif untuk memilih pasangan hidupnya. Meskipun Ben cukup charming dan oke, tapi dia masih belum yakin. Apalagi ini kan pasangan untuk seumur hidup.

Di sisi Amanda, harusnya dia keluar jadi pemenang. Sayangnya, egonya Lucas sama Amanda ini sama-sama besar. Amanda nggak mau kalau keluar dari Jakarta, sementara Lucas juga nggak mau keluar dari perusahaannya saat ini, dan lebih ngebelain untuk kerja, kerja, kerja. Jujur aku kesel banget sih sama Lucas-Amanda ini. Karena dalam suatu hubungan kan yang paling penting komunikasi. Gimana mau komunikasi kalo keduanya aja udah capek kerja, giliran ada waktu yang satu masih kerja, dan sebaliknya. Gitu aja sampe lebaran monyet.

Kehidupan percintaan Cantika ini juga nggak kalah tragis. Orang tuanya udah sayang banget sama mantannya, padahal mantannya red flag banget! Nggak hanya itu, dia lagi repot-repotnya juga. Harus ngurusin penulis yang bahkan nggak jelas banget maunya apa. Kalo dihubungin susah banget. Makin ribet deh. Sama Tika ini aku antara kesel dan kasian. Keselnya ya karena dia ini terlalu mikir buruk tentang dirinya. Ya, ini nggak lepas dari didikan orang tuanya sih. Kasiannya, dia sebenernya bisa kok keluar dari zona nyamannya dia, belajar hal baru, tapi dia terlalu takut untuk keluar dari sana.

Baca kisah Amanda-Brit-Cantika ini seru banget. Apalagi latar belakang mereka beda-beda. Ada yang emang udah kaya dari sananya, ada yang berambisi banget, ada yang punya mimpi tapi nggak tercapai-capai. Kisah mereka buatku menginspirasi banget. Keluar dari hubungan toxic meskipun sulit, dan jangan mau terus ditakut-takutin sama pikiran sendiri!

Paham banget sih, kadang kan kita tuh pasti mikir, hal ini sebaiknya gimana, kalo plan a gagal atau nggak cocok, plan b-nya gimana. Semua harus dipikirin, cuma seringkali kebanyakan mikir itu malah bikin kita nggak jalan. Kebanyakan mikir malah jatuhnya cuma overthinking, dan nggak jadi dilakuin. Buat apa? Mending langsung dijalanin aja, gimana hasilnya dipikirin nanti. Seenggaknya, kita udah siapin beberapa plan buat cadangan.

No comments:

Post a Comment