Thursday, September 21, 2023

[REVIEW] Minoel

Minoel

Ken Terate

Gramedia Pustaka Utama

272 Halaman

"Kalau kamu nggak mau, bilang nggak mau. Kalau dia maksa, putusin. Pemaksaan itu sama dengan pemerkosaan, tau."

 
B L U R B
 
Kata orang, cinta butuh pengorbanan. kata orang, citna berarti memberi. Itulah yang dipercaya Minoel saat Akang menawarkan cinta dan mimpi indah. Minoel melayang ke awang-awang. Akhirnya ada juga cowok yang mencintai dirinya yang cacat.
 
Minoel menerima cinta Akang. Meskipun itu berarti dia tidak bisa ikut kegiatan hadrah dan pramuka lagi. Meski itu berarti dia tidak bisa sering-sering main dan gosip bareng Lilis dan Yola lagi.
 
Namun, Akang berubah. Lelaki itu mulai bertingkah kasar dan tak masuk akal. Inilah ujian cinta Minoel. Akang mau menerimanya yang serba kekurangan, miskin, bodoh, dan cacat. Sudah seharusnya dia menerima kelakuan Akang yang buruk, kan? Toh buruknya hanya kadang-kadang.
 
Yola dan Lilis terus membela dan mengingatkan Minoel bahwa Akang tidak baik untuknya, dan Minoel terus mengabaikan teman-temannya. Tapi, ketika Akang mulai menuntut Minoel menyerahkan diri sepenuhnya, Minoel mulai bertanya apakah cinta memang butuh pengorbanan SEBESAR itu? Lebih jauh lagi, apakah itu benar-benar cinta?
 
- - - - - - - - -
 
Minoel, seorang remaja yang memiliki kekurangan di kakinya. Dia sebenernya nggak begitu mempedulikan hal ini, karena dia juga memiliki kelebihan lainnya, suaranya merdu dan bisa didengar. Selama ini, dia nggak begitu memikirkan pacaran. Yang dipikirkan tentu saja bagaimana mendapatkan sedikit uang tambahan untuk jajan di sekolah. 

Walaupun begitu, dia memiliki teman yang cukup suportif untuknya. Yola, si anak yang cukup berada dan sering berganti-ganti pacar, dan juga Lilis, temannya yang nggak neko-neko dan cukup pintar di antara mereka bertiga. Sayangnya, godaan untuk memiliki pacar cukup besar. Apalagi kalau melihat track record Yola, dia kan juga ingin mencoba rasanya punya pacar.
"Yah, mau gimana lagi? Semua orang punya kelemahan. Kalau kamu terus baikin dia, lama-lama dia pasti berubah. Kita yang harus sabar, Noel. Laki-laki memang begitu. Mereka haus kekuasaan. Mereka harus membuktikan kejantanan mereka. Tapi, kalau kita pandai memainkan kartu kita, mereka pasti tunduk. Cewek itu punya kekuatan yang luar biasa lho, Noel. Kayaknya kita ini lemah dan tak berdaya, tapi kita bisa membuat cowok terkaing-kaing. Kalau sudah begitu, mereka pasti membutuhkan kita terus."
Ketika ada satu cowok mendekatinya, Minoel tentu saja senang. Akhirnya, kesempatan untuk mendapatkan pacar terbuka untuknya. Akang namanya, laki-laki yang agak serampangan tapi menyukai Minoel dan membuat Minoel klepek-klepek. Sayangnya, Akang tidak sebaik itu, semakin hari perlakuannya terhadap Minoel semakin menjadi. Mulai mengekang Minoel, membatasi keinginannya. Minoel mulai kebingungan, inikah yang diinginkannya dalam sebuah hubungan?


Minoel ini adalah salah satu novel lama yang menurutku selalu rame diperbincangkan dan selalu relate sampai sekarang. Kalau nggak salah, novel ini tuh sudah ada sejak aku SMP, udah berapa tahun yang lalu ya?

Punya pacar itu selalu menjadi hal yang menarik, apalagi buat anak sekolahan SMP-SMA. Punya pacar itu keren. Apalagi kalo pacarnya yang badboy, haduh, berasa cewek paling keren sesekolahan. Aku pernah ada di masa itu, jadi tau gimana rasanya, meskipun nggak pacaran sama badboy, tapi emang feelnya menyenangkan lho.
 
Di masaku dulu, punya pacar itu jadi menyenangkan karna ada yang merhatiin selain temen, trus bisa diajak jalan sepulang sekolah, atau bolos bareng. Kalau bisa pacaran sama kakak kelas, anak basket, anak futsal dan OSIS, wih langsung deh terkenal dan jadi keren banget. Padahal, kalo dipikir-pikir lagi, pacaran sama mereka juga biasa aja. Temenku yang pacaran sama anak basket juga biasa aja, nggak yang gimana-gimana gitu.
 
Kembali ke Minoel, sayangnya Minoel ini ketemu sama Akang. Anaknya emang agak badboy gitu, serampangan, hidupnya juga kurang jelas, tapi cuma dia yang mendekati Minoel dan bisa bikin dia terlena. Karena ini kali pertamanya, Minoel seneng dong, jadi ya dia mau aja dikadalin sama Akang. Sebenernya, Minoel ini sudah sadar kok kalau akang itu red flag, tapi dia nggak tau bagaimana caranya keluar dari hubungan ini.



From the book...
"Ya harus dong, cari cowok kaya. Bukannya matre, tapi realistis. Matre juga nggak papa ding. Memangnya kita bisa makan cinta? Cowok yang benci cewek matre itu pasti cowok kere. Ya, nggak?"

"Yah, mau gimana lagi? Semua orang punya kelemahan. Kalau kamu terus baikin dia, lama-lama dia pasti berubah. Kita yang harus sabar, Noel. Laki-laki memang begitu. Mereka haus kekuasaan. Mereka harus membuktikan kejantanan mereka. Tapi, kalau kita pandai memainkan kartu kita, mereka pasti tunduk. Cewek itu punya kekuatan yang luar biasa lho, Noel. Kayaknya kita ini lemah dan tak berdaya, tapi kita bisa membuat cowok terkaing-kaing. Kalau sudah begitu, mereka pasti membutuhkan kita terus."

"Pacaran itu harus membuat kita lebih happy dan jadi manusia yang lebih baik. Kalau tidak, pasti ada sesuatu yang salah."

"Kalau kamu nggak mau, bilang nggak mau. Kalau dia maksa, putusin. Pemaksaan itu sama dengan pemerkosaan, tau."

No comments:

Post a Comment