Sunday, January 7, 2024

[REVIEW] Swing

Swing

Kincirmainan

Elex Media Komputindo

472 Halaman

"Semua orang punya rencana. Kadang mereka memperhitungkannya, kadang terpikirkan begitu saja."


B L U R B

Cluster Permata Indah, hunian baru di pinggir kota, dikejutkan oleh sesosok mayat yang tenggelam di bathtub sebuah rumah. Yang pertama menemukannya adalah salah satu penghuni rumah sebelah.

Mahesa, penyidik muda yang menangani kasus tersebut, merasa heran. Apa yang dilakukan penghuni rumah sebelah itu pada tengah malam di lokasi kejadian? Tidak ada tanda-tanda perusakan atau bunyi gaduh yang didengar tetangga lain. Apalagi ternyata mayat itu ditemukan beberapa jam setelah waktu perkiraan tewas.

Kebigungannya semakin menjadi setelah Tara, tetangga seberan kediaman korban, mengatakan ada indikasi suami istri di kedua rumah tersebut bertukar pasangan.

Apakah tuduhan tersebut ada kaitannya dengan kejahatan yang terjadi? Sanggupkah Mahesa mengurai teka-teki yang pelik ini?

- - - - - - - - -

Berawal dari kepindahan pasangan Kalamia Modesta dan Malik Satya Hod ke sebuah rumah di pinggiran kota. Menurut Malik sudah seharusnya mereka hidup terpisah dari sang Ibu, dan juga pekerjaan Malik yang tidak terikat waktu dan tempat. Sementara pekerjaan Mia, adalah mensupport Malik, agar masakan yang dibuatnya bisa membuat orang lain tergoda untuk mengincip atau membeli resepnya. Jadi, jauh dari keramaian kota nggak menjadi masalah untuk mereka berdua.
"Cintamu terlalu dangkal. Perasaanmu terhadapnya hanya sebatas obsesi. Kamu menginginkannya... karena kamu nggak bisa memilikinya. Kamu hanya perlu meluapkannya sampai habis, nggak ada jalan lain. Habiskan, maka suatu hari kamu akan berhenti." P. 277
Sebagai tetangga baru, Mia tentu saja perlu untuk mengakrabkan diri dengan tetangga sekitarnya. Termasuk calon tetangga barunya yang ternyata orang yang datang dari dunia entertainment dan salah satunya, pernah menjadi masa lalunya. Menurutnya, tetangga barunya—Irma Kalia dan Anselimus Jalu—menyembunyikan sesuatu. Sejak kedatangan mereka berdua, Mia merasakan beberapa kejanggalan, mulai dari sikap Malik yang kelewat ramah terhadap Irma, atau Ansel yang berusaha kembali menghubunginya dan berusaha memberi tahunya tentang sesuatu.

Pada awal aku membaca blurb, aku mengira isi cerita ini tentang bagaimana cara polisi menemukan siapa pembunuhnya. Tapi ternyataaa.. enggak! Di bagian awal, memang dikasih tau siapa dan di mana orang yang meninggal, yang nggak kusangka adalah... cerita itu sendiri.

Hubungan Malik-Mia ini sebenernya menurutku cukup aneh. Malik yang sangat introvert dan gila kerja, ya tentu aja di dunia nyata ada laki-laki yang seperti itu. Gila kerja, cuek, dan nggak ada romantisnya, tapi Malik? Menurutku dia cowok yang aneh. Sementara Mia, aku merasa dia ini terlalu naif. Polos sekali. Berusaha untuk positif thinking di setiap perlakuan Malik. Padahal tingkah Malik-Irma ini cukup mencurigakan lho di beberapa bab lho.

Selama membaca ini, aku terus menebak, kenapa Irma terus mendekati Malik, atau kenapa Ansel berburuk sangka sama Malik, padahal Malik nggak keliatan mencurigakan. Tapi ternyata yang paling nyebelin di sini malahan Malik. Setiap karakter di sini kayak suspect banget. Setiap mereka punya alasan dan latar belakang sendiri. 

Di sini, aku merasa kasihan sama Irma dan Mia. Mereka terjebak dengan cara mereka berpikir. Irma dengan kesamaan masa lalunya dengan Malik yang menganggap bahwa mereka saling melengkapi satu sama lain. Sementara Mia, dia merasa utang budi dengan apa yang pernah dilakukan Malik untuk dirinya dan keluarganya di masa lalu. Sudah. Komplit. Malik dan segala kebaikannya kurasa.

Saat membaca Swing, aku bingung, kenapa judulnya Swing? Sampai di pertengahan novel, aku baru menyadari, swing dalam bahasa seks ini adalah bertukar pasangan. Kak Kincirmainan mengambil tema yang cukup 'panas' dan menantang. Ada beberapa adegan seks yang dimasukkan di sini, tapi bukannya terkesan murahan, malah menjadi salah satu aspek penting. Apalagi ini membahas hubungan pernikahan yang nggak cuma aneh, tapi 'cacat' juga.

Thriller salah satu genre novel yang cukup kusukai. Aku suka ketika menebak-nebak apa yang akan mereka lakukan, atau clue-clue apa yang ditebar sama penulisnya. Swing memiliki narasi yang cukup panjang, ini bikin aku harus konsentrasi waktu baca, biar nggak terlewat hal-hal yang dilakukan keempat karakternya. Penjelasan setiap karakternya juga cukup mendetail, endingnya cukup melegakan sekaligus nggak ketebak sih.

 

From the book...

"Orang yang berniat bunuh diri dengan menenggelamkan diri pastinya memilih kedalaman yang cukup. Salah satu cara mati yang paling menyakitkan adalah tenggelam, dan biasanya mereka mati setelah berjuang mati-matian melawan rasa sakit. Jika memungkinkan menyelamatkan diri, mereka akan melakukannya." P. 3

"Dia mencintaimu, Malik. It's the root of everything, tapi cinta saja kadang nggak cukup. Kamu selalu tahu dia mencintaimu, tapi lain denganku... lain denganmu.. dia bisa tanpamu... bukankah karena itu kamu nggak melaporkannya ke polisi, dan menyimpan rekaman videonya?" P. 206

"Mia... nggak ada laki-laki yang hanya menginginkan pasangannya saja yang berbahagia. Nggak ada manusia kayak gitu. Mungkin dia memang sangat mencintaimu. Did'nt he say... he will find a way? Sometimes... a broken person di crazy stuff we can't comprehend when they fall in love. We just need to know his reason." P. 222

"Semua orang punya rencana. Kadang mereka memperhitungkannya, kadang terpikirkan begitu saja." P. 233

"Cintamu terlalu menginginkannya...karena kamu nggak bisa memilikinya. Kamu hanya perlu meluapkannya sampai habis, nggak ada jalan lain. Habiskan, maka suatu hari kamu akan berhenti." P. 277


No comments:

Post a Comment