Monday, March 18, 2019

[Review] Bad Games with Bad Boss


Judul: Bad Games with Bad Boss

Penulis : Flara Deviana

Penerbit : Rainbow Books

Tebal : 318 Halaman

"Seberapa buruk sifat seorang pria—jika dia sudah menemukan tempat untuk pulang. Dia pasti akan berusaha unutk berubah menjadi lebih baik untuk tetap layak berada di tempat itu."

BLURB

Ardiaz terbiasa berganti wanita semudah mengganti underware.

Elora tidak suka hubungan jangka panjang, dia alergi mengurusi satu hal itu.

Keduanya berhubungan baik sebagai teman baik ataupun sebagai atasan dan bawahan.

Hingga suatu hari, Ardiaz kelimpungan saat diminta membawa wanita yang memiliki hubungan serius dengannya ke hadapan keluar besarnya, meminta Elora agar membantunya. Karena bagi Diaz, Elora adalah wanita yang paling masuk akal untuk berdiri di sampingnya.

Elora menyetujui, demi pertemanan baik yang mereka jalani.

Tapi, Elora menyesali keputusannya saat sadar bahwa dia terjebak dalam permainan yang diciptakan oleh Diaz.

- - - - - - - - -

Elora, seorang cewek yang cukup dibenci keluarga ayahnya karena dirinya dulu berpenyakitan parah dan kayak orang hidup segan, mati pun tak mau, ah, jangan lupakan sebutan pembawa sial dalam keluarganya. Hidupnya dua tahun belakangan ini membaik. Apalagi sejak mengenal Ardiaz Bagaskara, cowok yang amat sangat suka berganti cewek karena satu dan lain hal yang tak pernah diketahui oleh Elora, jangan lupa juga dengan keluarga Bagaskara yang sudah menganggapnya sebagai keluarga.
"Sepertinya dugaan kita selama ini benar, Liz. Kedekatan mereka lebih dari yang sering mereka ungkapkan, sepertinya mereka juga sangat siap untuk mengikat janji di depan pendeta." — P. 42
Ardiaz sudah didesak keluarganya agar segera memiliki pasangan. Apalagi mengingat dia yang selalu bermain cewek. Tapi sayangnya, nggak ada satu pun cewek yang pantes untuk dijadikan pasangannya seumur hidup. Apalagi selama ini, dia bermain dengan cewek yang matre. Makin lengkaplah hidupnya. Hal itulah yang akhirnya memicu Ardiaz untuk menjadikan Elora sebagai cewek yang akan diajaknya bermain peran sebagai kekasihnya. Ya, setidaknya, membuat keluarga Bagaskara diam sejenak. Tapi yang terjadi malah sebaliknya! Lalu, apa yang akan dilakukan Elora? Tetap bermain peran, atau malah meninggalkan Ardiaz? Apalagi, setelah berjalan cukup lama, Elora menemukan alasan kenapa Diaz dan keluarga besarnya mendekati dia.


Karya keempat kak Flara yang masih satu universe sama Posesive Pilot dan My Sexy Roomate. Kalian belum baca? Silahkan baca di reviewan aku. Tinggal klik linknya aja kok.

Jujur aja, selama baca ini tuh, lebih terpusat ke Diaz dan Elora, ya jelas, mereka kan tokoh utamanya. Tapi sayangnya, terlalu banyak adegan ranjang di antara mereka berdua. Ya memang masuk sih sama ceritanya, tapi mungkin ada baiknya untuk dikurangin. Hehehe..

Untuk karakter sendiri, aku suka ya sama Diaz, daya juangnya tinggi. Beneran, dia semangat banget ngejar Elora, meski ditolak-tolak, dia punya berbagai cara untuk berusaha sedekat mungkin sama Elora, pake duit tentunya. Elora sendiri, cukup keras kepala. Tapi aku suka sama kesabaran dan positif thinkingnya dia waktu menghadapi masa lalunya dia yang bisa dibilang cukup tertekan. Suka juga sama karakter Eyang dan Tante Eliza di sini. Ya ampun, mereka ini memang calon mantu dan calon nenek idaman banget nget nget! Positif thinkingnya patut diacungi jempol banget lah, meskipun mereka juga kepo abis. Hahaha..

Alurnya, diceritakan dari sudut pandang pertama Elora dan Diaz, tapi juga dari sudut pandang ketiga. Jadi kita tau posisi masing-masingnya gitu. Dan kalo kalian pahami lagi, yang udah pernah baca novelnya kak Flara yang lain, keliatan deh polanya mirip-mirip. Cuma beda di konflik dan eksekusinya aja. Cukup rekomen banget buat kalian yang suka baca cerita dengan tema bos, tapi nggak pengen yang mainstream.

Quotable:
"Pria itu akan melindungi kamu, memberikan apa pun yang ada di dunia ini agar kamu selalu tersenyum. Cinta bukannya nggak cocok dengannya—dengan kalian—hanya saja cinta perlu waktu." — P. 114

"Terkadang kesempatan kedua itu hanya sebuah permintaan semu yang diucapkan oleh orang, karena lebih banyak satu hubungan yang berakhir begitu saja. Tapi pada kasus kita, kesempatan pertama saja nggak pernah ada." — P. 187

"Wanita itu suka mengancam. Gue sering nerima ancaman kayak gitu lebih sering dari lo. Tapi, Mas ancaman itu keluar dair keputusasaan karena wanita ingin diperjuangkan secara nyata. Mereka juga mau lihat kita—para pria menunjukkan seberapa penting posisi mereka dalam kehidupan kita." — P. 194

No comments:

Post a Comment