Sunday, June 23, 2019

[Review] Zero Class


Judul : Zero Class

Penulis : Pricillia A. W

Penerbit : Gramedia

Tebal : 262 Halaman

"Jangan bersembunyi seperti dulu, kalau lo lagi sedih."


BLURB

Sebagai murid baru di SMA Nusa Jaya, Nagita Valda tidak menyadari tengah berada di pertempuran sengit.

Medannya? Kelas 11 IPS 4.
Musuhnya? Tidak terdeteksi.
Penyebabnya? Belum tersibak terang.

Banyak rumor yang mengudara, tapi sesungguhnya pertempuran sengit itu hanya kamuflase. Konon, segala gejolak dan baku hantam di kelas itu bersumber dari masalah sentimental antara Nathaniel Rahadja, anak pemilik yayasan sekolah, dan Raditya Widiantoro, teman sebangku Gita.

Gita tak bisa duduk manis menerima situasi itu. Berbekal tekad kuat dan strategi jitu, ia melancarkan serangan balik. Tujuannya jelas, ingin menghancurleburkan segala macam tindakan diskriminasi kolot yang membelenggu 11 IPS 4.

Perlahan, Gita masuk terlalu dalam. Ia tak mampu lagi mengenali Nathan yang dulu hangat dan menyenangkan. Ia juga tak sanggup melihat jernih mana kawan dan mana lawan. Akankah Gita menemukan cara untuk dapat melihat pihak mana yang benar?

- - - - - - - -

Nagita Valda, seorang anak pindahan dari Bandung ke SMA Nusa Jaya. Salah satu SMA yang cukup terkenal di Jakarta. Kepindahannya, ah mungkin lebih baik disebut kembalinya dia ke Jakarta. Karena, memang awalnya dulu dia berada di Jakarta, karena pekerjaan ayahnya, akhirnya dia harus rela untuk pindah ke Bandung, dan sekarang, dia harus rela untuk kembali ke Jakarta, meninggalkan sahabat yang disayanginya di Bandung.
"Segala sesuatu yang terlihat impossible, kalau belum kita lakukan, jangan nilai nggak mungkin dulu. Gunung Everest aja yang katanya puncak paling tinggi di dunia bisa ditaklukin sama manusia." — P. 85
Raditya, cowok yang super dingin, yang saat ini jadi temen sebangkunya Gita. Nggak cuma itu aja, dia juga terkenal punya masalah sama Nathan, si anak ketua yayasan sekolah, dan alasan dibentuknya kelas 11 IPS 4, yang isinya cuma anak-anak bandel.

Sejak awal masuk ke SMA Nusa Jaya, Gita sudah merasakan ada yang salah dengan sekolah ini, terlebih diskriminasinya terhadap kelas 11 IPS 4 yang hanya berisi anak-anak bandel saja. Tidak sampai di situ, perlakuan para guru terhadap muridnya pun sangat berbeda. Mulai dari cara mengajar, hukuman saat melakukan pelanggaran kelas, dan lainnya. Bagi Gita, sekolah ini harusnya memberi kesamaan pada setiap siswanya. Di sinilah Gita mulai menjalankan misinya. Tak hanya sebagai siswa, tapi juga memperjuangkan hak anak 11 IPS 4 untuk mendapatkan kesetaraannya. Tapi siapa sangka, malah dari sini, dia juga menemukan potongan-potongan rahasia lainnya? Bisakah dia mengumpulkannya sampai akhir?


Novel yang baru aja cetak ulang dengan cover yang lebih senada dan loveable menurutku. Dulu, novel ini kubaca waktu masih kelas sebelas! Gila! Bayangin aja, pas banget gitu. Dan setelah lima tahun kemudian, kubaca lagi, efeknya masih sama! Haha..

Pas baca novel ini awalnya masih biasa aja. Soalnya, template ceritanya masih template yang lama, pun dengan font tulisannya. Jalan ceritanya juga masih sama. Nggak ada yang berubah.

Yang aku suka di sini tuh semangatnya Gita. Anaknya pantang menyerah. Ada hambatan, dia tetep maju terus. Pokoknya sampe masalah terpecahkan! Dia juga cukup peduli sama anak-anak yang di sekitarnya, pinter baca situasi juga, meskipun kalo udah dihadapin sama pertengkarannya Nathan-Radit, atau gosip-gosip pekara Nathan-Radit, anaknya jadi cengo gitu.

Alurnya sendiri di sini maju, terus agak lambat gitu. Ada beberapa yang narasi aja. Jadi rada ngebosenin. Karena kitanya geregetan sama kelakuan tokohnya. Tapi so far, nyenengin kok. Soalnya bikin kangen suasana sekolah. Hehehe..

No comments:

Post a Comment