Friday, April 14, 2023

[REVIEW] Tabah Seperti Tanah Basah oleh Hujan

Tabah seperti Tanah Basah oleh Hujan

@Andromeda_Nisa

171 Halaman

Klik Media

"Kalimat yang tdak ingin kumengerti, "Dia baik-baik saja tanpamu.""


B L U R B

Buku ini adalah tentang rupa-rupa patah hati. Begitu banyak daftar kehilangan tersusun di sini.

Di Bab 1 tentang "Balada, Patah Hati, Kotak Pesan"; ada yang bercerita tentang "Perasaan yang Tak Pernah Sampai", "Yang Tidak Pernah Kembali Bertemu", hingga "Tahun-Tahun Kelam".
 
Lalu Bab 2, "Melepaskan Atau Dilepaskan" ; ada rasa-rasa yang dibagi saat hati "Mengizinkan Pergi", Mengembalikan Rasa", atau "Membawa Luka".
 
Di Bab 3 masih saja ada duka saat "Menceritakan Kesedihan" ; ketika hati bertanya "Haruskah Berakhir?", tentang "Kesedihan yang Beum Reda", "Bagian yang hilang", "Bagian Terpatah", "Lelah yang Mungkin Tak Berujung".

Sedih memang. Namun, asa akan selalu ada, terlebih saat membaca tulisan "Aku Doakan Kamu", dan bagaimana "Caraku Menemukan Rindu".

Bersemangatlah, hati. Tabahlah seperti tanah yang basah oleh hujan. Pupuklah bahagiamu dengan membaca tulisan di sini. Agar ketika kau merasa begitu terluka dan begitu berat menjalani hari-harimu, kamu tak merasa sendiri. inilah sebuah buku yang akan menjadi teman kala hatimu sedang tidak baik-baik saja. Tabahlah.

- - - - - - - - -

Awal aku membaca ini, aku kira ini adalah buku puisi. Eh, di beberapa halaman selanjutnya ada cerita pendeknya. Ini sih lebih mirip sebuah diary. Diary patah hati.

Buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Bab 1nya adalah Balada, Patah Hati, Kotak Pesan, bab 2 adalah Melepaskan atau Dilepaskan, dan bab terakhir Menceritakan Kesedihan. Di setiap babnya akan ada sepenggal puisi, dan juga cerita pendek, serta bagaimana perasaan penulisnya.

Aku suka dengan konsep penulisannya, tidak panjang, tapi sampai di aku. Beberapa kali aku terhanyut saat membaca penggalan puisinya. Diabaikan orang yang pernah kita sayangi sepenuhnya itu, nggak pernah enak. Melepaskan mereka, melihat bahwa ternyata mereka baik-baik saja tanpa kita, itu menyesakkan.

Tapi nyatanya, pelan-pelan sambil jalan, kita bisa juga kok seperti mereka. Bisa kembali lagi seperti dulu tanpa perlu kesakitan lagi, nggak perlu overthinking berlebihan memikirkan bahwa itu adalah kesalahan kita.

Awalnya aku mengira, tabah seperti tanah basah oleh hujan itu maksudnya kita pokoknya harus nerimo apapun yang terjadi dalam hidup kita. Yang penting kita sudah menjalaninya dengan baik. Tapi ternyata bukan begitu. Tabah dan tetap menjalani hidup, berhenti bila memang dibutuhkan, tapi tetap jalan maju ke depan.

No comments:

Post a Comment