Sunday, April 30, 2023

[REVIEW] >9SR

>9SR
Huning Margaluwih
26 Parts on Cabaca — Ending

"Salah satu cara termudah untuk memprediksi bencana adalah dengan memperhatikan perilaku hewan di sekitar kita."


B L U R B

Idris Adiwangsa ditemukan gantung diri di kediaman pribadinya, polisi pun menyatakan bahwa ini adalah peristiwa bunuh diri. Suatu hari, Yodha—anak Idris—didatangi oleh dua orang anak Basudewa yang menuduh Idris telah menculik ayah mereka. Karena Basudewa menghilang tepat setelah menerima email rahasia dari Idris.

Fenomena alam semakin sering terjadi dan seolah tak satu orang pun yang benar-benar peduli—ini biasa, Indonesia dengan geografisnya. Sampai tsunami besar melanda Indonesia, Jakarta tenggelam, mayat mengapung di sana-sini dna mereka harus bertahan di benda-benda yang tersangkut selama berhari-hari tanpa makanan dan minuman.

Apakah yang terjadi antara Idris dan Basudewa? Adakah rahasia yang diketahui keduanya terkait bencana alam dahsyat yang melanda Indonesia?
 
- - - - - - - - - -
 
Kehilangan ayah memang bukan hal yang mudah bagi Yodha. Selama ayahnya hidup, Yodha selalu berada di dekat ayahnya. Memahami apa yang dikerjakannya setiap hari, mendengarkan ayahnya bercerita tentang pekerjaannya membuat Yodha merasa senang. Kematiannya secara mendadak, membuat Yodha dan ibunya kehilangan pegangan. 
"Kalian punya keinginan melindungi satu sama lain, kan? Keterbatasan bukan halangan untuk bermimpi, menurutku jadi polisi butuh keberanian dan Andhien udah mutusin untuk jadi berani. Kalo jadi polisi, dia pasti jadi polisi keren."
Kedatangan dua anak yang tak dikenalnya, dan mereka menanyakan di mana posisi ayah mereka membuat Yodha kaget. Bagaimana bisa ayahnya berteman dan komunikasi terakhirnya dengan Presiden?

Ketika akhirnya mereka memutuskan untuk mencari tau apa yang terjadi dengan ayah mereka masing-masing, keadaan tidak terkendali, bencana alam terjadi di mana-mana.


Ketika memutuskan untuk baca novel ini, aku nggak ada ekspektasi apa-apa. Yang jelas, aku cuma mau menikmati novelnya aja, karena kukira ini berkaitan tentang kematian dan bencana alam. Tapi kok ternyata, ceritanya MENARIK BANGET!

Pas awal baca, sudah dibuka dengan adegan pembunuhan, ada bagian presiden dan salah satu orang yang bekerja di BMKG. Kukira, ini karena membahas tentang politik dan ada tindak korupsi yang ditemukan di tempat kerja kayak biasanya. Eh ternyata enggak. Lebih complicated daripada itu.

Bencana alam yang terjadi secara mendadak, cukup aneh. Di beberapa titik, dengan guncangan gempa dan datangnya tsunami ke Jakarta, ini beneran bikin aku shock sih. Meskipun udah tau juga kan kalau Jakarta ini sebenernya daerah yang rawan, dan sejak aku SMP atau SMA, emang udah diwanti-wanti gitu.

Selama baca, aku tuh nggak brenti-brenti untuk tarik napas yang dalam dan ikut deg-degan bareng sama Yodha cs. Cara mereka menanggapi bencana. Apalagi ada empat cewek yang perlu dijaga. Nggak gampang kan?

Dalam perjalanan menyelamatkan diri dan bertemu orang tua masing-masing pun, ada aja hambatannya. Kerasa banget sampe pembaca!

Kalau inget tsunami tahun 2004, ya kurang lebih kayak gitu deh. Nggak ngebayangin kalo sampe terjadi lagi di Indonesia.


From the book...
"Almarhum ayah saya sering berpesan untuk selalu waspada jika ada gempa kecil, karena bisa jadi itu adalah pertanda datangnya gempa susulan yang lebih besar, Pak."

"Sebelum menyalahkan diri sendiri, sesekali coba ingat kembali hal terbaik yang sudah kita coba untuk lakukan."

No comments:

Post a Comment