The Supernumerary Project
Aranindy
Clover
362 Halaman
"Meski dibenci, tokoh antagonis biasanya dipertahankan sampai akhir demi menambah keseruan cerita. Karena tujuan lo cepat-cepat out, lo harus menghindari peran ini juga."
B L U R B
The Chosen One (TCO) adalah program dating show yang mempertemukan seorang eligible bachelor, Aydan Dirgantara, dengan 30 orang wanita cantik yang berusaha mendapatkan hatinya.
Sayangnya salah satu kontestan yang akan berpartisipasi tiba-tiba mengundurkan diri. Dalam keadaan terdesak, Rayne Madaharsa harus menjadi kontestan pengganti dengan menjalankan strategi dari Gisel, yaitu The Supernumerary Project.
"Terus gue mesti gimana dong, Gis?"
"Gampangnya, lo harus berada di kasta terendah, di bawah protagonis, antagonis, bahkan di bawah peran pembantu sekalipun. Tugas lo adalah menjadi peran numpang lewat yang sama sekali nggak memorable."
Dengan 101 trik yang diberikan oleh Gisel, Rayne mulai menjalankan strateginya, menjadi seorang figuran yang tak kasatmata. Namun, apa jadinya jika segala usaha Rayne agar cepat dieliminasi justru menarik perhatian Aydan?
- - - - - - - - - -
Rayne Madaharsa, seorang designer interior yang introvert dan lebih memilih hidup di belakang kamera. Selama ini, akun media sosialnya hanya berisi pekerjaan atau hasil fotonya. Anehnya, Sarah—salah satu produser di Soma TV sekaligus sahabatnya, dan juga Gisella—sahabatnya yang lain, malah menyuruh Rayne untuk ikut dalam program yang sedang digarap oleh Sarah, The Chosen One.
Program dating yang menurut Rayne nggak bakalan cocok untuknya. Sayangnya, Rayne terpaksa harus menjalani ini karena terdesak. Berbekal 101 trik yang diberikan oleh Gisel, Rayne masuk ke program TCO dan berusaha untuk jadi orang yang biasa-biasa aja, supaya dia bisa segera tereliminasi.
"Ramah, perhatian, mau mendengar, dan menghargai pendapat orang lain—siapa pun bisa melakukan apa yang dilakuin Aydan, tapi karena kebaikan-kebaikan kecil semacam itu mungkin jarang kita temui sehari-hari, kita jadi menganggap dia sebagai pahlawan yang sempurna." P. 212
Aydan Dirgantara, memutuskan untuk ikut dalam dating show yang menurutnya udah nggak jaman tahun ini. Desakan ibunya dan jaminan bahwa nggak ada setingan—alias Aydan bisa memilih sendiri siapa yang layak dipertahankan dan nggak, membuat dia akhirnya menyetujuinya.
Saat melihat video perkenalan diri para pesertanya, nggak ada yang membuatnya tertarik. Dia melihat semua perempuan mengagumi dirinya, merasa dirinya cantik dan berharap Aydan akan memilihnya. Anehnya, saat pertemuan pertamanya dengan seluruh peserta, Aydan tertarik pada satu perempuan. Dia selalu terlihat berbeda dari yang lainnya. Tingkah lakunya juga membuat Ayden bertanya-tanya, apa yang sedang disembunyikannya?
Udah lama banget kayaknya melihat novel ini berlalu-lalang di timelineku, tapi baru sekarang aku bacanya. Haha..
Mengambil seting sebuah perusahaan entertainment yang sedang menggodok sebuah acara, buatku ini menarik. Pas awal aku baca, kukira ini tuh bakalan kayak Take Me Out gitu. Anak tahun 90an pasti tau dong acara ini? Ajang pencarian jodoh yang menurutku paling oke pada masanya. Nah, kalo TMO, seingatku cuma sekadar milih, terus habis itu udah, nggak ada kegiatan apa-apa lagi ya. Di TCO beda.
TCO ini menurutku gabungan dari TMO dan The Brothers. Jadi para peserta tuh dikumpulin dalam satu rumah, nggak boleh bawa alat komunikasi, ada jadwal sendiri, dan makin akrab gitu antar peserta. Karena nggak ada yang dilakuin lagi, pasti peserta mulai membuat pertemanan atau geng-geng gitu kan? Di sini juga sama. Semakin panas dengan adanya geng yang mulai nggak suka satu sama lain. Ada aja pokoknya yang dikomentari.
Waktu awal baca, jujur aja aku tuh nggak ada ekspektasi apa-apa. Aku cuma tau kalo novel ini pasti ada romancenya, yang bisa kutebak sih cinta lokasi. Tapi gimana caranya, aku nggak tau. Selama baca tuh jadi menyenangkan banget, apalagi saat Rayne berusaha untuk menjadi biasa-biasa aja. Masalahnya, saat dia jadi biasa-biasa aja, dia tuh malah keliatan banget! Gemes banget aku tuh sama Rayne.
Aydan menurutku karakter yang menarik. Dia ini orang yang perhatian sampai ke detail gitu, hal yang mungkin terlewatkan sama orang lain, tapi dia enggak. Selain itu, Aydan ini nggak ketebak! Kalo ngomong tuh suka setengah-setengah, bikin orang jadi penasaran atau salah menilai dia. Rayne buktinya. Beberapa kali dia salah menilai omongan Aydan. Aku juga hampir kecewa sama dia, tapi nggak jadi. Hahaha..
Ini pengalaman baca yang seru sih. Karena kapan lagi baca novel tapi dapet experience kayak nonton di TV? Drama-drama dalam show pasti selalu ada, dan menurutku semakin bikin rame suasananya.
From the book...
"Gue realistis, gis. Opposites attarct? Halah, itu cuma manis di dunia fiksi doang. Realitanya, apa pun yang bertolak belakang pasti lebih banyak crash daripada akurnya. Lo pernah nggak ketemu anak konglomerat nikahin anak pembantunya ala-ala sinetron gitu?" P. 6"That's what I mean, Gis. People tend to be attracted to those who are similar to themselves. Period." P. 6"Kalau cuma gara-gara komentar netizen aja gue sampai depresi, nggak bakalan gue bisa sesukses sekarang, Ray. Omongan mereka nggak ngaruh buat hidup gue." P. 202"Setiap orang menghadapi masalah dengan cara yang berbeda. Kadang klarifikasi justru bisa membuat situasi makin panas." P. 294 to 295
No comments:
Post a Comment