Sunday, October 29, 2023

[REVIEW] Ketika Sukma Terjaga

 

Ketika Sukma Terjaga

Dadan Erlangga

Gramedia Pustaka Utama

328 Halaman

"Dari kejadian ini, aku sadar setiap orang memiliki jatah kebahagiaan dan kesedihannya masing-masing. Orang bilang, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau daripada rumput di halaman rumah kita sendiri. Padahal, sehijau apa pun, itu hanyalah rumput. Untuk apa kita merasa iri? Meratapi sesuatu yang tidak kita miliki tidak lebih baik daripada mensyukuri sesuatu yang kita punya. Bangga menjadi diri kita sendrii adalah salah satu bentuk dari rasa syukur."


B L U R B

Renata Marinka mengalami amnesia akibat kecelakaan. Hidupnya kini bagaikan kepingan puzzle yang berserakan dan penuh misteri. Ia harus mencari tahu kenapa teman-teman sekelasnya dan semua anggota Klub Buku Adikarya membencinya, kenapa mahkluk berjubah hitam dan bermata merah kerap muncul dan membuatnya tak berdaya, kenapa keluarganya semakin aneh dan mencurigakan, serta kenapa semua kejadian misterius itu pada akhirnya bermuara pada satu nama: Sukma.

Dibantu Ramdan si ketua kelas, Rena berusaha menyusun kepingan puzzle itu. Namun, semua misteri tersebut terlalu gelap untuk diungkap. Sampai suatu malam, Rena menerima SMS aneh berisi tautan jangandiklik.net.

Akankah Rena berhasil mengungkapkan semua misteri dalam hidupnya? Dan apakah Rena siap menerima kenyataan saat misteri tergelap itu benar-benar terungkap?

- - - - - - - - - - -

Terbangun dan kehilangan ingatan, memang nggak menyenangkan. Merasa asing di rumah sendiri, ini yang dirasakan Renata. Setelah kecelakaan yang dialaminya, dia masih tidak ingat dengan kejadian sebelum kecelakaan. Saat dia berusaha untuk mengingat pun, kepalanya akan sakit sekali. Anehnya, dia mengalami hal aneh, bertemu dengan sesosok bayangan berjubah hitam. Kembali ke rumah pun bukan menjadi tempat yang aman. Beberapa kali Rena harus merasakan ketakutan karena mimpinya yang aneh dan juga kedatangan beberapa sosok menyeramkan.
"Untuk apa aku harus berbohong, Pa? Hidup dengan ingatan masa lalu yang hilang ini tidak menyenangkan. Setiap kali bertemu orang baru, aku harus berusaha menginat siapa mereka sampai sakit kepala. Setiap kali ada yang bercerita tentang masa laluku yang menyenangkan, aku hanya bisa tersenyum getir karena nggak punya kenangan itu. Dan setiap kali aku bermimpi atau mendapat ingatan tertentu, aku harus berpikir keras untuk memastikan apakah itu bagian dari ingatanku yang hilang, atau cuma mimpi dan ilusi pikiranku. Semua ini benar-benar menyiksaku, Pa."
Kembali ke sekolah, ternyata bukan hal yang bagus juga. Semua teman-temannya menjauhinya, menghindar, seolah-olah dia ini kena kutuk. Hanya Ramdan yang mau mengajaknya ngomong.

Belum lagi beberapa tuduhan yang diberikan padanya. Membuatnya bertanya-tanya, memangnya apa yang dilakukannya sebelum ini? Tak hanya itu, dia juga mulai merasa dejavu dan mengingat sebagian kecil ingatannya dulu. Anehnya, ternyata dia memang sekejam itu dulunya.

Bagaimana cara mengumpulkan kepingan-kepingan kenangan ini?



Bangun dan amnesia ini mungkin harapan untuk sebagian orang ya. Meskipun jadinya kayak orang linglung. Semua juga terasa asing, padahal kita masih di tempat yang sama.

Dari segi alur, ini nggak secepat Rahasia Ayu di series pertamanya. Di buku kedua ini kak Dadan lebih fokus menceritakan tentang kehidupan Renata dan kepingan memori yang muncul perlahan-lahan. Jadi kita juga diajak untuk pelan-pelan memahami kehidupan Renata dan sedikit kehidupan Sukma.

Aku suka cara kak Dadan memasukkan kehidupan Sukma yang sejak awal terasa aneh. Karena Renata tidak mengingatnya sama sekali.

Aku kira mereka berdua ini ada masalah atau malah saling nggak kenal, sampai Renata nggak mengingatnya.

Awal baca, aku merasa heran, apalagi omongan dari ART yang bekerja di rumah Renata yang bilang kalau dia lebih kalem, ya memang kalau amnesia, orang tuh kebanyakan berubah jadi pribadi yang lain ya kan? Tapi setelah sampai ke pertengahan apalagi menjelang akhir cerita, aku tuh kayak, "Ya jelas lah jadi pribadi lain!" Bener-bener di luar nurul yang versi kedua ini.

Setelah membaca, aku jadi mikir, kayaknya menginginkan kehidupan orang lain itu boleh, tapi jangan sampai merugikan orang lain juga. Jadi stalker sampai punya foto aib temennya sendiri juga boleh, tapi ada baiknya nggak usah. Buat apa juga coba? Buatku, buku yang kedua ini nggak terlalu menyeramkan, pelajarannya banyak sekali.
 
 
From the book...
"Sesuatu yang hanya ada dalam pikiranmu tidak akan bisa membunuhmu, kecuali hal itu kemudian mampu menggerakan tubuhmu untuk melakukan tindakan yang membahayakan."
 
"Untuk apa aku harus berbohong, Pa? Hidup dengan ingatan masa lalu yang hilang ini tidak menyenangkan. Setiap kali bertemu orang baru, aku harus berusaha menginat siapa mereka sampai sakit kepala. Setiap kali ada yang bercerita tentang masa laluku yang menyenangkan, aku hanya bisa tersenyum getir karena nggak punya kenangan itu. Dan setiap kali aku bermimpi atau mendapat ingatan tertentu, aku harus berpikir keras untuk memastikan apakah itu bagian dari ingatanku yang hilang, atau cuma mimpi dan ilusi pikiranku. Semua ini benar-benar menyiksaku, Pa." 

"Gue harap lo menyadari kesalahan lo, dan nggak akan pernah mengulanginya lagi ke siapa pun. Inget, Ga, kekerasan nggak bakal bisa menyelesaikan masalah, justru bikin segalanya jadi tambah parah. Kalau lo ngerasa punya masalah sama orang, coba diomongin dulu baik-baik. Cari solusinya dengan kepala dingin dan sebijaksana mungkin. Jangan main hajar sembarangan, apalagi pakai acara ngeroyok segala. Lo bukan prema pasar atau terminal, tapi seorang siswa yang terpelajar."

"Dari kejadian ini, aku sadar setiap orang memiliki jatah kebahagiaan dan kesedihannya masing-masing. Orang bilang, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau daripada rumput di halaman rumah kita sendiri. Padahal, sehijau apa pun, itu hanyalah rumput. Untuk apa kita merasa iri? Meratapi sesuatu yang tidak kita miliki tidak lebih baik daripada mensyukuri sesuatu yang kita punya. Bangga menjadi diri kita sendrii adalah salah satu bentuk dari rasa syukur."

No comments:

Post a Comment