Friday, April 19, 2019

[Review] Falling Domino


Judul : Falling Domino

Penulis : Afy Zia

Penerbit : Gramedia

Tebal : 256 Halaman

"Kamu tahu, Nak? Dunia bakal lebih indah kalau kamu bisa tersenyum. Nenek nggak tahu apa masalahmu saat ini, tapi jangan biarin kesedihanmu mengambil alih kebahagiaanmu. Kamu pasti punya banyak memori indah untuk diingat, bukan?"


BLURB

Dirga benci banyak hal. Dia benci Bram karena telah merenggut mantan pacarnya. Dia benci Rafi karena selalu membuatnya terngiang akan masa lalu. Dia bahkan benci Papa karena tak pernah ada untuknya.

Namun, kecerobohan Dirga menantang Bram membuatnya harus berhadapan pada rentetan peristiwa yang tak pernah dia duga: bertemu cewek bawel bernama Alana, sekelas dengan Rafi yang selalu membuatnya naik pitam, serta bergabung dengan ekstrakurikuler paling beken di SMA Mulia Bangsa.

Seperti kejatuhan domino, satu peristiwa mengantarkan Dirga pada peristiwa baru lainnya. Masalahnya, apakah setiap kejatuhan domino itu akan menuntun Dirga pada peristiwa yang lebih baik daripada sebelumnya? Atau justru malah sebaliknya?

- - - - - - - -

Dirga Alvaro Lazuardi, cowok yang hobi cari gara-gara, suka ngelanggar aturan dan terakhir, tawuran melawan Bram, cowok yang paling dibencinya sejak dia melakukan satu hal yang amat sangat dibencinya. Merusak Fia, mantan pacarnya. Akibatnya, dia terpaksa berada di penjara selama sebulan dan pindah dari Kasa Jaya ke Mulia Bangsa.
"Udah, Raf. Percuma lo ladenin. Mau disuruh minta maaf sebanyak apa pun, kalau hatinya udah sekeras batu sih susah. Sekali batu, tetep aja batu!" — P. 37 to 38
Di hari pertamanya pindah, dia menemukan seseorang yang amat sangat dibencinya, yang membuatnya jadi membenci keadaannya sekarang. Rafi. Yang anehnya, malah sekelas sama dia. Dan di hari pertamanya juga, dia menghajar Rafi habis-habisan sebagai pelampiasan emosinya.

Alana, sosok cewek yang selalu dekat dengan Rafi, yang tidak suka pada Dirga akibat kelakuannya di hari pertamanya masuk yang malah bikin Rafi babak belur. Yang kemudian makin kesel karena dia sekelompok sama Dirga untuk tugas sekolahnya.

Bagi Dirga, kehidupannya yang sekarang ini tergolong menyebalkan, tidak diinginkannya. Hubungannya dengan Sang Ayah juga berantakan, ditambah Sang Ayah malah ingin menikah lagi setelah bercerai, tanpa menanyakan pendapatnya. Belum lagi masalah Rafi dan Bram. Kepindahannya ke sekolah baru ini membuatnya kesal karena bertemu Rafi, sekaligus memunculkan harapan kecilnya dengan diajak masuk menjadi anggota The Fabbler. Apakah Dirga akan berubah menjadi anak yang tidak nakal? Atau malah tetap berbuat onar seperti biasanya?


Novel debutan salah satu Bookstagram yang cukup keren ini! Pas aku dikasih tau kalau ini teenlit aku percaya, habis itu hmmmm... kayaknya ini masuknya ke young adult deh, meskipun batasan umurnya masih di SMA.

Pas awal baca novel ini, cukup bingung. Karena informasi yang didapet patah-patah. Kayak cuma Dirga mukulin Rafi karena masa lalunya, Dirga benci Rafi. Tapi nggak dijelasin, nggak ada flashback juga. Jadi kayak anak ayam kehilangan induknya gitu. Hehehe..

Tapi, pas dipertengahan sampe menjelang akhir, mulai kebuka semuanya, pelan-pelan. Alasan kenapa benci sama Rafi, alasan kenapa Dirga bandel, pun alasan Bram merusak Fia. Cukup rumit untuk urusan anak SMA. Karena waktu aku SMA dulu nggak seribet ini loh! Meskipun pas SMA ada drama cinta-cintaannya. Ini beneran berat kayak kasus bullying kemarin gitu.

Yang aku suka di novel ini, kita diajak untuk belajar berharap, meskipun kita tau harapan itu kecil atau bahkan nggak ada. Sama kayak Dirga, ngerasa hidupnya gitu-gitu aja. Sudah ada 'catatan' dari kepolisian yang pasti cukup menghambat dia di masa depan. Keluarga di rumah juga nggak bagus-bagus amat. Jadi mungkin itu salah satu alasan dia untuk 'cari perhatian' di luar sana. Aku juga suka persahabatan Dirga sama Faris, Fasha dan Raka, kayak apa ya? Mereka tuh solid banget. Nolong temen tanpa minta imbalan sama sekali. Kayak persahabatan cowok pada umumnya, tapi lebih solid gitu.

Quotable :
"Kehilangan orang yang kita sayang memang nggak gampang. Lo mesti menata ulang perasaan lo sambil terus ngejalanin hidup yang mendadak terasa kayak a useless piece of shit. Tapi lo juga mesti inget bahwa berkutat terus-terusan sama perasaan lo yang sekarang dan menutup ahti lo terhadap orang lain nggak akan membuat semuanya jadi lebih baik." — P. 85 to 86

"... jangan sampai patah hati malah membuat lo kehilangan gairah hidup, or worse, mati rasa terhadap perasaan lo sendiri. Kalau memang perasaan lo sekarang ini cuma buat lo sedih terus, apa gunanya dipertahanin?" — P. 89

"Lo tahu? Sepahit apa pun masa lalu, itu akan tetap jadi bagian dari masa lalu. selalu kayak begitu. Dan alih-alih meratapi apa yang udah terjadi, kita harus bangkit dan melihat masa lalu itu sebagai pelajaran. Lo paham maksud gue kan, Dir?" — P. 175

No comments:

Post a Comment