Monday, August 5, 2019

[Review] So I Married A Senior


Judul : So I Married A Senior

Penulis : Arista Vee

Penerbit : Media Kita

Tebal : 328 Halaman

 

"Urusan hati adalah salah satu takdir yang bisa diubah, Ke. Kalau kita mau berusaha."



BLURB

Keyana Marleni—mahasiswi baru yang harus rela menikah muda dengan Jiver Erlangga Ajidarma—Presiden BEM di kampusnya yang digilai banyak wanita.

Sifat Keya yang manja dan Jiver yang cuek mendatangkan konflik yang didasari ego masing-masing. Belum lagi, Jiver ternyata mengidap post-traumatic stress disorder (PTSD) yang membuatnya sering dihantui masa lalu.

Hari demi hari mereka lalui untuk lebih saling mengenal. Sampai akhirnya, Keya menyadari bahwa Jiver menyimpan banyak rahasia dalam hidupnya.

- - - - - - - - -

Keya, seorang mahasiswi baru yang akhirnya harus menikah di usia yang sangat muda dengan seseorang yang tidak dikenalnya. Ditemuinya saja tidak pernah. Anehnya lagi, selama pernikahan terjadi, mereka berdua tidak pernah tinggal berdua dalam satu rumah. Mereka masih tinggal dengan kedua orang tua masing-masing. Bagi Keya, ini merupakan sebuah keberuntungan. Dia tidak harus berperan sebagai ibu rumah tangga yang baik, karena memang dia belum bisa dan belum mampu.
"Setiap manusia pernah bikin salah. Kata Mama, kita nggak boleh terus-terusan menoleh pada masa lalu. Aku mau kamu kayak gitu. Nggak ada satu pun manusia yang nggak bermasalah di dunia ini, Mas. Jadi, berbagilah sama aku kalau kamu ada masalah." — P. 212
Jiver, seorang Pres BEM yang cukup dihormati banyak orang, selain itu, dia juga cukup ganteng. Jadi makin banyaklah orang yang suka sama dia. Sejak awal mereka menikah, keduanya tidak pernah menyatakan status itu terhadap lingkungan sekitar. Nggak ada juga yang mengumumkan secara publik melalui media sosial.

Saat Jiver mengalami kecelakaan karena membantu memperjuangan HAM, akhirnya Jiver dan Keya mulai membuka status keduanya. Baik terhadap lingkungan pertemanan Jiver dan Keya. Hal ini tentu saja membuat gosip, siapa yang menjadi istri Jiver, karena yang anak kampus tau, Jiver bukan orang yang suka menggembar-gemborkan hubungannya. Tak hanya itu saja, Jiver mulai meminta Keya tinggal serumah dengannya, karena satu alasan. Selain itu, ternyata Jiver memiliki hubungan yang tidak baik dengan ayahnya, yang membuat keadaan di rumah Jiver tidak menyenangkan. Belum lagi, Jiver sendiri memiliki masa lalu yang tidak baik-baik saja, yang masih disembunyikannya dari Keya, yang masih membuatnya trauma sampai saat ini. Karena bagi Jiver, hal itu masih belum mampu untuk dibaginya dengan Keya. Lalu, bagaimana hubungan keduanya sebenarnya, apakah masih jalan di tempat atau sudah maju?


Suka banget sama novel ini karena interaksi Keya-Jiver. Keya yang kekanakkan, dan Jiver yang cuek tapi dewasa banget. Kebayang nggak sih, hubungan yang kayak begini. Sebenernya aku kira, hubungan pernikahan mereka kayak di novel lainnya. Tinggal serumah, konflik yang nggak cuma hubungan suami-istri, tapi juga ada kecemburuan sosial lainnya. Tapi ternyata, beda. Beda banget!

Selama baca novel ini tuh bawaannya senyum-senyum terus sambil ngebayangin Jiver yang kadang usil banget. Belum lagi kadang kelakuannya nggak terduga banget. Meskipun cuek, tapi dia peduli banget sama Keya. Sayang banget nih ma cowok yang model beginian. Pengen kukekepin!

Konflik yang mendominasi di sini tuh konflik keluarganya. Apa yang membentuk Jiver sekarang, ya apa yang terjadi di masa lalu. Tapi salut banget sama Jiver, karena dia mau ngubah hal itu buat Keya. Suka sama persahabatan yang ada antara Jiver sama temennya. Gila. Mereka solid banget.

Quotable:
"Rasa sakit itu nggak bisa diukur. Setiap rasa sakit yang datang, rasanya akan berbeda. Kadang bisa saja rasa sakit itu hanya sekilas, atau lama tapi masih bisa disembuhkan. Ada juga rasa sakit yang menetap selamanya." — P. 68

"Kadang, seseorang tidak perlu yang sempurna untuk mencintai." — P. 124

No comments:

Post a Comment