Friday, February 22, 2019

[Review] Alfa dan Omega


Judul : Alfa dan Omega

Penulis : Oda Sekar Ayu

Penerbit : Elex Media Komputindo

Tebal : 307 Halaman

"Kebahagiaan itu bukan dicari, Mega. Kebahagiaan itu ditemukan. Maka itu mendapat kebahagiaan itu anugerah dari Tuhan."


BLURB

Alfa adalah laki-laki pertama yang mencuri hati Omega. Ketika Zeta, adik Alfa sekaligus sahabatnya menentang perasaan Omega, dia menyerah. Sepuluh tahun setelah hari itu takdir mengikat mereka dengan satu kejadian yang terlalu biasa. Karena segala hal yang biasa membuat setiap orang terlena, lupa akan tujuannya dan diam-diam melupakan niatnya. Alfa dan Omega adalah akhir dari sesuatu yang tidak berawal. Atau justru awal dari sesuatu yang tidak berakhir?

- - - - - - - -

Omega Dianbiru, cewek yang memiliki mata biru, kayak bule gitu. Cukup menyenangkan sebagai sahabat dan juga cukup pintar. Berawal dari ajakan mengerjakan tugas Kimia di rumah Zeta, sahabatnya, Omega bertemu dengan Alfa, kakak Zeta yang sejak setahun lalu belajar di luar negeri.
"Eh, tapi lo nggak boleh suka sama kakak gue, ya. Dia udah punya cewek tahu dan ceweknya itu sempurnaaaaa banget. Pokoknya mereka bener-bener pasangan sempurna." — P. 7
Dengan berbekal kata-kata inilah, Omega berusaha menahan perasaannya, agar dia tak jatuh terlalu dalam pada pesona Alfa, yang sejak awal seperti magnet untuknya. Apalagi setelah melihat Alfa yang pernah hancur karena putusnya hubungannya dengan Gema, cewek yang Zeta puja-puja dan selalu cocok bersanding dengan Alfa.

Lima tahun berlalu semenjak kejadian Alfa putus dengan Gema, Omega sudah memiliki hubungan dengan laki-laki yang bisa membuatnya move on. Barry, seorang gitaris band yang cukup terkenal yang memiliki hati yang lembut, perhatian yang selalu tercurah untuk Omega, dan tentu saja, 'obat penenang' untuk Omega, apabila 'penyakit'nya kambuh. Lalu, bagaimana jika Barry melakukan kesalahan kecil dan kemudian membuat Omega jujur terhadap perasaannya selama ini? Dan bagaimana dengan Alfa? Apakah dia akan jatuh pada pesona Omega? Atau Omega tetap saja teman adik kecilnya, mengingat mereka terlalu sering bersama. Katanya cinta bisa tumbuh karena kebersamaan kayak di Pizza Hut kan?


Novel yang aku baca karena aku butuh 'break' dari sebuah novel dengan alur yang cukup lambat. Jujur aja, selama baca novel ini nggak ada ekspektasi apa pun. Termasuk kelakuan Barry yang super sweet dan jauh dari gambaran kalo anak band itu pasti playboy/nakal. Pun dengan Alfa, yang kalo kata orang Jawa tuh, mbulet ae! Terlalu banyak pemikiran terhadap spekulasinya sendiri.

Untuk karakter sendiri, cukup suka dengan karakternya Omega, pemikiran panjang, meskipun kadang labil. Dia ini tipe cewek yang kalo ngbahas masalah apa yang dicintainya, kayak kerjaan dia di KAP misalnya, kalo digambarin di komik-komik tuh matanya kayak berbinar-binar gitu loh. Passionate banget. Dan karakter Barry ini aku paling sukak! Sukak banget malah. Tipe cowok kalem, penyayang dan pengertian banget. Soalnya dewasa banget. Beneran deh, anti drama-drama klub gitu lah si Barry ini.

Entah kenapa kok jadi suka banget sama tulisan kak Oda ya, apa ya? Realistis gitu lah. Bikin kita jadi nyadar kalo emang begitu seharusnya hidup. Kadang kita dipermainkan takdir, kadang kita sok-sokan melawan arus, kadang kita udah pasrah gitu aja.

Quotable :
"Apa ini cinta kalau terus saling menyakiti dan membuat satu sama lain menangis? Beginikah cinta dalam definisi Barry?" — P. 44

"Karena kemenangan bukan tentang dengan siapa kamu menang. Kemenangan adalah tentang bagaimana kamu menang tanpa perlu melukai orang lain. Karena kemenangan dalam hubungan ini berarti tidak ada seorang pun dari mereka yang harus terluka sendirian." — P. 54

"...Bahagia untuk diri sendiri dulu sebelum membahagiakan orang lain." — P. 92

"Jatuh cinta itu nggak sama dengan membina hubungan, Mbak. Putus juga kan bukan berarti udah nggak cinta. Jatuh cinta memang nggak butuh alasan, tapi memulai hubungan tentu harus pakai alasan dan pertimbangan. Memutuskan hubungan apalagi." — P. 111

No comments:

Post a Comment