Tuesday, February 5, 2019

[Review] Di Simpang Jalan


Judul : Di Simpang Jalan

Penulis : Titi Sanaria

Penerbit : Elex Media Komputindo

Tebal : 335 Halaman

"Lo tahu dari awal ini risiko menikah tanpa cinta, kan, Rhe? Saat memulai hubungan dengan laki-laki tanpa berlandasan cinta, kita perempuan yang selalu gampang jatuh duluan. Karena kita menilai semua pakai hati."


BLURB

“Kenapa, sih, lo suka banget nyiksa diri sendiri? Akhir-akhir ini lo negatif dan ini bukan lo banget, Rhe.”

"Sulit buat positif kalau suami lo nggak bisa dipercaya, Bec. Dan brengseknya, lo nggak bisa lantas berhenti mencintainya padahal udah tahu lo nggak bakal mendapatkan apa pun selain sakit hati.”

Dody dan Rhe dipertemukan oleh kehendak masing-masing orangtua. Kesan pertama saat berkenalan biasa-biasa saja, meski Rhe tahu tidak sulit bagi Dody untuk mendapatkan istri tanpa harus melalui perjodohan.

Pada pertemuan kedua, Rhe melakukan kebodohan yang disesalinya. Keisengan memancing amarah mantannya berbuntut pernyataan bersedia menikah dengan laki-laki yang belum benar-benar dikenalinya. Seperti bertaruh di meja judi, kecil kemungkinan pernikahan mereka akan berhasil. Rhe meyakini hal tersebut setelah mendapati beberapa kejanggalan dalam pernikahan mereka. Nahasnya, setelah menyadari bahwa rumah tangga yang tidak dilandasi cinta itu tidak bisa diselamatkan, dia menyesali kenyataan ini: dia sudah jatuh cinta duluan kepada suaminya.

- - - - - - - - -

Rheana, perempuan yang berusia dua puluh delapan tahun yang nggak juga kunjung menjalin hubungan serius dengan laki-laki lagi setelah putus dengan pacar terakhirnya, Ray. Cowok yang meninggalkan dia demi cewek lain. Nah, mulai sejak itulah, Rhe mulai diteror dengan perjodohan yang diatur mamanya. Tapi, selama ini Rhe bodo amat. Ya dia pikir, mamanya bakalan capek dan nggak akan ngejodohin dia lagi. Kenyataannya, mamanya malah makin getol!

"Lo nggak bosan dengan pertanyaan itu? Dia nggak jelek, dan kelihatan jelas kalau dia punya otak. Jadi jawabannya hanya satu. Laki-laki yang patuh sama orangtuanya. Laki-laki yang menyayangi ibunya, pasti mencintai istrinya juga." — P. 39
Dody, anak sahabatnya mamanya Rhe. Good looking, baik, ramah dan juga menyayangi orangtuanya banget. Dan terjebak dalam masa lalu! Ini yang penting. Bagi Becca, sahabat Rhe, nggak masalah kok kalo deket sama cowok yang dijodohin orangtuanya, selama dia masih single dan 'barang'nya bagus, dan sayang sama orangtuanya. Nanti kan seiring berjalannya waktu, dia bakalan sayang juga sama kita. Tapi bagi Rhe, itu jelas masalah. Apa coba yang bikin seorang cowok yang bisa dibilang good looking, tapi malah dijodohin sama ortunya? Tanda tanya besar buat Rhe.

Di tengah kebimbangannya inilah, Ray, si mantan terbusuk, membuatnya mengucapkan sebuah kata keramat yang kemudian jadi boomerang buat dirinya sendiri. Dan sejak saat itulah, dia lebih banyak berpikir, apakah dirinya memang untuk Dody atau bukan. Belum lagi godaan masa lalu yang udah kayak kanker, yang pertamanya nggak keliatan, tapi lama-lama mengganggu juga.


Jujur aja, setiap baca novel kak Titi ini pilihannya ada dua, menangis terharu atau ketawa cekikikan. Dan novel ini adalah pilihan yang kedua. Selalu dibikin ketawa sama kelakuannya Ben-Becca, perdebatan mereka dan juga tingkah laku Rhe.

Awal baca novel ini, aku mikir, Rhe kan nama cowok ya, apa kak Titi ngbahas LGBT apa gimana. Eh pas baca, ternyata cewek. Dan sikap ceweknya ini mirip banget sama aku kalo lagi marahan sama doi, sesarkas-sarkasnya juga. Dody-nya pun, mirip banget sama doi. Sekalem-kalemnya, sabar-sabarnya, keras kepalanya.

Di antara semua novelnya yang pernah kubaca, aku langsung jatuh cinta sama ini sih. Karena selain banyak becandaannya, banyak juga pelajaran yang bisa diambil. Jangan gegabah, itu yang paling penting. Kenapa sih? Ya segala sesuatu yang udah dipikirin baik-baik aja masih melenceng, apalagi yang sambil buru-buru? Kan berabe juga. Apalagi ini juga menyangkut temen seumur hidup. Jangan main-main sama kata-kata pernikahan. Dan jangan nganggep gampang sahabat beda kelamin, apalagi yang pernah diharepin! Katjau men.

Karena diambil dari sudut pandang Rhe, aku jadi kurang tau posisinya Dody kayak apa. Tapi jujur, aku menikmati, mungkin emang center-nya si Rhe. Jadi banyak fokus di Rhe dan segala strugglenya.

Quotable:
"Rhe... Rhe, dengar, aku tahu kamu pasti patah hati dan sedih karena hubungan kita nggak berjalan seperti yang kamu inginkan, karena aku juga merasa kayak gitu. Tapi kamu nggak bisa milih jalan sama laki-laki lain secara acak buat mengobati luka hati kamu." — P. 31

"Menikah dengan seseorang yang udah lama lo kenal nggak jadi jaminan akan berhasil juga, kan, Rhe? Lo perlu waktu lama setelah kenal Ray untuk tahu kalau dia ternyata bajingan. Waktu perkenalan nggak bisa dijadikan ukuran kelanggengan hubungan." — P. 38

"Cinta itu sama seperti perasaan lain, Dy. Marah, kesal, senang, dan sedih. Datang dan pergi. Nggak abadi." — P. 68

"Di dunia nyata, cinta itu terkadang diusahakan, diperjuangkan. Nggak instan kayak mi yang modalnya rebus air doang dua menit. Kalau Dody belum jatuh cinta sama lo sekarang, usaha dong. Jangan lantas menyerah sama Nenek Sihir itu." — P. 171

"Aku nggak suka lihat kamu terluka, Rhe. Apalagi karena aku. Ben benar, aku membuat kamu mengalami banyak hal buruk. Tapi aku nggak bisa melepas kamu. Jangan minta itu dari aku." — P. 305

"Karena pada dasarnya, hubungan itu bertahan karena keteguhan memegang komitmen dan rasa tanggung jawab. Dalam perjalanan pernikahan, cinta yang menggebu perlahan mengendur, dan tersisa hanyalah perasaan sayang yang sifatnya bertahan lama. Cinta yang bergelora akan mengaburkan logika, tapi rasa sayang akan membuat kalian menghargai apa yang kalian miliki dalam hubungan." — P. 310

"Buatku, Rhe. Rumah itu bukan perwujudan bendanya. Rumah itu adalah tempat di mana aku pulang, dan ada kamu di situ." — P. 312

No comments:

Post a Comment