Monday, February 25, 2019

[Review] Antologi Rasa


Judul : Antologi Rasa

Penulis : Ika Natassa

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 337 Halaman

"If you make a girl laugh, she likes you, but if you make her cry, she loves you."


BLURB

Tiga sahabat. Satu pertanyaan. What if in the person that you love, you find a best friend instead of a lover?

K e a r a

Were both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe.
How can we be so different and feel so much alike
, Rul?
Dan malam ini, tiga tahun setelah malam yang membuatku jatuh cinta, my dear, dan aku di sini terbaring menatap bintang-bintang di langit pekat Singapura ini, aku masih cinta, Rul. Dan kamu mungkin tidak akan pernah tahu.
Three years of my wasted life loving you.

R u l y

Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa mungkin satu-satunya momen yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti gue masuk ke ruangan rumah sakit seperti ini dan Denise sedang menggendong bayi kami yang baru dia lahirkan. Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata, "Pak, istrinya sudah sadar," dan bahwa gue bahkan tidak sedikit pun berniat mengoreksi pernyataan itu. Mimpi aja terus, Rul.

H a r r i s

Senang definisi gue: elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue nggak akan pernah tahu. Karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal manis yang gue lakukan dengan perempuan-perempuan lain yang sepanjang sejarah tidak pernah gagal membuat mereka klepek-klepek, ucapan yang harus gue dengar hanya, "Harris darling, udah deh, nggak usah sok manis. Go back being the chauvinistic jerk that I love."
Thats probably as close as I can get to hearing that she loves me.

- - - - - - - -

Menceritakan tentang kisah rumit cinta segitiga yang udah kayak lingkaran setan. Keara mencintai Ruly, tapi sayangnya Ruly mencintai Denise yang terang-terangan nggak bisa digapai kayak ngeliat oase di tengah padang gurun. Dannn.. Harris mencintai Keara. Yang Harris sendiri udah tau kayaknya bakalan sia-sia karena bagi Keara, Harris sekadar teman yang bisa membuatnya tertawa, dan yang selalu ada. Kapan pun dibutuhkan.
"Gue tahu gue pernah bilang yang gue inginkan hanya dia, menatap gue satu detik saja, sebagai laki-laki yang mungkin dia cintai. But for now, this is enough." — P. 40
Satu kejadian di Singapura mengubah segalanya. Kejadian yang kemudian disesali Harris karena kesalahannya, dan tentu saja Keara. Hubungan mereka berdua memburuk. Harris yang masih terus berusaha menghubungi Keara hanya untuk mendapatkan maaf dan mengembalikan hubungan mereka seperti yang sebelumnya. Tapi nyatanya? Sampai menghitung, hari, minggu, bulan dan hampir menjadi tahun, barulah mereka bisa bertemu dan menyelesaikan sedikit permasalahan mereka. Lega? Tidak juga, karena sifat Keara tidak mudah melembut. Lalu, bagaimana cara Harris mendapatkan kembali rutinitas mereka yang dulu? Bagaimana kalau ternyata perlahan Keara juga sudah mendapatkan yang baru?


Novel yang kembali booming bulan ini karena ada filmnya. And yes, alasanku membaca novel ini karena aku adalah tipe yang baca dulu novelnya sebelum nonton filmnya. Biar jadi perbandingan.

Selama baca novel ini, yang kurasakan adalah sedih. Karena alur yang cukup lambat, bikin aku jadi terseret-seret bacanya. Bacaan yang cukup lama kuselesaikan, dan hampir saja kuhentikan. Tapi nggak jadi, karena aku penasaran dengan akhir Keara, Ruly dan Harris. Jujur aja, selama baca itu untuk ke halaman 200an itu kayak merangkak banget. Kayak aku baca tuh cume selembar doang. Padahal aku udah baca berlembar-lembar. Padahal (lagi), di dua novel Ika Natassa yang lain, Critical Eleven sama Divortiare, aku nggak masalah loh. Meskipun alurnya loncat-loncat, maju mundur. Tapi entah kenapa, kok ya nggak bisa tetepan.

Di sisi lainnya, aku salut sama Ika Natassa, di sini dia memerankan jadi empat orang sekaligus, karena sudut pandangnya dari setiap mereka. Keara, Pandji, Ruly dan Harris. Nggak cuma ecek-ecek atau hanya dari bagian luarnya aja. Tapi juga gimana perasaan mereka, konsistennya karakter mereka. Labilnya Keara, galaunya Harris kalau udah sama Keara, Ruly, Denise, semuanya.

Aku belum nonton filmnya sih, jadi aku belum bsia ngebandingin sama filmnya gimana. Jadi ya, soon, aku bakalan nonton filmnya, setelah semua ke-strugle-an tentang bab satu skripsi ini selesai.

No comments:

Post a Comment