Friday, September 13, 2019

[Review] Komorebi


Judul : Komorebi

Penulis : Niken Hergaristi

Penerbit : Basa-Basi

Tebal : 176 Halaman

"Ada hal yang lebih menyakitkan dari gagal menepati janji pada orang lain, yaitu mengingkari janji untuk diri sendiri."

BLURB

"Inget tentang Tessa yang aku ceritakan di bus tadi?"
Kamu tahu bahwa lawan bicaramu mendengarkan walaupun tidak menimpali. Maka kamu melanjutkan,
"Aku membayangkan diriku adalah Tessa. Bedanya, Tessa terkena leukimia sementara aku lupus."

Arimbi tahu usianya mungkin tidak akan lama karena lupus yang dia derita. Tapi sebuah film memantik gagasan baru dalam kepala Arimbi: daripada menangisi takdir, lebih baik dia mempersiapkan diri dan berbahagia sebelum mati. Bersama Kun, orang asing yang Arimbi temui di dalam bus saat keduanya sama-sama membolos, Arimbi ingin membuat hidupnya yang sebentar saja jadi lebih patut dirayakan.

- - - - - - - - -

Kuncoro Gilang atau yang biasa dipanggil Kugi, seorang siswa tinggal kelas yang hidupnya cukup tertekan karena ayahnya yang suka mengkonfrontasi terhadap apa yang dilakukannya. Intinya, apa yang dilakukannya selalu salah di mata ayahnya. Hari itu, dia ingin membolos untuk yang kesekian kalinya, melakukan apa yang dituduhkan ayahnya lagi. Pergi ke pantai adalah tujuannya, bertemu dengan teman lainnya, menghabiskan waktu sampai malam tiba.
"Boleh. Hanya sebentar, kan? Jangan terlalu banyak menyimpan pikiran yang nggak ada untungnya. Lebih baik kamu pulihkan kesehatan bersiap dengan proyek yang ditawarkan Aldo." — P. 72
Arimbi, seorang siswi yang mengalami penyakit lupus. Kegiatan sehari-harinya hanya homeschooling dan menjaga dirinya agar tidak kelelahan. Hari itu Arimbi sedang ingin memenuhi salah satu bucket listnya sebelum meninggal, ya hanya untuk jaga-jaga saja. Mana tau besok dia meninggal, dia tidak menyesal. Saat di terminal, dia menemukan seorang laki-laki seumurannya, Kugi. Arimbi ini sosok cerewet yang bahkan tidak peduli dengan respon Kugi yang kelewat cuek. Malah Arimbi nekad mengajak Kugi memenuhi bucket list bersama.

Arimbi yang bersifat positif dan Kugi yang bersifat negatif seperti saling mengisi satu sama lain. Perlahan, mereka malah saling membantu satu sama lain, saling menguatkan satu sama lain. Ternyata, di balik sifat Kugi yang negatif, dia menyimpan banyak rahasia dan mimpi yang dipendamnya. Bisakah Arimbi membantu mewujudkan hal itu?


Pertama kali dapet novel ini, aku sempet heran, kenapa covernya gambar jamur. Ternyata, ada hal yang bikin cover jamur ini! Kalau aku nggak salah lagi. Aku suka sama tema cerita yang dituliskan di sini. Ngajakin kita supaya nggak mau kalah sama masalah yang kita hadapi. Baik dari sisi penyakit, masalah hidup, atau masalah-masalah lainnya. Selain itu, kita juga diajak berpikir positif. Jangan mikir negatif. Sambat itu boleh, tapi jangan bikin kita berhenti. Jangan bikin kita nyerah untuk menghadapi masalah itu.

Sudut pandang dari novel ini diambil dari sudut pandang Kugi yang menceritakan Arimbi. Jadi harusnya masuk ke sudut pandang orang kedua ya? Nah, untuk alurnya sendiri, maju. Sedangkan untuk latar tempatnya, di Solo, tapi menurutku masih kurang menjelaskan tempat Solonya ini. Cuma beberapa tempat aja yang menunjukkan deket sama Solo.


Quotable:
"Jangan terbeban masa depan. Sama seperti yang kurasakan sejak ketemu kamu, Kun. Aku hanya ingin melakukan yang terbaik untuk sekarang ini. Untuk sekarang ini." — P. 111

No comments:

Post a Comment