Tuesday, October 20, 2020

[Review] Black

 

Judul : Black

Penulis : Ruth Priscilia Angelina

Penerbit : Gramedia

Tebal : 304 Halaman

“Terkadang cinta nggak sanggup membeli masa depan, kita pernah sepakat soal itu, kan?”

 
B L U R B
 
Bagi Inka, menerima lamaran Chesta—tetangga masa kecil yang selalu memberi komentar pedas untuk pakaian serbahitam yang dia kenakan—hanyalah tiket untuk meninggalkan mimpi buruk akan hancurnya sebuah keluarga.
 
Namun, Inka tak menyangka Chesta membawa kenangan-kenangan indah dari masa lalu yang dia tahu takkan terulang lagi. Pemuda itu membuatnya marah sekaligus bahagia, memberi harapan-harapan baru di harinya yang sedih. Chesta membuat Inka kembali jatuh cinta.
 
Akan tetapi, apakah menerima lamaran itu memberikan kehidupan yang Inka mau? Atau dia memang harus menerima kenyataan bahwa tidak semua luka bisa disembuhkan, bahwa Chesta mungkin takkan pernah membalas perasaannya, dan bahwa cinta mungkin tak bisa menyelamatkan dirinya. 
 
- - - - - - - -
 
Inka, seorang anak broken home yang bagi dia, hidup nggak enak-enak amat. Soalnya dia merasa kehilangan sosok Ayah yang dulu selalu ada, dan Ibu yang kadang kelakuannya bikin ngelus dada karena dia nggak peka-peka amat sama Inka. Bagi Inka hidupnya itu udah kayak yaa.. dijalanin ajalah. Nggak ada yang special gitu.
“Tak ada yang seberuntung dirimu.” P. 16
Mengambil Magister Creative Writer di Oxford, Inka kira akan mengubah hidupnya. Ya, minimal dia tidak harus bertemu Ibunya, atau menunggu-nunggu Ayahnya. Tapi nyatanya, di sini dia malah bertemu Chesta Sentanu, tetangga masa kecilnya, dan juga cowok yang sepertinya pernah disukainya.
 
 
R E V I E W
 
Menceritakan Inka yang kekurangan kasih sayang, dan Chesta yang nggak kekurangan kasih sayang, tapi dia nggak begitu deket sama keluarganya. Selama ngebaca ini tuh aku cukup enjoy, malah jatuh cinta banget sama Chesta. Meskipun dia cuek-cuek gitu, tapi dia tuh tipikal orang yang lebih banyak action ketimbang speak. Jadi gampang banget bikin kita jatuh cinta dengan tingkahnya.
 
Untuk masalah di cerita ini menurutku sih relate untuk sebagian anak, apalagi yang broken home. Kekurangan kasih sayang, mencari kesibukan supaya nggak keinget. Tapi aku salut sama Inka sih, dia nggak lari ke hal-hal yang merugikan, kayak narkoba dan sebagainya gitu. Suka juga sama semangatnya, sama cara dia menghormati orangtuanya, meskipun mamanya ngeselin juga.
 
Membaca Inka ini jujur aja membaca karya kak Ruth yang nyenengin. Nggak terlalu banyak emosinya. Paling tenang malah. Meskipun banyak sebelnya Inka, atau tingkahnya Chesta yang kadang bikin emosi jiwa karena seenaknya sendiri.
 
Menurut kabar, katanya ini ada lanjutannya lho! Nggak sabar banget aku untuk baca lanjutannya. Udah kangen sama Chesta! Haha..


Quotable:
"Terkadang cinta nggak sanggup membeli masa depan, kita pernah sepakat soal itu, kan?" P. 119

"Sementara aku sesungguhnya menyesali penawaran itu. Sudah lama aku berhenti bicara dan berbagi. Melakukan itu sama halnya dengan memberikan hatimu. Dan memberikan hatimu sama seperti menyerahkan senjata pada orang lain yang kapan pun bisa dia arahkan ke kepalamu. Aku sudah pernah dibunuh berkali-kali oleh orang-orang yang kusayangi, dan aku masih bisa merasakan sakitnya." P. 145

"Aku lebih tidak bisa memahami itu. Orang senang menyembunyikan kenyataan untuk keindahan sementara, tanpa sadar itu hanya persoalan waktu. Pada akhirnya realitas akan menghantam dan rasanya akan ribuan lebih sakit karena kau sudah mencicipi kebahagiaan sebelumnya." P. 158

"Maka itu aku meneleponmu tadi! Dan itu membutuhkan keberanian yang kukumpulkan sedikit demi sedikit. Kau berarti untukku, dan beberapa hal terasa sulit ketika kita melakukannya untuk seseorang yang berarti lebih." P. 211 to 212

"Terkadang cinta membuat kta melakukan hal-hal bodoh yang kita anggap benar. Aku mungkin menyakitimu, melukaimu. Tapi aku tidak akan meninggalkanmu diam-diam. Aku berjanji tidak akan menjadi pengecut. Apakah itu cukup?" P. 212 to 213

"Cinta akan menghancurkan segalanya hingga tulang-tulangmu remuk dan kau tertawa-tawa seperti orang gila. Aku tidak mau berakhir seperti ayahku yang mati karena cintanya dipatahkan ibuku." P. 262

No comments:

Post a Comment