Thursday, December 26, 2019

[Review] Lara Miya


Judul : Lara Miya

Penulis : Erlin Natawiria

Penerbit : Falcon Publishing

Tebal : 224 Halaman

"Berubahlah untuk dirimu sendiri, Miya. Ampuni semua kesalahan yang pernah terjadi, terima segala situasi meski terasa pahit."


BLURB

Di pojok selatan Jakarta, kau akan menemukannya. Tempat itu tak sepanas bagian Jakarta lainnya. Langit di sana sering berubah seolah mengikuti suasana hati penghuninya. Kau akan bisa menemukannya dengan mudah. Ada banyak rumah di sana. Orang menyebut tempat itu Blue Valley.

Di Blok Tiga, ada sebuah rumah bernuansa warna tanah. Pemiliknya seorang perempuan paruh baya yang mengoleksi benda-benda antik. Kalau kau ingin menemuinya, sebaiknya datanglah pukul empat. Dia selalu pulang untuk minum teh. Seorang gadis berambut biru-ungu juga tinggal di sana. Miya namanya. Dan mungkin kau sudah menebaknya, mereka tidak akur.

Miya tidak pernah mengira akan tinggal di rumah tantenya yang seperti kamp militer. Beberapa hari sebelumnya, Miya masih punya tempat pulang. Namun, hidupnya luluh lantak seketika. Dan kini, dia harus memunguti kembali puing-puing dirinya untuk kembali utuh.

- - - - - - - - -

Miya, seorang gadis yang bekerja di sebuah agensi digital sebagai social media officer. Pekerjaan yang bagi ibunya menghabiskan waktu lebih dari jam kerja dan membuatnya pulang tidak menentu. Belum lagi kalau ada meeting dengan klien, dia bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Penghasilannya memang cukup menjanjikan. Apalagi mengingat ayahnya yang cukup sering pergi ke rumah sakit, sehingga menghabiskan banyak biaya, hal ini cukup membantu. Tapi sayangnya, dia jadi tidak memiliki banyak waktu untuk dihabiskan bersama ayah dan ibunya.
"Buatmu, semua jadi mudah berkat uang, ya? Kamu tahu apa yang tidak bisa dibeli meski kamu jadi kaya raya? Waktu, Miya. Penghasilanmu memang sangat membantu, tetapi kehadiranmu sudah seperti mahasiswa yang numpang makan dan tidur saja. Kamu kira rumah ini indekos?" — P. 3
Ucapan itu adalah ucapan terakhir ibunya sebelum dia meninggalkan rumah untuk pergi ke Bali. Ucapan dan pertengkaran yang benar-benar terakhir. Karena ibunya sudah tidak akan mengomelinya lagi, tidak ada pertengkaran sebelum dia pergi bekerja dalam jangka panjang. Dan dia juga tidak memiliki rumah untuk pulang setelah bepergian. Rumah yang selama ini ditinggalinya, sudah berubah menjadi abu saat dia pulang tiba-tiba begitu dia menerima kabar buruk dari kerabatnya. Tak hanya itu saja, karena kepulangannya yang mendadak, dia juga kehilangan pekerjaannya karena dianggap kabur dari tanggung jawabnya.

Kehilangan rumah dan keluarga, membuat Miya kacau. Belum lagi kelakuan tantenya yang membuatnya tidak nyaman. Apalagi yang akan terjadi ke depannya?


Membaca Miya bikin aku inget omongan aku duluuuu banget sebelum aku kerja. Kalo bisa, aku kerja nggak jauh-jauh dari orangtua. Tau kenapa? Karena sebanyak apa pun aku punya uang, dia nggak bisa beli waktu yang aku butuhin buat kumpul sama keluargaku. Kalo ada kecelakaan mendadak? Sedih kita, nggak bisa menjaga mereka lebih baik.

Novel ini lebih banyak ngajarin cara memaafkan diri sendiri. Nggak hanya Miya, tapi juga tantenya. Karena mereka berdua memiliki penyesalan terdalam dan nggak pernah menyelesaikannya. Mereka sama-sama butuh teman, tapi nggak tau gimana caranya komunikasi dan menyampaikan keinginan mereka.

Aku suka penggambaran karakter yang ada di sini, realistis banget menurutku. Soalnya setiap orang selalu punya latar belakang tersendiri yang membentuk karakternya yang sekarang. Selain itu, pendalaman pekerjaan keduanya juga cukup jelas dan detil. Keren banget deh! Risetnya mendalam. Masalah yang dihadapi di usaha tantenya Miya, juga cukup seru untuk diikuti! Suka banget!

Quotable:
"Saya tidak mengasihani kamu. Justru saya kagum karena kamu terlihat kuat. Tapi, Miya, ada orang-orang yang juga mau membantu kamu melepas rasa sedih. Meringankan beban yang kamu pikul sendirian." — P. 154

1 comment:

  1. Did you know there is a 12 word phrase you can speak to your crush... that will trigger intense feelings of love and instinctual attraction to you buried within his heart?

    That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, please and guard you with his entire heart...

    12 Words That Fuel A Man's Love Impulse

    This instinct is so built-in to a man's genetics that it will make him try better than before to build your relationship stronger.

    As a matter of fact, triggering this influential instinct is absolutely essential to getting the best possible relationship with your man that the instance you send your man one of the "Secret Signals"...

    ...You will soon notice him open his heart and mind for you in a way he haven't experienced before and he'll distinguish you as the only woman in the universe who has ever truly understood him.

    ReplyDelete