Friday, April 3, 2020

[Review] 35 MM


Judul : 35 MM

Penulis : Lokalpcy

Penerbit : Clover

Tebal : 298 Halaman

"Seenggak suka apa pun lo sama keadaan orangtua lo, semoga lo nggak ngelakuin hal yang aneh-aneh, deh. Lo harus bisa memposisikan diri sebagai anak yang udah dewasa, yang bisa ngerti keadaan orangtuanya."


BLURB

"Pulang gue adalah dia, apa pun yang ada pada dirinya."

Sebagai creative director, Adelardian Muda Gautama menganggap profesionalitas adalah segala-galanya. Semua yang ia lakukan harus terbidik sempurna, presisi, dan tanpa cacat.

Lalu Erisha Annora datang bagaikan noise kamera yang memudarkan bidikan lensa sehingga Adelardian kehilangan profesionalitasnya.

Dalam waktu singkat, Erisha menghapus adikuasa Adelardian sembari menawarkan perasaan.
Meski benar secara logika, jatuh cinta pada Erisha sangat tidak beretika.

Alasannya sederhana: Erisha sudah punya pasangan.

- - - - - - - - - -

Adelardian Muda Gautama, atau yang biasa dipanggil Ale. Perfeksionis, ganteng, tapi sayangnya nggak terjangkau. Selain jadi mahasiswa, dia juga punya kerjaan lain. Memiliki sebuah projek yang sudah berjalan, Lensproject. Di Lensproject, Ale menjabat sebagai creative director. Bagi Ale, pekerjaan ini cukup menyenangkan, bermain dengan kameranya, memperdalam lagi ilmu videografinya, meskipun itu berarti, dia harus rela tugas-tugas kampusnya sedikit berantakan, karena waktunya banyak tersita untuk Lensproject.
"Kalau bukan siapa-siapa, lo nggak bakal sebaik ini ke Erisha." — P. 132
Erisha Annora, seorang model untuk projek terbarunya. Bagi Ale, Erisha cukup profesional, meskipun kadang Erisha bisa bertingkah menjengkelkan. Selain menjengkelkan, Erisha juga suka seenaknya sendiri, mendadak datang iut survei lokasi bersamanya, lalu pergi meninggalkannya saat sudah selesai. Memang bagi Ale bukan masalah besar, tapi dari caranya mengganggu dna berinteraksi dengan Ale dan juga anak-anak Lensporject lainnya, mengingatkan Ale terhadap seseorang yang seharusnya berada di posisi creative director.

Selain ada beban tak kasat mata yang ada di Lensproject, Ale sendiri memiliki masalah di rumah. Rumah yang bagi sebagian orang adalah tempat untuk 'pulang', sedangkan bagi Ale, rumah bukan tempat untuk pulang. Rumah untuk pulangnya hanyalah di kos yang ditempatinya selama ini. Memang, ada masalah apa di rumah Ale? Beratkah? Sampai-sampai dia menghindari untuk pulang?


Pas pertama kali terima novel ini, aku baca blurbnya, aku kira, masalah Ale cuma sama Erisha aja. Tapi pas awal baca, malah udah disuguhin sama masalah keluarganya Ale. Nggak begitu jelas memang. Tapi cukup bikin penasaran dan bertanya-tanya. Tentang Lensproject juga.

Waktu masalah keluarganya dibuka, aku cukup kaget. Soalnya masalahnya sendiri nggak gampang. Mana Ale dan kakaknya juga agak cuek. Jadi ya cukup sedih aja gitu. Sementara di lingkungan pertemanannya Ale sendiri, dia nggak terlalu terbuka ke banyak orang. Ale memang pendiam dan menyimpan banyak rahasia.

Selain masalah yang ada di Ale, masalah juga ada di Erisha. Kalau masalahnya Erisha ini nggak begitu rumit, aku suka sama pemilihan konfliknya, dan kayaknya, semua cewek juga merasakan hal yang sama.

Di sini, aku banyak banget dapet pelajaran tentang komunikasi, apalagi sama keluarga. Sejak dulu, aku tuh emang orang yang family first. Pokoknya, keluarga dulu lah. Meskipun kadang sikap keluarga nggak ngenakin juga. Tapi mereka yang selalu terima kita apa adanya, kan? Ya nggak semua keluarga begitu juga sih tapi. Hehehe.. Sayangi keluargamu, sebelum kamu nanti nyesel karena nggak bisa nunjukin sayangnya kalian ke mereka.

No comments:

Post a Comment