Tuesday, April 14, 2020

[Review] Second Chance


Judul : Second Chance

Penulis : Flara Deviana

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 296 Halaman

"Berjuang akan mudah kalau hati mau memaafkan."


BLURB

Kehidupan Flavia diisi utang tak berujung, kerja dari pagi ketemu pagi. Tiba-tiba dia mendapatkan kesempatan melunasi semua itu ketika ditawari pekerjaan bergaji besar yang tugasnya cuma menjadi pengasuh sepasang anak kembar. Masalahnya, majikan Flavia adalah duda bertato umur 28, berparas dingin, dan galak pada anak-anaknya sendiri. Ketimbang jadi pengacara, majikannya itu lebih cocok jadi mafia.

Raynaldi tidak merasa damai di kantor, apalagi di rumah dengan anak-anaknya yang sering menangis dan buat ulah. Setiap hari, dia menghadapi predikat pernah hamilin anak orang, suami yang gagal, dan ayah yang payah. Tiba-tiba datang pengasuh baru bernama Flavia, yang belum apa-apa sudah bikin banyak aturan tentang bagaimana Ray harus memperlakukan anak-anak.

Flavia mulai menjamah banyak wilayah berbahaya dalam hidup Ray dan bikin cowok itu hampir sinting. Tapi, sialan, tampaknya Ray jatuh cinta pada cewek sok ngatur ini.

- - - - - - - - -

Flavia, si cewek pekerja keras. Kerja apa aja bakalan dia lakuin, asal dia bisa hidup dan melunasi utang-utang yang ditinggalkan mendiang ibunya. Apa aja. Mulai dari jadi baby sitter di sebuah tempat penitipan anak, sampai mengajar anak-anak sekolah. Dia bahkan nggak peduli kalau ke rumah cuma bisa tiduran dan besok harus kerja lagi.
"Hidup memang nggak adil, Via. Adil itu cuma mitos. Kalau hidup memang adil, kamu nggak perlu nanggung utang yang bukan punya kamu. Kamu nggak perlu setop kuliah buat kerja.." — P. 165
Raynaldi, pengacara yang cukup terkenal. Nggak hanya itu aja, di umurnya yang menginjak 28 tahun, dia sudah menyandang status duda dengan dua anak. Menyebalkan? Banget! Apalagi Ray nggak bisa telaten ngurus anak-anaknya. Si kembar yang bagi Ray cukup menyusahkan karena bandeeelll banget.

Dela, sahabat Flavia mencoba membantu Flavia dengan menawarkan pekerjaan jadi pengasuh anak, yang ada di rumah Ray. Awalnya, tentu aja ditolak sama Flavia. Tapi ngeliat gimana cara Ray menghandle anaknya waktu itu, bikin Flavia nggak mau anaknya malah nantinya bete sama papanya sendiri, dan akhirnya mengiyakan permintaan Dela. Lalu, bagaimana dengan pekerjaan Flavia sebelum-sebelumnya?


Baca ini tuh, apa yaaa.. Hmm.. campur aduk. Campur aduknya tuh bukan di bagiannya Flavia, tapi di bagiannya Ray! Kaget nggak tuh? Ternyata, Ray yang sekeras itu, sekaku itu, punya sesuatu hal yang disembunyiin, yang nggak dibagi-bagiin ke orang luar karena itu sisi lemahnya dia. Dia nggak mau sampe ada orang lain yang manfaatin kelemahannya dia untuk ngehancurin dia.

Yang aku suka dari buku ini tuh.. Cukup banyak! Salah satunya adalahhhh.. cara ngurus anak. Ya ampun, ngrayu hati anak kecil itu sebenernya nggak gampang loh. Nggak segampang keliatannya. Meskipun mereka kayaknya cuma ngerengek doang, bandel, susah dibilangin, tapi justru dari situlah, kita seharusnya lebih peka. Apalagi orangtuanya sendiri, harusny lebih tau, anak itu memang beneran nakal, atau cuma cari perhatian aja. Selain itu, aku suka sama Flavia yang berjuang banget buat hidupnya, nggak mau bergantung sama orang lain kalo nggak njedok banget!

Last, menurutku perkembangan kak Flara dalam hal nulis tuh makin bagus. Kalau kalian baca Perfect Illusions, itu gebrakan yang bagus banget. Jujur aja nih. Bener-bener apa yaa.. Kayak keluar dari zona nyaman lah. Aku jadi nggak sabar nunggu novel-novel kak Flara lainnya.


Quotable:
"Kewajiban orangtua nggak melulu soal materi, tapi ada yang lain seperti keberadaan orangtua itu sendiri. Lagian, banyak juga orangtua pakai alasan kerja buat kabur dari rumah, ngelakuin hal yang nggak jelas di luar sana, ujung-ujungnya anak yang dirugiin." — P. 107

"It's ok. Bukan cuma aku yang masih muda, kamu juga masih muda. Dan menjadi orangtua itu nggak ada manualnya. Seumur hidup, itu akan jadi proses trial-error. beberapa kesalahan memang harus terjadi supaya di masa depan kita bisa lebih hati-hati. Sekarang tugas kita adalah pikirin cara memperbaikiya. Sekarang waktu yang tepat buat kamu memaafkan yang sudah lewat, setop berpikir bahwa kamu satu-satunya orang tersakiti." — P. 223

"Hubungan yang berhasil, harus dilandasi saling terbuka dan percaya. Kamu nggak punya semua itu." — P. 246

"Karena lo hidup di masa lalu, Bro. Lo melihat segala sesuatu dari kesalahan dan kegagalan. Lo jadi pesimis menjalani hidup." — P. 266

"Kebersamaan yang paling berharga adalah kebersamaan keluarga." — P. 270

No comments:

Post a Comment