Sunday, May 17, 2020

[Review] Represi

Judul : Represi

Penulis : Fakhrisina Amalia

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 264 Halaman

"Tapi paling nggak, jatuh cintalah dengan orang yang tepat, yang nggak bikin kamu kehilangan sahabat-sahabatmu dan hal-hal yang kamu suka. Yang bisa mendukung kamu, bukannya malah menghalang-halangi kamu."


BLURB

Awalnya hidup Anna berjalan baik-baik saja.

Meski tidak terlalu dekat dengan ayahnya, gadis itu punya seorang ibu dan para sahabat yang setia. Sejak SMA, para sahabatnya yang mendampingi Anna, memahami gadis itu melebihi dirinya sendiri.

Namun, keadaan berubah ketika Anna mulai menjauh dari para sahabatnya. Bukan hanya itu, hubungan Anna dengan ibunya pun memburuk. Anna semakin hari menjadi sosok yang semakin asing. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Anna, hingga pada suatu hari, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang ternyata penuh luka.

- - - - - - - - - -

Anna, seorang gadis yang tidak periang, tapi cukup menyenangkan kalau sudah dekat dengannya. Pendiam, dan juga terdidik dengan keras. Anna tidak boleh cengeng, karena ayahnya nggak suka dengan hal itu, meskipun ayahnya jarang berada di dekatnya, jarang ada di saat-saat pentingnya. Bagi Anna semua itu nggak masalah, toh dia memiliki sahabat yang membuat hari-harinya
"Hubungan dua orang nggak cuma tentang menyenangkan hati orang lain tanpa memedulikan diri sendiri. Ann, aku tahu betapa inginnya kamu ikut lomba ini sejak bertahun-tahun yang lalu. Kenapa kamu mengorbankan keinginanmu sendiri? Kenapa dia melarang kamu?" P. 133
Skylar Hadinata, seorang pemain basket yang berbeda kampus dengannya. Perkenalan mereka berawal dari pertandingan antarkampus yang kemudian berlanjut karena Aldo, pacar Nika, sahabatnya, mengenalkan mereka berdua.

Karena merasa cocok, Anna dan Sky akhirnya pacaran. Anna tentu saja senang, karena Sky memperhatikannya lebih dari yang teman-temannya lakukan, selain itu, Sky juga sering mengajaknya pergi-pergi. Sayangnya, Sky tidak sebaik yang lainnya kira. Sky mulai menjauhkan Anna dari sahabat-sahabatnya, membuat Anna hanya bergantung pada Sky saja. Dan sejak saat itu, semuanya semakin memburuk, karena Anna juga mulai mendebat ibunya. Lalu, kenapa Anna akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya?


Buku yang udah lamaaaa banget pengen kubaca. Jujur aja, awal baca tulisan kak Amalia ini novel Happiness, novel dari seri YARN yang cukup bikin gempar beberapa waktu lalu, soalnya cari bukunya susah! Hehehe..

Kalau di Happiness kemarin kita diajak untuk tahu kisahnya Ceria yang selalu harus mengikuti apa orangtuanya bilang tentang pelajarannya, di sini kita diajak untuk lebih peka sama Anna. Anna yang berhasil memperjuangkan apa yang diinginkannya, membuatnya nggak lagi diatur-atur orangtuanya. Anna yang juga kangen sama kehadiran ayahnya yang bisa dibilang amat kurang sepanjang umurnya sampe sekarang ini, yang meskipun hal ini bisa digantikan dengan keempat sahabatnya yang super menyenangkan. Sayangnya, pacarnya toxic parah, dan malah bikin dia semakin jauh sama sahabatnya.

Jujur aja, baca ceritanya Anna ini keinget temenku sendiri. Pacarnya juga toxic abis. Tapi nggak tau kenapa, dia kayak nggak ada perlawanan gitu. Kayak menikmati gitu ya mungkin. Entah juga.

Aku suka banget sama novel ini. Cara menceritakannya tuh enak banget. Berasa kayak dengerin cerita temen sendiri. Meskipun alurnya maju-mundur, aku nggak kebingungan. Suka sekali. Novel yang kayak begini ini yang kudu banyak dibaca sama anak-anak jaman sekarang. Biar ada gambaran gitu. Mungkin banyak dialami sama anak jaman sekarang, tapi banyak juga atau sebagian dari mereka, nggak tau cara menyikapinya gimana. Selain itu, aku suka sama persahabatan Anna dan teman-temannya, idaman banget. Saling support, apa pun yang terjadi. Nggak gampang menghakimi juga, yang mana jarang banget ditemuin di jaman kayak begini.


Quotable:
"Bagi Anna, yang paling penting adalah mereka baik-baik saja dan saling menjaga. Bersahabat tidak berarti harus selalu bertemu dan menghabiskan waktu bersama Kadang-kadang bersahabat adalah tentng tetap saling menjaga dan mendukung ketika jauh. Bersahabat adalah tentang tetap bisa bertemu tanpa canggung dan seperti tidak pernah berjauhan. Bersahabat itu soal hari, bukan soal fisik." — P. 70

"Hubungan dua orang nggak cuma tentang menyenangkan hati orang lain tanpa memedulikan diri sendiri." — P. 133

"Semua orang membuat kesalahan, dan hampir semua orang pernah membuat kesalahan besar. Kewajiban kita adalah meminta maaf. Sementara memaafkan—atau nggak—adalah hak orang yang kita lukai. Tapi merasa nggak pantas dimaafkan bahkan seblum mencoba meminta maaf? Itu sudah bukan masalah dengan orang lain, Anna." — P. 147

"Bagi sebagian orang, mengekspresikan diri itu gampang, tapi bagi sebagian lagi nggak. Semua emosi yang harusnya keluar itu akhirnya dipendam ke alam bawah sadar dan tanpa kita sadari menjadi racun yang menyerang kita dari dalam diri kita sendiri." — P. 199

"Saya sudah bilang, kan? Jangan terlalu keras sama diri kamu sendiri. Kecemasan adalah sesuatu yang memuat dirimu bekerja keras dan menderita dua kali lipat." — P. 203

No comments:

Post a Comment