Saturday, September 30, 2017

[Review] Mozaik

 

Judul : Mozaik 'Aku, Kamu, Kita, Selamanya'

Penulis : Ita Susanto

Penerbit : Bhuana Sastra

Tebal : 197 Halaman

"Pendamping hidup yang diberikan Tuhan kepadamu adalah yang terbaik bagi dirimu. Kekurangan yang dimiliki pasanganmu jangan dijadikan alasan untuk berpaling kepada orang lain, karena tiap orang pasti memiliki kelemahan di samping kelebihannya.

Dengan tetap berkomitmen untuk setia pada pasangan, percayalah, kebahagiaan dan berkat Tuhan akan selalu menyertai perjalanan hidup rumah tanggamu."


BLURB :

Membangun mahligai pernikahan ibarat menyusun sebuah mozaik. Dua insan manusia adalah kepinga-kepingannya.
Mereka berbeda, tetapi menyatu atas nama cinta yang suci. Namun, akankah mozaik itu akan tetap utuh jika ada orang ketiga?

- - - - - - -
Nia Isadora, seorang wanita yang sudah membangun rumah tangganya sejak sepuluh tahun yang lalu. Sudah dikaruniai seorang anak perempuan lucu bernama Sonya. Sebagai seorang pelukis sekaligus Ibu Rumah Tangga, hidupnya terasa biasa saja. Bahkan ia merasa ada yang kurang karena David, suaminya, sudah tak lagi romantis menurutnya. Kemudian, sesosok masa lalu datang, dan hal inilah yang mengubah segalanya.

Kevin Rujuta. Laki-laki pendiam yang sudah beristri. Namun tak juga kunjung mendapatkan seorang anak, lantaran sang istri, Ashanti, memiliki masalah di kandungannya. Hal ini merupakan hal yang dimaklumi oleh Kevin, sampai dia menemukan salah satu kontak sosial media, Nia. Wanita yang pernah singgah di hatinya.

Mulanya, mereka hanya sekadar chit-chat teman lama, tapi tak ada yang menyangka, bahwa Kevin memiliki obsesi lebih terhadap Nia. Bahkan sampai membuat Nia hanyut dan menghalalkan segala cara untuk menemuinya. Hmm..

Awalnya, kukira ini adalah novel yang bercerita tentang bagaimana seorang wanita yang sudah cukup umur, mau nikah sama pasangannya. Tapi yang nggak kusangka, ternyata dia sudah membangun sebuah keluarga, di mana, keluarga yang cukup bahagia menurutku. Meskipun David kakunya minta ampun, kayak kanebo kering. Hahaha.. Dan aku ngerasa, Nia ini sifatnya kadang kayak anak kecil. Sedikit labil.

Sejujurnya, aku langsung jatuh cinta sama novel ini. Banyakkkkkkk banget pelajaran tentang pernikahan yang bisa kita petik. Kayak yang biasanya mamaku bilang, "Nikah itu nggak sekadar resepsi semalem. Tapi juga kehidupan setelah menikah." Dan yang selalu mamaku tekankan, "Menikah itu bukan berarti seks yang halal. Tapi gimana kamu bertahan dengan pasangan seumur hidupmu. Sematimu. Yang kadang kelakuannya menjengkelkan." Novel ini ngangkat tema perselingkuhan, yanggggg.. masih tabu untuk diperbincangkan di adat timur kita ini. Selingkuh dianggap sebuah aib. Apalagi kalau sampai kebablasan.

Yang jelas, novel ini ngajarin kita, bagaimana cara kita menjaga hati, bagaimana cara kita mempertahankan suatu hubungan, yang kalau menurut ajaran Kristiani itu, menikah sekali seumur hidup. Apa yang dipersatukan oleh Tuhan, tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Sampai maut memisahkan kita. Aku yakin banget, hal ini juga dianut di agama lain, yang meskipun dilanggar sendiri sama umatnya. Selain itu, komunikasi juga penting, karena pasangan kita kan bukan cenayang, yang bisa tau kita maunya apa. Hahaha.. Dan menurutku, novel ini kayaknya dari kisah nyata ya? Atau menurutku aja? Hihihi..

Overall, nggak bosen-bosen aku bilang kalau aku suka sama novel ini. Hahaha.. Beneran bagus, dan nggak nyesel belinya. Meskipun novel ini aku dikasih. Hahaha..

Quotable :
"Namun, bila dalam proses penyusunan kepingan itu tidak kuat, mozaik akan retak. Begitu pula pernikahan. Jika ada celah, pernikahan itu akan rapuh. Kekosongan di dalam hati memungkinkan pasangan untuk mencari orang lain yang dapat mengisi ruang itu. Selingkuh menjadi pilihan. Namun, apakah selamanya selingkuh itu indah?" - P. 8

"Karena, di balik perselingkuhan, pernikahan dipertaruhkan." - P. 8

"Wanita itu merasa terabaikan, menjadi rapuh dan dengan mudah terjerumus dalam perselingkuhan. Kekosongan di hati dan masa penantiannya yang sepertinya sia-sia akan perubahan sikap suaminya itulah yang membuat Nia akhirnya menyambut kehadiran Kevin....." - P. 21 to 22

"Kenikmatan itu hanya sesaat, suatu saat akan berubah jadi penyesalan. Percayalah, selingkuh itu dosa dan nggak pernah mendatangkan kebaikan bagi semua pihak." - P. 77

"Sebagai lelaki dewasa yang bertanggung jawab, harusnya apap pun yang terjadi dalam pernikahanmu kamu nggak boleh berpaling ke lain hati. Itu bentuk pertanggungjawabanmu kepada Tuhan dan manusia. Aku kasih tahu, ya, suami dan istri itu ibarat kepala dan tubuh. Nggak ada kepala yang membenci tubuhnya. Mereka akan saling mengasuh dan merawat." - P. 147 to 148
"Hmmmm.. perasaan mencintai dan dicintai itu nggak lepas dari arti cinta itu sendiri. Cinta itu perasaan yang indah. Cinta itu anugerah dari Tuhan. Tapi cinta itu nggak boleh keluar dari pribadi-Nya yang suci. Kalau penyaluran cinta itu nggak sesuai dengan hakikat kesucian itu sendiri, itu bukan cinta. Itu nafsu. Dan aku rasa, yang sekarang menjeratmu itu nafsu." - P. 148

"Kamu pasti tahu, fungsi kita sebagai suami dalam keluarga adalah sebagai imam. Kita harusnya jadi teladan dan pemimpin bagi istri dan anak-anak kita...." - P. 148 to 149

"Satu hal yang ingin kuingatkan kembali kepadamu, milikilah komitmen kesetiaan yang teguh. Aku adalah pasangan yang telah diberikan Tuhan kepadamu. Ingatlah selalu akan ikrar janji setia yang pernah kamu ucapkan di hadapan Tuhan. Jangan main-main dengan janji itu, karena akan mendatangkan kutukan bila kita melanggar." - P. 194

No comments:

Post a Comment