Judul : Marry Me, Olivia!
Penulis : Gunan Ariani
Penerbit : Stiletto Book
Tebal : 228 Halaman
"Aku emang nggak tahu pasti kapan aku mulai suka sama kamu, cinta sama kamu. Tapi aku tahu pasti hatiku hancur waktu kamu ninggalin aku."
BLURB
"Ya udah."
"Ya udah apa?"
"Kita nikah."
Olivia terdiam beberapa saat. Ia masih bisa mendengar dengan jelas seorang pria sudah melamarnya, lebih tepatnya mengajak menikah, lebih tepatnya lagi, pria itu adalah Christian, sahabatnya.
Olivia pikir, ini harusnya momen yang lucu. Come on! Ini Christian sahabatnya. Yang dilakukan Olivia harusnya memukul lengan Christian dan mereka tertawa bersama atas apa yang dikatakan Christian. Namun, ia justru tidak bisa mengatakan apapun. Christian pun tidak pernah menyangka bisa seberani itu mengajak Olivia menikah. Dan ketika mengingat bagaimana wajah Olivia memandangnya. Christian ingin kembali menarik perkataannya. Tapi ia tidak bisa.
"Ada beberapa hal yang lebih baik dibiarkan terjadi tanpa perlu kita tahu gimana akhirnya nanti, salah satunya ... cinta."
Namun, ternyata, dugaan mereka salah. Banyak sekali hal terjadi di luar bayangan Olivia dan Christian. Belum lagi, tantangan untuk menumbuhkan cinta dalam hubungan mereka. Berhasilkah?
- - - - - - - -
Bercerita tentang Olivia dan Christian. Dua sahabat yang sudah lama berpisah, dan kembali bertemu. Kali ini, mereka berdua lagi dalam Villa di daerah Pecatu, Jimbaran. Mereka sedang menjadi pengawas di acara yang diadakan oleh Danish, adik Olivia. Tapi siapa sangka, justru karena malam itu, mereka berdua malah terjebak dalam keadaan yang bahkan tidak dibayangkan Olivia sebelumnya. Mereka ketahuan tidur berdua! Panik? Jelas. Apalagi dia ditemukan tidur bersama Iyan--panggilan Christian--sahabatnya.
Papa Olivia terang aja takut dong anaknya kenapa-napa, meskipun Iyan udah lama temenan sama Olivia. Selain itu, Olivia sendiri juga tidak keberatan. Mengingat perkataannya sendiri saat berada di Jimbaran.
"..... atau mungkin aku bisa nerima kalau someday aku dijodohin sama Papa. Gimana kalau kamu dan aku, kita nikah aja." - P. 9
Yeah, dan kemudian itu menjadi nyata. Sebenarnya, Iyan sendiri tak masalah. Toh, ia sendiri juga menyukai sahabatnya, selain itu, ia percaya, tumbuh bisa dengan sejalan kebersamaan. Tapi, bagaimana dengan Olivia? Apakah dia bisa? Belum lagi, Rian, sepupu Iyan, yang tiba-tiba datang. Dan merebut semua perhatian Olivia. Apakah Iyan bisa bertahan? Atau Olivia bisa jatuh cinta pada Iyan? Yang selama ini hanya sebatas sahabat yang selalu ada baginya?
Novel ini, asik abis! Meskipun aku sedikit nggak suka sama Olivia ya, karena dia terlalu polos. Jatuhnya ngeselin gitu loh. Trus tiba-tiba ngambek dan labil kayak anak kecil. Dan terakhir, dia nggak peka! Rasanya pengen nabok gitu. Belum lagi Iyan sendiri. Dia tuh jadi orang nggak mau jujur, kalau dia emang ada rasa sama Olivia, ya aku tau sih maksudnya dia baik, dia mau nungguin Olivia sampe nyaman sama dia. Tapi jatuhnya dia yang makan ati kan? Udah gitu, aku bete banget sih, pas Iyan ngajak Olivia married, tapi seenteng ngajak jajan pentol di depan kampus! Aduh, Iyann..
Novel ini nggak ngebosenin, buatku. Meskipun ceritanya klasik, karena ngebahas pernikahan tanpa cinta, pernikahan dengan sahabat. Tapiii.. Kak Gunan berhasil banget loh bikin kita penasaran di setiap lembarnya. Bikin penasaran dengan apa yang bakalan dilakuin sama Olivia, Iyan dan juga Rian. Dan ini beneran recomended abis! Hihihi.. Dan, tenang aja, nggak bakalan ada adegan 18+, jadi aman buat dibaca kids jaman now. Hihihi..
Quotable :
"Ia berpikir sederhana soal cinta, rasa sayang, komitmen, dan lainnya. Makanya, dari pikiran sederhana itu dia berani melangkah buat married sama pasangannya, nggak peduli sama apa yang orang-orang bilang, meski pada akhirnya ia nyakitin keluarganya, toh yang namanya perasaan nggak bisa bohong, kan?" - P. 9
"Kamu tahu Pia, ada beberapa hal yang lebih baik dibiarkan terjadi tanpa perlu kita tahu gimana akhirnya nanti, salah satunya cinta." - P. 22
"Ia tidak pernah menyangka bahwa melamar seseorang bisa membuat perasaannya seperti menaiki roller coaster. Bahkan lebih buruk dari itu." - P. 31
"Hubungan kamu dengan Christian sudah nggak bisa dibilang lagi sebagai sahabat, karena kalian suami istri sekarang." - P. 68
"Ini bukan soal siapa yang lebih besar penghasilannya atau adil nggaknya kita memikul tanggung jawab. Tapi ini masalah kodrat Pia, aku kepala rumah tangga, jadi sudah jadi tanggung jawab aku untuk membiayai sebagian besar, atau bahkan semua keperluan tumah tangga..." - P. 77
"Aku nggak mau ada hal yang terjadi di luar kendali kita berdua waktu kita tidur dalam satu tempat tidur, makanya aku milih untuk tidur di bawah. Dan kita akan tidur bersama sampai kita berdua sama-sama ngerasa nyaman." - P. 79
"How can I trust you? You never trust me, even three years ago, or now. You never give me a chance to tell you the truth, Arlin. Never." - P. 174
"Aku nggak suka Rian merebut perhatian kamu dari aku, aku nggak suka Rian ganggu waktu yang harusnya kamu miliki buat aku, aku.. I know, it's bad. I just getting mad if he see you, calls you, or anything." - P. 193
"Itu karena aku baru tahu kalau dia udah cinta sama aku dari lama dan baru tahu apa yang udah dia lakuin buat aku." - P. 211
"Waktu aku mutusin buat nikah sama kamu, aku udah janji, aku nggak akan pernah buat kamu nangis. Aku akan jadi orang pertama yang hapus air mata kamu, sama seperti waktu kita masih jadi sahabat. Tapi.. pada akhirnya, aku sendiri yang menjadi satu-satunya penyebab kamu nangis Olivia, aku nggak bisa nepatin janjiku." - P. 212
"Ya itu, bunga mawar cantik, kelopaknya mekar, menggoda untuk disentuh, tapi kalau nggak hati-hati bisa ketusuk durinya." - P. 220
No comments:
Post a Comment