Friday, November 10, 2017

[Review] Someday

 

Judul : Someday 'I Choose You'

Penulis : Wiwi Suyanti

Penerbit : Kubus Media

Tebal : 353 Halaman

"'Suatu hari nanti' itu, dimulai hari ini."


BLURB

Seharusnya dari awal Ralf menolak ide sinting William--adiknya yang sakit keras itu--untuk membantu istrinya mendapatkan keturunan. Ini gila. Benar-benar gila. Lebih gila lagi karena saat segalanya sudah terlambat, Ralf justru jatuh cinta bukan kepayang pada Samantha, istri dari sang adik. Apa yang kelihatan di luar sama sekali berbeda dengan apa yang ia rasakan di dalam.

Andai saja ia mengenal Samantha jauh lebih cepat dari adiknya. Andai saja hidup ini tidak terlambat sembilan tahun untuk membawa dirinya pada Sam.

- - - - - - -
Masih tetap dengan Ralf, Willy dan Sam. Tapi kali ini semuanya sudah makin rumit. Belum lagi cinta sudah mulai ikut turun tangan. Tapi Ralf memilih untuk menjauh dari Sam dan Willy, karena ia menyayangi Willy. Oh my God! How lucky ya jadi Willy. Dia begitu ambisius, begitu menjengkelkan, begitu menyebalkan jadi manusia, tapi Ralf masih sayang banget sama dia. Bahkan Sam masih mikir-mikir lagi kalau mau nyeraiin dia.

Emma akhirnya tau, kalau selama ini bukan Ralf yang main belakang sama Sam. Tapi Willy sendiri lah yang nyuruh Sam 'main' sama laki-laki lain yang adalah saudaranya. Dan dengan santainya, Willy playing victim! Kesel banget pastinya. Sekarang dia berusaha untuk memperbaiki semua, tapi karena ambisinya yang terlalu dalam, dia malah emosi dan bikin celaka Sam. Iya, dia malah nyiksa Sam. Dan satu hal lagi yang Sam nggak tau adalah dia hamil anak Ralf. Pertama reaksinya terang aja kaget. Yang kedua, ia berpikir, bagaimana ia keluar dari 'neraka' kecil buatan Willy dan juga pandangan orang terhadap dia dan keluarganya. Baik banget nggak sih, si Sam ini?

Ternyata, nggak ada yang menyangka, di balik semua sikap Willy yang ambisius ini terbentuk karena ucapan alm. ayahnya dulu.
"Kesuksesan telah membuatmu buta. Kamu masih ingat saat Rafael lahir? Kamu menggendongnya setiap hari, mencium dan menyayanginya seperti harta karun. Lalu setelah kariermu menanjak, setelah kamu mendapatkan semua ini, yang kamu butuhkan bukan lain anak baik dan penyayang, kamu lebih butuh anak cerdas yang ambisius sepertimu. Kamu melupakan sebesar apa rasa sayangmu pada Ralf, dan kamu melimpahkan semuanya pada William." - P. 145
Yep, bener banget. Karakter seorang anak itu bentukan sejak kecil. Bagaimana dia dibesarkan di lingkungan keluarganya. Bukannya aku sok, tapi emang itu yang aku rasain. Kalau emang dasar keluarganya udah cuek, maka anaknya pun bakalan cuek. Demikian dengan ambisius. Padahal nggak selamanya dalam hidup itu pekara menang atau kalah. Yang penting malah harus terus berjuang untuk bisa hidup enak dengan cara yang baik.

Karena satu kejadian, orang tua Sam pun akhirnya tau. Papa Sam terang aja kaget. Apalagi anaknya dalam keadaan hamil dan badan penuh dengan lebam. Siapa lagi kalau bukan kelakuan Willy? Menantu yang baginya sudah seperti anak sendiri dan juga cap anak baik. Dan tebak, papa Sam malah nggak marah waktu tau kalau Sam hamil anak Ralf! Mungkin udah bete kali ya sama kelakuan Willy.

Novel yang kedua ini, menurutku lebih baik dari yang pertama. Kenapa? Karena lebh banyak moral yang bisa diambil. Di bagian pertama, anggepannya masih pemanasan dan dirty jokesnya. Di bagian kedua ini, lebih banyak ngremes hati. Dan yang jelas bikin mewek abis! Ya ampun, dan tetep, kita nggak bisa nilai seseorang hanya dari masa lalunya, dari caranya berbicara. Atau bisa dibilang, dari luar. Kita nggak bisa nilai hal itu. Segala sesuatu harus kita nilai secara baik-baik. Last, dalam hidup itu nggak melulu siapa yang menang dan kalah. Buat aku pribadi, dalam hidup itu yang penting prosesnya. Peduli setan sama hasilnya. Karena kita sendiri juga harus menghargai proses. Apalah arti hasil tanpa proses?

Novel ini juga ngajarin kita, gimana cara kita menghargai perempuan, sebagai pasangan. Bukan sebagai mainan, produk dan lain hal yang negatif. Terlebih pelampiasan nafsu. Just don't. Perlakukan wanita baik-baik. Anggap saja dia belahan jiwamu yang lain. Dan selalu merasa cukup untuk apapun yang kita punya. Sesedikit apapun itu. Biar kita nggak selalu merasa kurang dan selalu ingin lebih :)

Quotable :
"Semua orang harus pulang ke rumahnya masing-masing. Cepat atau lambat aku juga harus melakukannya. Dan sekaranglah saatnya aku pulang." - P. 16

"Aku tidak peduli apa yang orang lain lihat. Karena aku hanya butuh satu orang di dunia ini yang bisa melihatku sebagai orang baik." - P. 75

"Tidak peduli kamu bosan mendengarnya tidak, tapi aku harus mengatakan ini. Aku mencintaimu. Hari ini atau esok, dan sampai nanti setelah kamu menua. Kamu selamanya akan menjadi Bu Guruku, gadis yang membuat aku ketakutan setengah mati karena rasa yang menggila ini. Aku tidak pernah merasa sehebat sekaligus selemah ini saat mencintai seseorang. Hanya satu orang, yang membuatku seperti itu." - P. 85

"Tapi cinta orang tua pada anak tidak akan pernah berkesudahan. Akan kekal selamanya. Tidak akan lekang oleh waktu. Sampai hari terakhir mereka menutup mata, mereka akan selalu menjadi tempat bagi anak-anak mereka untuk pulang." - P. 234

"... Laki-laki sejati tidak akan membiarkan perempuan menangis. Ingat itu, Jagoan." - P. 257

"Siapa yang tidak butuh uang? Semua orang butuh uang. Tapi sekali kamu tidak berhati-hati, uang dan kesempurnaan itu akan membuatmu tergelincir jatuh." - P. 275

"Aku akan menghabiskan seluruh hidupku untuk membuatmu bahagia. Aku akan menjadikanmu tujuan hidupku, dan aku tidak akan melupakannya. Mungkin tidak akan ada mobil mewah, Sam ...  atau liburan mahal ke tempat yang kamu ingini. Beri aku waktu, aku akan mengusahakannya. Tapi selain waktu yang aku minta darimu, aku juga minta kamu memberi aku kesempatan untuk hidup bersamamu. Aku dengan segala kekuranganku akan terus berusaha membahagiakan kamu dan orang tuamu. Aku mohon, Sam, beri aku kesempatan untuk menjaga kalian bertiga." - P. 276

"Lebih dari cukup. Kamu lebih dari cukup, Sam. Kamu akan selalu lebih dari cukup." - P. 280

"Kalau nanti kamu cari pasangan, carilah perempuan yang menyayangi orang tuanya. Seperti kamu menyayangi Ibu. Keluarga adalah segalanya, Ralf." - P. 282

"Karena kalau kamu sudah merasa cukup memiliki dia, bahkan lebih dari cukup, berarti dialah alasan mengapa hidupmu sempurna. Dan kamu tidak akan lagi merasa kekurangan." - P. 283

"Tuhan hanya ingin menunjukkan padanya, bahwa malaikat tidak selalu berpenampilan sempurna. Terkadang ia akan hadir dalam sosok yang paling tidak sempurna, untuk memberimu cinta yang paling sempurna." - P. 320

No comments:

Post a Comment