Saturday, November 25, 2017

[Review] Rival Brother


  Judul : Rival Brother

Penulis : Sayfullan

Penerbit : Koloni

Tebal : 280 Halaman

"Buktinya dia tetap saja menungguku untuk menerimanya walaupun aku belum memberikan jawaban atas permintaannya untuk menjadi pacarku di hari hujan itu."


BLURB
Elnino dan Tristan, dua kakak beradik ini harus bersaing untuk mengaklukkan hati Farrah, gadis pemuja zodiak. Sialnya, Tristan harus kalah.

Satu tahun, hubungan Elnino-Farrah mulai masuk ke fase kritis. Elnino muak kehidupannya terlalu diatur peruntungan zodiak. Ketika itu, muncullah Afta, gadis asal Semarang yang sudah lebih dulu diincar Tristan.

Merasa tertantang untuk kembali mengalahkan kakaknya, Elnino bertekad menjadikan Afta sebagai pelarian dari Farrah. Sementara itu, Tristan tidak sudi cintanya kandas lagi karena Elnino. Api persaingan pun membara lebih hebat dari sebelumnya!

Apakah Afta akan diam saja tercebur di tengah badai perang dua bersaudara yang paling populer di sekolah itu? Lalu, bagaimana dengan Farrah? Apakah peruntungan zodiaknya akan lebih baik kali ini?

- - - - - - - -
Bercerita tentang kakak adik yang tidak berjarak jauh. Sebenernya, mereka saling menyayangi loh. Tapi, jangan sampe kalian sebut cewek di depan keduanya! Mereka bakalan langsung bikin perang dunia ke-3! Apalagi bahas masalah Farrah. Si cewek zodiak. Farrah yang dikit-dikit harus liatin zodiak. Ribet banget ya kayaknya. Farrah akhirnya memilih Tristan. Si cowok Capricorn.
"Namaku TRIS-TAN! Aku yakin kita bakal ketemu lagi, Tata!" - P. 34
Setahun kemudian, Afta bertemu dengan Tristan dalam kejadian yang tak terduga di sebuah mall di Semarang. Dan anehnya lagi, Tristan percaya kalau mereka akan bertemu lagi suatu saat, bahkan Tristan berani meneriakkan namanya dan membuat Afta geleng-geleng. Tapi siapa sangka, kalau Elnino pun juga bertemu dengan Afta saat pandakian dasar! Wah, wah, alam memang pinter banget ya mainin waktunya.

Lagi, lagi, alam berkehendak lain. Karena dikucilkan di sekolah Semarang, Afta dan kedua temannya, Mufi dan Ainun, memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Kampung halaman mereka. Sementara Afta ikut bersama teman mamanya. Nggak ada yang nyangka, kalau temen mamanya ini, ternyata mamanya El sama Tristan! Gila-gilaaa.. Permainan takdir banget nggak sih? Kayak dunia tuh nggak selebar daun kelor aja.

Tapi, semuanya nggak berenti di situ. Afta jadi pacarnya Elnino kali ini! Duh, si El menang banyak ya kayaknya. Nggak cuma sampe di situ, masih aja ada beberapa halangan di hidup Afta. Padahal kan niatnya Afta pindah biar hidupnya tenteram. Malah jadi begini. Sedih banget gitu nggak sih? Terus, gimana sama Farrah ya? Apa sih yang bikin dia jadi percaya mulu sama zodiak?

Novel ini ketje abis! Why? Soalnya meskipun ceritanya klasik, yaitu perebutan cewek di antara hubungan kakak adik, tapi kak Sayfullan ngebikin ceritanya nggak tegang kok. Malah diselingi beberapa candaan Elnino yang menurutku emang nggak terlalu serius. Di sini, Elnino tuh orangnya kocak abis. Meskipun kadang dia pake emosinya. Yang aku nggak suka malah Tristan! Duh, maaf-maaf aja, aku nggak suka sama cowok yang kelewat baik. Hahahah.. Selain itu Afta juga. Terlalu baik, dan terlalu sabar. Terlalu banyak mikirin perasaan orang. Padahal, orang lain belum tentu mikirin perasaan dia loh. Yah, emang dunia ini kejam ya. Mau gimana lagi? Hehehe..

Quotable :
"Jangan lupakan antisipasi, Ta. Karena pasti ada kemungkinannegatif dari peluang-peluang positif. Dadu nasib berputar dan bisa saja jatuh di kemungkinan terburuk, bukan?" - P. 35

"Bukankah kebahagiaan itu bergantung dari diri kita sendiri? Bukan orang lain?" - P. 42

"Aku yakin semesta pasti mempertemukan kita lagi." - P. 60

"Tapi, gue yakin, terkadang luka bisa lebih ampuh memberi pelajaran daripada perhatian." - P. 138

"... Kata Nenek, gajah adalah binatang yang paling peka. Dia akan menangis jika teman-temannya bersedih atau terluka. Binatang aja bisa baik seperti itu, masa manusia kalah?" - P. 142

"Rasa takut perlu dilawan. Tapi, cara pertama melawan adalah dengan mengakui diri bahwa kamu memang sedang takut." - P. 173

"Matanya yang sejuk itu mengingatkanku pada hutan. Ya, sekarang aku menemukannya. Damai dan sejuk kala ditatap Tristan seperti aku kembali ke sini." - P. 214

"Aku hanya khawatir kamu benar-benar jatuh cinta sama El. Aku tahu kalian hanya berpura-pura pacaran, kan?" - P. 240

"Kamu anggap aku apa, heh? Kita akan tetap berteman, kok Ta, kamu telah memberikan payungmu kepada Tristan, jadi aku anggap kamu telah memberikan hatimu untuknya. Nah, sekarang bawalah payung ini dan jemputlah gajahmu itu. Tenang saja, aku akan mendapat payung dari perempuan lainnya." - P. 261

"Pernah ada yang bilang, seorang pemberani adalah orang yang mau mengakui kesalahan. Dan sebaliknya, seorang kesatria adalah dia yang sanggup memaafkan kesalahan..." - P. 269 to 270

No comments:

Post a Comment